Lockdown Dicabut karena Pegawai Pizza Australia Ketahuan Bohong 

1,76 juta warga terdampak kebohongan tersebut 

Canberra, IDN Times – Negara bagian Australia Selatan pada hari Rabu, 18 November 2020 melakukan penguncian (lockdown). Otoritas memerintahkan agar sekolah, pub, toko, pabrik dan restoran takeaway untuk tutup karena lonjakan infeksi virus corona kemungkinan akan meluas. Keputusan tersebut juga membuat pemerintah setempat mendesak 1,76 juta masyarakat Australia Selatan untuk tetap dirumah selama delapan hari.

Akan tetapi, perintah penguncian tersebut dicabut lebih cepat dari yang dijadwalkan. Pelonggaran mulai dilakukan pada Sabtu, 21 November 2020, tiga hari lebih awal ketimbang jadwal yang dijanjikan. Pencabutan penguncian tersebut dilakukan karena salah satu pegawai pizza yang sebelumnya mengaku tertular COVID-19, rupanya berbohong.

Polisi tidak mengidentifikasi pria yang bekerja di gerai Woodville Pizza Bar di Adelaide, ibukota Australia Selatan. Akan tetapi, penduduk Australia Selatan dan para pejabatnya, termasuk Perdana Menteri Steven Marshall, marah. Warganet pun langsung berkumpul di jejaring daring dan mengumumkan boikot terhadap Woodville Pizza Bar.

1. Kemarahan Perdana Menteri Steven Marshall

Lockdown Dicabut karena Pegawai Pizza Australia Ketahuan Bohong PM Australia Selatan lakukan langkah cepat pembatasan karena adanya infeksi baru COVID-19. (instagram.com/steven_marshallmp)

Ketika lonjakan kasus baru infeksi virus corona di Australia Selatan diketahui, sebuah langkah cepat segera dilakukan oleh pejabat. Proses uji dan lacak segera diberlakukan. Ribuan orang segera diuji dan bahkan antrean panjang terjadi di klinik di mana tempat uji berlangsung. Setelah itu, pemerintah Australia Selatan mengumumkan penguncian untuk mengekang infeksi virus corona.

Akan tetapi konferensi pers pada hari Jum’at, 20 November 2020, oleh Perdana Menteri Steven Marshall, mengumumkan bahwa penguncian akan dicabut lebih awal pada hari Sabtu, 21 November 2020 pada tengah malam. Melansir dari The Guardian, pencabutan itu dikarenakan karena tim pelacak kontak mengetahui bahwa salah satu yang dilacak, yakni pegawai pizza, terbukti berbohong (20/11).

Tindakan pegawai pizza itu dinilai egois sehingga menyebabkan situasi yang sulit terjadi di Australia Selatan. Kebohongannya telah menimbulkan pengaruh signifikan terhadap bisnis, individu lain, kelompok keluarga, dan hal tersebut “tidak dapat diterima” kata PM Marshall.

2. Tidak ada hukuman bagi kebohongan

Lockdown Dicabut karena Pegawai Pizza Australia Ketahuan Bohong PM Steven Marshall mencabut penguncian Australia Selatan pada Sabtu malam, tiga hari lebih awal dari yang dijadwalkan. Ilustrasi (instagram.com/steven_marshallmp)

Setelah pengumuman penguncian, Australia Selatan telah melakukan uji secara cepat kepada penduduknya. Hingga hari Jum’at, 20 November, sudah ada lebih dari 19.000 orang yang diuji. Tindakan cepat akibat kebohongan pegawai pizza itu telah membuat Austraia Selatan menembus rekor pengujian terbanyak, yakni 674 tes per 100.000 orang.

Menurut The Guardian, tes terbanyak sebelumnya dilakukan di negara bagian Victoria, dengan capaian tes sebanyak 642 per 100.000 orang (21/11). Pihak kepolisian Australia Selatan mengatakan bahwa pria yang berbohong itu tidak akan menghadapi dakwaan karena “tidak ada hukuman terkait dengan kebohongan”.

Akan tetapi, menurut BBC, di sisi lain akan dibentuk satgas khusus untuk menyelidiki apakah ada hukum yang dilanggar (21/11). PM Steven Marshall mengeluarkan kalimat yang lebih menghukum, dengan mengatakan bahwa “harus ada konsekuensi atas tindakan (berbohong) ini karena kita tidak menginginkan perilaku ini” katanya.

Pada hari Sabtu, 21 November, ada satu kasus baru yang akhirnya menambah jumlah total kasus baru menjadi 26 orang. 5.400 orang diidentifikasi telah melakukan kontak dan berada didekat karantina, sehingga mereka diperintahkan untuk tinggal di dalam rumah, melakukan isolasi mandiri.

Baca Juga: Militer Australia Terlibat Pembunuhan Warga Sipil Afghanistan

3. Tidak ada kompensasi bagi pebisnis yang terdampak penguncian tiba-tiba

Lockdown Dicabut karena Pegawai Pizza Australia Ketahuan Bohong Ilustrasi corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Kantor berita Reuters mengabarkan bahwa PM Steven Marshall mengatakan “Seandainya orang ini jujur kepada tim pelacak kontak, kita tidak akan melakukan penguncian selama enam hari” ujarnya (20/11). Polisi yang melakukan pelacakan dan menginterogasi pekerja pizza itu menemukan kejanggalan informasi ketika melakukan verifikasi dan membandingkan dengan informasi lain yang didapatkan.

Grant Steven, Komisaris Polisi Australia Selatan, menjelaskan bahwa karena ada rasa “tidak puas” terhadap informasi sehingga tim melakukan peninjauan kembali. Mereka mewawancarai pria pekerja gerai pizza lagi yang awalnya hanya mengaku sebagai pembeli tapi rupaya bekerja paruh waktu dalam beberapa shift.

Kebohongan yang menyebabkan Australia Selatan tersebut melakukan penguncian, membuat banyak pebisnis terdampak karena keputusan tiba-tiba. Ketika ditanya apakah pemerintah memiliki solusi untuk memberikan kompensasi kepada pebisnis, PM Steven Marshall mengatakan “kompensasi bukanlah sesuati yang kami pikirkan saat ini”.

Baca Juga: Australia Hadapi 'Situasi Berbahaya' Terkait Lonjakan Infeksi Baru 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya