Kisah 'Penjualan' Alaska oleh Rusia ke Amerika Serikat

Rusia kalah perang dengan aliansi sekutu

Jakarta, IDN Times - Jika di antara kamu ada yang mengira persaingan antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) saat ini sudah terjadi sejak lama, itu tidak sepenuhnya benar.

Sebab pada akhir abad ke-19, Rusia yang saat itu masih dipimpin oleh Tsar Alexander II, memiliki hubungan yang hangat dengan AS.

Rusia dan AS bahkan memiliki "musuh" bersama yakni Inggris.

Karena hangatnya hubungan itu, ketika kekaisaran Rusia kerepotan masalah finansial untuk mendanai perang, mereka akhirnya menjual Alaska kepada AS.

Satu coretan pena dari Tsar Alexander II secara resmi membuat Rusia melepaskan Alaska pada 18 Oktober 1867. Di sisi lain, AS mendapatkan wilayah yang dekat dengan Kutub Utara, meski opini negatif berkembang di media dan masyarakatnya saat itu.

Berikut ini adalah ikhtisar kisah penjualan Alaska oleh kekaisaran Rusia kepada Amerika Serikat.

1. Alaska dibeli dengan kesepakatan jujur antara Rusia dengan AS

Kisah 'Penjualan' Alaska oleh Rusia ke Amerika SerikatNovoarkhangelsk, ibukota Alaska ketika masih jadi koloni Rusia. (Wikimedia.org/Alexander Olgin 1837)

Alaska adalah salah satu negara bagian milik pemerintah federal AS yang terpisah dari negara bagian lain. Dia berada di ujung bagian barat laut benua Amerika dan wilayah itu dipisahkan oleh Kanada.

AS membeli Alaska melalui kesepakatan murni sejumlah 7.200.000 dolar saat itu, dan menurut perhitungan tahun 2020, hanya sekitar 113 juta dolar, setara dengan Rp1,6 triliun.

Tidak sampai 50 tahun kemudian, AS mendapatkan pemasukan yang berkali-kali lipat dari wilayah yang dulunya dimiliki oleh Rusia.

Awalnya, ketika Rusia menawarkannya kepada AS, surveyor yang menaksir wilayah seluas 663.268 meter persegi tersebut, memperkirakan berharga 10 juta dolar. Tapi dengan negosiasi, akhirnya kesepakatan di antara kedua belah pihak tercapai 7,2 juta dolar atau Rp1,6 triliun saat ini.

Pihak Rusia dalam kesepakatan di Washington DC diwakili oleh Baron Eduard de Stoeckl dan AS diwakili oleh Menteri Luar Negeri William Seward.

Tapi yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa kekaisaran Rusia menjual Alaska dan mengapa dijual kepada AS?

2. Kalah perang dengan tiga aliansi raksasa

Kisah 'Penjualan' Alaska oleh Rusia ke Amerika SerikatLembah Bayangan Kematian, salah satu potret paling terkenal dalam Perang Krimea (1853-1856). (Wikimedia.org/Roger Fenton)

Kekaisaran Rusia di era 1800-an adalah salah satu kekaisaran yang memiliki luas wilayah terbesar ketiga di dunia. Dan perang antara negara atau antar kerajaan, saat itu masih sering terjadi.

Rusia terlibat perang dengan tiga aliansi raksasa dan perang itu disebut Perang Krimea. Itu berlangsung antara tahun 1853 sampai 1856. Tiga aliansi raksasa tersebut yakni Inggris, Prancis dan Turki Ustmani.

Beberapa kerajaan atau negara lain juga ikut bergabung seperti Sardinia, Tunisia dan Austria yang mendukung blok aliansi. Sedangkan Yunani ikut bergabung mendukung Rusia.

Rusia membutuhkan banyak sekali uang untuk membiayai perang. Setelah kalah, kekaisaran juga perlu banyak uang untuk membayar hutang dan untuk kembali membangun kekuatan militernya secara cepat.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Rusia menjual Alaska kepada AS. Menurut Russia Beyond, secara resmi serah terima dilakukan di Novoarkhangelsk yang saat ini disebut Sitka.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Kota Barrow Alaska yang Harus Kamu Ketahui

3. Kesulitan untuk melindungi koloni yang jauh

Kisah 'Penjualan' Alaska oleh Rusia ke Amerika SerikatBukti pembelian Alaska oleh Amerika Serikat. (Wikimedia.org/Edouard de Stoeckl and William H. Seward)

Vitus Bering pada tahun 1741 berhasil menyeberangi selat yang menghubungkan benua Asia dengan benua Amerika untuk mencapai Alaska. Selat itu kemudian dinamakan Selat Bering. 

Rusia tertarik dengan wilayah Alaska dan kemudian dikuasai di bawah pengelolaan Perusahaan Rusia-Amerika (RAC). Ketika Alexander Baranov dipercaya untuk mengelola wilayah tersebut, dia menghasilkan 1.000 persen keuntungan dari perdagangan seperti gading walrus, kulit berang-berang dan sumber alam lainnya.

Tapi ketika pengelolaan beralih ke Hagemeister dari kalangan militer, pendapatan menurun drastis dan memaksa ibu kota St. Petersburg memberikan subsidi ke wilayah koloni itu.

Perang Krimea yang membuat Rusia mengeluarkan banyak uang, akhirnya tak mampu lagi membiayai Alaska. Selain itu, antara Alaska dengan St. Petersburg juga jaraknya hampir separuh bumi, sekitar 6.208 kilometer.

Butuh sumber daya besar untuk mendukung pemukiman atau kehadiran militer. Pemukim Rusia sendiri di Alaska tidak pernah mencapai jumlah populasi melebihi 800 orang.

Di sisi lain, pada tahun 1867, Kanada adalah milik Inggris. London dan St. Petersburg dalam ketegangan tinggi setelah Rusia kalah di Perang Krimea.

Selain itu, secara geopolitik, ketika dijual kepada Inggris akan semakin mengancam keamanan kekaisaran. Karena itu, dipilihlah AS sebagai pembeli Alaska.

4. Kebodohan Seward

Kisah 'Penjualan' Alaska oleh Rusia ke Amerika SerikatRudal pencegat yang dipasang di Fort Greely, Alaska. (Twitter.com/U.S. Indo-Pacific Command)

Ketika Alaska dibeli oleh AS, William Henry Seward adalah yang mewakili pemerintah AS. Saat proses negosiasi para birokrat terjadi, opini publik dari dua belah pihak bertentangan dengan rencana kesepakatan jual beli.

Orang-orang Rusia menyayangkan keputusan itu karena mereka telah "membangun peradaban" selama ratusan tahun di Alaska dan sudah menemukan tambang emas.

Sedangkan publik AS, mereka mempertanyakan rencana Seward menguasai wilayah yang dihuni 50.000 orang Eskimo liar, yang minum minyak ikan untuk sarapan. Kongres AS bahkan juga tidak sepakat.

Karena itu, kesepakatan membeli Alaska dijuluki sebagai "Kebodohan Seward."

Tapi Seward berpikir jangka panjang. William L. Iggiagruk Hensley, salah satu keturunan pribumi Alaska menulis di The Conversation, bahwa Seward menyatakan "populasi kita ditakdirkan untuk menggulung ombak tanpa hambatan ke penghalang es di utara, dan untuk menghadapi peradaban oriental di pantai Pasifik."

Menurut lembar sejarah pemerintah AS, 30 tahun sejak Alaska dibeli, wilayah itu tak terurus. Tapi ketika deposit emas besar ditemukan di Yukon pada tahun 1896, orang-orang menganggukkan kepala atas keputusan Seward.

Saat ini, Alaska menjadi salah satu negara dengan pendapatan domestik bruto besar, kekayaan hutan yang menghasilkan dan cadangan energi fosil yang berlimpah. Pada tahun 2020 lalu, PDB Alaska adalah 52.864.000 dolar atau sekitar Rp753,3 miliar.

Secara militer, AS telah membangun beberapa pangkalannya di Alaska. Di pangkalan militer Fort Greely, puluhan silo peluncur rudal dibangun untuk menahan kemungkinan serangan rudal balistik, baik itu dari Rusia atau dari Korea Utara.

Baca Juga: 8 Tempat Terindah di Alaska, Cantik dan Menakjubkan!

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya