Ledakan Bom di Aljazair Tewaskan Warga Sipil

Perang melawan terorisme terus berlanjut 

Aljir, IDN Times – Pada hari Kamis, 14 Januari 2021, sebuah bom meledak di pinggir jalan provinsi Tebessa, sekitar 580 kilometer arah timur dari ibukota Aljir, Aljazair. Ledakan bom tersebut mengakibatkan setidaknya lima warga sipil tewas.

Kementrian pertahanan Aljazair melaporkan insiden memilukan tersebut dan mengatakan bahwa mereka yang meninggal dalam ledakan adalah orang-orang yang berada di dalam sebuah kendaraan.

Pihak kementrian pertahanan tidak memberikan informasi rinci mengenai korban, dan hanya mengatakan bahwa kendaraan tersebut sedang melintas ketika bom meledak.

1. Milisi pemberontak aktif di daerah terpencil

Ledakan Bom di Aljazair Tewaskan Warga SipilIlustrasi ISIS, Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Dalam beberapa tahun terakhir, konflik di Aljazair yang berada di Afrika Utara tersebut telah menyusut. Aksi kekerasan sudah jarang terjadi setelah pihak berwenang mengakhiri perang dengan para kelompok milisi ekstrimis Islam sekitar tahun 2002-2005.

Para milisi yang aktif sejak tahun 1990-an tersebut, telah melakukan serangkaian serangan dan menciptakan konflik di banyak wilayah Aljazair. Sejak tahun 1990-an hingga tahun 2000an, korban meninggal dari konflik tersebut sekitar 200.000 orang.

Menurut kantor berita Reuters, setelah konflik mereda, para milisi beroperasi di wilayah-wilayah terpencil di Aljazair. Mereka adalah beberapa kelompok dari al-Qaeda dan kelompok milisi ekstrimis Islam yang memiliki afiliasi dengan ISIS.

Ledakan bom di provinsi Tebessa pada hari Kamis, sejauh ini belum ada kelompok yang mengklaim telah memasang bom tersebut dipinggir jalan. Namun informasi dari Kementrian Pertahanan Aljazair, bom tersebut adalah sebuah bom rakitan.

2. Perang melawan terorisme masih terus berlanjut

Ledakan Bom di Aljazair Tewaskan Warga SipilPerang melawan pemberontak masih terus dilakukan di Aljazair. Ilustrasi (pexels.com/pixabay)

Meskipun konflik di Aljazair benar-benar sudah kelihatan mereda, namun letupan-letupan kecil konflik antara pasukan militer pemerintah dengan milisi pemberontak kadang masih terjadi. Operasi untuk menyisir anggota milisi pemberontak juga terus dilakukan.

Dalam konferensi persnya, Kementrian Pertahanan selain memberikan informasi adanya ledakan bom yang menyebabkan lima warga sipil tewas, mereka juga mengumumkan bahwa pemberantasan “teroris berbahaya” masih terus berlanjut sebagai “bagian dari perang melawan terorisme” katanya seperti dikutip dari CGTN (14/1).

Operasi pengejaran melawan kelompok yang mereka sebut sebagai teoris, dalam laporan terbaru, militer pemerintah berhasil menemukan senapan mesin ringan tipe RPK, sebuah senapan mesin rancangan Michael Kalashnikov pada awal tahun 1960-an yang dikembangkan sejajar dengan AKM.

Selain itu, pihak militer juga menyita tiga magasin berisi amunisi, sebuah alat transmisi radio, dan dua ponsel. Penemuan tersebut dilakukan ketika operasi penyergapan di daerah Oued Boudekhane di daerah Khencela, sekitar 100 kilometer arah barat Tebessa.

Dalam operasi militer Aljazair itu, seorang pejuang milisi tewas terbunuh. Namun dari pihak militer Angkatan Bersenjata Rakyat Nasional milik Aljazair juga jatuh korban yakni satu personelnya meninggal. Tidak jelas apakah dua informasi—ledakan bom terbaru dan operasi militer tersebut—terkait.

Baca Juga: Aljazair Akan Perketat Kontrol Media Daring di Negaranya

3. Belasungkawa yang mendalam

Ledakan bom rakitan di pinggir jalan di provinsi Tebessa, selain menewaskan lima warga sipil juga melukai tiga orang lainnya. Melansir dari laman Al Jazeera, ledakan bom rakitan terjadi tepatnya di pinggir jalan Oued Khenig menuju Rum dekat distrik yang bernama Telidjane.

Kepala staf Angkatan Bersenjata Rakyat Nasional, Said Chengriha, menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban ledakan. Dia juga mengimbau kepada semua warga untuk “lebih waspada dan menghindari pergerakan di jalur yang mencurigakan, yang diketahui oleh penduduk di wilayah tersebut.

Selama operasi pemberantasan kelompok teroris awal bulan ini, Kementrian Pertahanan menjelaskan bentrok selama dua hari di bagian barat negara tersebut telah membuat enam milisi pemberontak tewas dan tiga tentara Aljazair meninggal.

Pada bulan Desember, seorang sersan staf militer Aljazair meninggal saat bentrok di wilayah Jijel, sebelah timur ibukota. Tiga tersangka milisi pemberontak juga berhasil dibunuh dan seorang teroris berbahaya berhasil ditangkap.

Baca Juga: Aljazair Kecam AS Akui Sahara Barat Jadi Teritori Maroko

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya