Krisis Ethiopia, Biden Kirim Utusan Bertemu Abiy Ahmed

Rudapaksa terjadi di wilayah konflik Tigray, Ethiopia

Addis Ababa, IDN Times - Perang antara pasukan pemerintah Ethiopia (ENDF) dengan pasukan Tigrayan (TPLF) memang sudah surut. Akan tetapi, krisis kemanusiaan masih mengancam wilayah utara Ethiopia. Pasukan TPLF yang diperangi oleh pasukan pemerintahan PM Abiy Ahmed masih sering terlibat tertempuran di beberapa perdesaan terpencil.

Selain itu, isu pelanggaran hak asasi dan kejahatan kemanusiaan kini semakin santer terdengar. Pasukan ENDF beserta pasukan negara tetangga Eritrea disebut telah melakukan 'genosida' terhadap rakyat Tigrayan. Selain itu, ada juga isu tentang pasukan regional Amhara yang ikut melakukan pelanggaran kemanusiaan terhadap rakyat Tigrayan.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden merasa prihatin atas laporan krisis kemanusiaan yang terjadi di Ethiopia. Pada hari Kamis (18/3), Biden mengirim uturan Senator Chris Coons untuk bertemu PM Ethiopia Abiy Ahmed guna membicarakan krisis kemanusiaan yang terjadi.

1. Biden mengungkapkan keprihatinan mendalam atas krisis Ethiopia dan ketidakstabilan Tanduk Afrika

Konflik yang terjadi di Ethiopia antara pasukan pemerintah ENDF dengan pasukan regional Tigray, TPLF, secara resmi sudah jauh menyusut. Eskalasi militer telah mereda. Namun, konflik masih terjadi di wilayah Tigray. Ancaman pelanggaran hak asasi dan kejahatan kemanusiaan diungkap oleh beberapa temuan media internasional, Amnesty International serta PBB.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Anthony Blinken pernah memberikan laporannya kepada Kongres AS dan menyebut telah terjadi "pembersihan etnis" di Ethiopia. Pihak pemerintah Ethiopia membantah tuduhan tersebut dan bersedia melakukan penyelidikan independen bersama dengan pihak luar.

Namun berdasarkan laporan Menteri Luar Negeri dan komunitas internasional, Joe Biden mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam. Melansir dari laman Associated Press, Biden kemudian mengirim Senator Chris Coons ke Addis Ababa untuk melakukan pembicaraan dengan PM Abiy Ahmed.

Chris Coons memberikan pernyataan bahwa "Amerika Serikat sangat prihatin dengan situasi yang memburuk di Tigray, yang mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan Tanduk Afrika."

Joe Biden juga menekan Abiy Ahmed agar mengeluarkan pasukan Eritrea dan menarik pasukan ENDF dan pasukan regional Amhara untuk keluar dari wilayah Tigray seiring dengan meningkatnya laporan kejahatan perang yang terjadi.

2. Dokter di wilayah Tigray ungkap rudapaksa dilakukan militer Ethiopia dan Eritrea

Baca Juga: Joe Biden Tekankan Pentingnya Indo-Pasifik yang Bebas di Quad Summit

Pemerintah Ethiopia telah berulang kali membantah terjadi pelanggaran kemanusiaan di wilayah Tigray. Pemerintah Eritrea juga berulang kali mengelak bahwa pasukannya berada di wilayah konflik tersebut. Namun dalam penelusuran media CNN, mereka mengungkap kejahatan kemanusiaan yang terjadi dilakukan oleh pihak-pihalk tersebut.

Tim dari CNN mewawancarai korban perang Tigray yang selamat dan mengungsi di Hamdayet, Sudan. Mereka menemukan fakta-fakta yang mengerikan yang diceritakan korban dan dokter yang merawat para pengungsi.

Menurut para dokter, hampir semua wanita yang mereka rawat menceritakan kisah tentang rudapaksa oleh tentara Ethiopia dan Eritrea. Salah satu dokter di kamp pengungsi Hamdayet yang bernama Tedros Tefera menilai bahwa apa yang dilakukan terhadap Tigray adalah proses genosida.

Dokter Tedros Tefera menjelaskan bahwa "para wanita yang telah dirudapaksa mengatakan bahwa hal-hal yang mereka (militer) katakan ketika merudapaksa adalah bahwa mereka perlu mengubah identitas mereka, baik untuk mengampuni mereka atau setidaknya meninggalkan status Tigrinya. Dan bahwa mereka (militer) telah datang ke sana untuk membersihkan mereka, (Tigrayan) untuk membersihkan garis darah."

Salah satu media yang berafiliasi dengan CNN yakni Channel 4 News mengungkapkan kengerian para perempuan yang jadi korban rudapaksa. Salah satu perempuan selamat mengaku ketika bersama lima perempuan lain dirudapaksa oleh 30 tentara Eritrea yang bercanda dan mengambil foto selama serangan itu.

Ibukota Mekelle adalah benteng terakhir TPLF dan kota tersebut jatuh ke tangan ENDF pada akhir November 2020. Namun kekerasan masih terjadi setelah itu. Pihak dari PBB menyatakan bahwa lebih dari 136 kasus rudapaksa dilaporkan di rumah sakit wilayah timur di ibukota Mekelle, Ayder, Adigrat dan Wukro antara Desember 2020 dan Januari 2021.

3. Pasukan regional Amhara ikut bertempur melawan TPLF

PM Ethiopia Abiy Ahmed adalah penerima hadiah Nobel Perdamaian. Namun ia juga pemimpin yang mengirim pasukan militer untuk berperang di wilayah Tigray, melawan TPLF. Strategi yang digunakan oleh pasukan Abiy Ahmed adalah memblokade wilayah Tigray dan memadamkan jaringan telepon serta internet. Media kesulitan untuk masuk ke wilayah tersebut.

Seorang wartawan dari BBC yang bernama Kalkidan Yibeltal akhirnya berhasil masuk ke wilayah Tigray dan mengisahkan pengalaman yang ia lihat. Menurutnya, situasi kemanusiaan di Tigray sangat mengerikan.

Salah satu kota di Tigray utara yang bernama Shire telah menjadi pusat pengungsian. Lebih dari 200.000 orang mengungsi di kota tersebut. Sekolah dan universitas menjadi teater penderitaan yang menampung para pengungsi.

Salah satu pengungsi yang ditemui bernama Atsede Mebrahtom. Dia melakukan perjalanan dari Dansha di barat Tigray ke Shire yang jauhnya lebih dari 300 kilometer. Mebrahtom mengatakan dia melihat mayat tergeletak tanpa terkubur di sepanjang jalan dan jadi sebuah gambaran yang sulit dilupakan.

"Kami tidak bahagia, tapi (beruntung) kami masih hidup. Kami beruntung tidak mati," katanya.

Beberapa korban lain mengaku bahwa mereka diusir dari rumah oleh tentara Amhara. Pemerintah administrasi Amhara menyebut bahwa wilayah itu dulu adalah wilayah Amhara dan direbut oleh Tigrayan.

Meski eskalasi militer telah menyusut, namun sebagian besar wilayah Tigray masih diberlakukan keadaan darurat dengan jam malam malam dan beberapa pos pemeriksaan.

Mereka yang mengurusi pengungsi mengaku telah mendapatkan bantuan dari pemerintah tapi itu belum cukup. Lembaga bantuan kemanusiaan internasional sangat dibutuhkan untuk membantu para pengungsi korban konflik di Tigray.

Baca Juga: Joe Biden Geram Texas-Mississippi Hapus Aturan Protokol Kesehatan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya