Korea Utara Tingkatkan Persenjataan Nuklir

Kim Jong Un sebut AS adalah musuh terbesar 

Pyongyang, IDN Times – Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara (Korut) mengadakan acara Kongres terbesar. Dalam kongres tersebut, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan para pejabat tinggi Korut membuat dan menyampaikan laporan kinerja Komite Sentral Partai.

Dalam kesempatan itu, Kim Jong Un berbicara setidaknya selama sembilan jam. Menurut laman berita KCNA, dalam penyampaiannya Kim Jong Un memberikan penjelasan komprehensif dan analisis mendalam serta meninjau Komisi Sentral Partai ke tujuh. Dia menetapkan garis perjuangan baru serta kebjakan strategis dan taktis untuk membangun negara.

Berikut ini adalah beberapa poin penting yang disampaikan oleh Kim Jong Un dalam acara kongres Partai Buruh terbesar yang dilangsungkan di Korea Utara itu.

1. Amerika Serikat adalah musuh terbesar Korea Utara

Korea Utara Tingkatkan Persenjataan NuklirPemimpin Korut, Kim Jong Un. (twitter.com/Joe Blevins)

Pada hari Sabtu, 9 Januari 2021, Pemimpin Korut dalam ceramahnya di acara Kongres Partai Buruh akan berusaha memperluas persenjataan nuklirnya. Sistem persenjataan yang lebih canggih juga dijanjikan akan segera dikembangkan. Rencana tersebut berkaitan dengan hubungan Korut dengan Amerika Serikat.

Sehari sebelumnya, yakni pada hari Jum’at, 8 Januari 2021, Kim Jong Un dalam sambutannya menyampaikan bahwa Amerika Serikat adalah musuh terbesar Korut. Melansir dari laman Al Jazeera, “kegiatan politik luar negeri kami harus difokuskan dan diarahkan untuk menundukkan AS, musuh terbesar kami dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kami” katanya.

Sekitar dua minggu lagi, Amerika Serikat akan dimpimpin oleh presiden terpilih, Joe Biden. Belum ada tanggapan langsung dari Departemen Luar Negeri AS, atau pun dari juru kampanye Joe Biden. Joe Biden yang akan menggantikan Donald Trump pernah menyebut Kim Jong Un sebagai “preman” dan mengkritik pertemuannya dengan Trump.

2. Mengembangkan persenjataan nuklir

Korea Utara Tingkatkan Persenjataan NuklirKim Jong Un perintahkan para pejabat Korut membuat beragam roket berhulu ledak. Ilustrasi (pexels.com/Pixabay)

Amerika Serikat dan Korea Selatan (Korsel) secara teratur telah melakukan latihan militer bersama-sama di perairan semenanjung Korea. Dalam acara latihan militer tersebut, Korut menganggapnya sebagai bagian dari ancaman dan latihan invasi. Meski begitu, Korsel membantah tuduhan Korut.

Namun kehadiran militer Amerika Serikat di Korea tetap dianggap sebagai bagian dari tindakan permusuhan yang nyata dari negeri Paman Sam kepada Korut. 

Dalam kesempatan penyampaiannya di acara Kongres Partai Buruh ke delapan itu, Kim menjanjikan pengembangan persenjataan yang canggih, termasuk nuklir.

Melansir dari Associated Press, Kim memerintahkan para pejabat untuk mengembangkan rudal dengan bayak hulu ledak, rudal nuklir yang diluncurkan di bawah air, satelit mata-mata, serta kapal selam bertenaga nuklir. Tapi Kim Jong Un mengatakan tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir jika musuh tidak melakukannya terlebih dahulu.

Selain itu, rudal balistik yang sudah ada saat ini diharapkan akan dikembangkan lebih jauh, khususnya dari segi jangkauan. Kim, menyebut harus ada peningkatan presisi terhadap target dalam jarak serangan 15.000 kilometer. Jarak tersebut merujuk antara Korut dengan Amerika Serikat.

Baca Juga: Parlemen Korea Selatan Setujui UU Anti Korea Utara

3. Kemandirian dan Swasembada

Korea Utara Tingkatkan Persenjataan NuklirKemandirian menjadi program ekonomi baru Korut. Ilustrasi (pexels.com/Life of Pix)

Rencana memperkuat sistem persenjataan yang lebih canggih dan mengembangkan persenjataan nuklir Korut adalah bagian dari rencana kerja lima tahun sebagai bagian dari pertahanan nasional. Selain rencana pengembangan persenjataan itu, Kim Jong Un juga menyampaikan rencana ekonominya.

Kim Jong Un masih memberikan tekanan penting dalam rencana ekonominya yakni “kemandirian dan swasembada”. Diantaranya rencana itu adalah pembuatan pabrik baja hemat energi, peningkatan produksi barang kimia, memproduksi lebih banyak listrik dan tambang baru bara.

Selama Amerika Serikat dipimpin oleh Donald Trump, Kim Jong Un sempat merasakan kehangatan hubungan meskipun jalinan itu dimulai dengan perang kata-kata diantara dua pemimpin negara tersebut. Namun kemudian, kehangatan itu pudar juga ketika Amerika Serikat masih memberikan sanksi internasionalnya terkait program nuklir Korut.

4. Siapa yang memimpin, tidak akan berubah

Korea Utara Tingkatkan Persenjataan NuklirJoe Biden, Presiden terpilih AS. (instagram.com/joebiden)

Pyongyang telah mencurahkan banyak sumber daya untuk mengembangkan persenjataannya. Di bawah kepimpinan Kim Jong Un, para analis memperkirakan perkembangan persenjataan semakin pesat. Namun, bencana alam dan virus corona telah banyak membuat Korut kehilangan sumber perekonomiannya karena penutupan perbatasannya dengan Tiongkok.

Ketika saat ini di Amerika Serikat sedang berlangsung transisi pemimpinnya, Kim mengatakan “Tidak peduli siapa yang memimpin, sifat sebenarnya dari kebijakannya terhadap Korut tidak akan berubah” katanyanya seperti dikutip dari laman The Guardian.

Menurut Kim Jong Un, membangun pertahanan nasional itu penting karena dianggap sebagai upaya untuk meraih perdamaian dan kemakmuran. “Kenyatannya, kita dapat mencapai perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea ketika kita membangun pertahanan nasional kita dan menekan ancaman militer AS” katanya dari KCNA yang menayangkan laporan penyampaian Kim Jong Un secara lengkap untuk pertama kalinya.

Baca Juga: 6 Hal yang Tidak Boleh Kamu Lakukan Saat Berkunjung ke Korea Utara

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya