Maroko Borong Peluncur Roket HIMARS Senilai Rp7,7 Triliun

Negara Afrika Utara pertama yang akan mengoperasikan HIMARS

Jakarta, IDN Times - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) setuju untuk menjual High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) ke Maroko. Nilai penjualan itu mencapai 524 juta dolar atau sekitar Rp7,7 triliun.

Penambahan portofolio persenjataan Maroko, diharapkan dapat fokus untuk melakukan penanggulangan ancaman teroris di wilayah Maghreb dan Sahel. Maroko sendiri secara tertur kerap melakukan latihan militer dengan AS dan merupakan sekutu non-NATO di Afrika Utara.

Baca Juga: Akur, Spanyol-Maroko Kembali Buka Operasi Marhaba 

1. Penjualan HIMARS bertujuan mendeteksi ancaman dan mengontrol perbatasan

Maroko Borong Peluncur Roket HIMARS Senilai Rp7,7 Triliunilustrasi (Twitter.com/US Army Fort Sill)

Dalam siaran pers pada Selasa (11/4/2023), Badan Kerjasama Keamanan dan Pertahanan AS menyampaikan sertifikasi yang diperlukan untuk persetujuan penjualan HIMARS ke Maroko. Departemen Luar Negeri AS mengusulkan kesepakatan penjualan senjata tersebut dan peralatan terkait, untuk meningkatkan keamanan sekutu di Afrika Utara.

Dilansir Fox News, nilai dari kesepakatan penjualan HIMARS itu adalah 542,2 juta dolar atau sekitar Rp7,7 triliun. Kongres AS telah diberitahu kemungkinan besar penjualan tersebut.

Persetujuan penjualan itu, memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan Rabat dalam menghadapi ancaman saat ini dan masa depan. Selain itu, senjata tersebut juga untuk meningkatkan kemampuan Maroko dalam mendeteksi ancaman dan mengontrol perbatasan, membantu menjaga stabilitas dan keamanan regional.

Baca Juga: Maroko dan Israel Sepakat Perkuat Militer dan Cyber Security

2. Upaya memperkuat sekutu non-NATO di Afrika Utara

Maroko merupakan sekutu AS non-NATO di Afrika Utara. Royal Armed Forces, militer Maroko, kerap melakukan latihan bersama dengan pasukan AS, yang fokus utamanya penanggulangan terorisme dan organisasi ekstrem.

"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS dengan membantu meningkatkan keamanan sekutu utama non-NATO yang terus menjadi kekuatan penting bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di Afrika Utara," kata Badan Kerjasama Keamanan dan Pertahanan dikutip The National News.

HIMARS merupakan senjata peluncur roket jarak dekat dan menengah. Senjata itu memiliki rekam jejak yang baik dalam pertempuran, seperti yang digunakan Ukraina saat ini dalam menghalau rudal-rudal Rusia.

Pemerintah Rabat juga meminta pembelian 40 unit rudal taktis, puluhan sistem peluncuran roket rendah, sistem data taktis, kendaraan taktis dan kendaraan lainnya.

Baca Juga: Fakta M142 HIMARS, Senjata Bantuan AS Terbaru untuk Ukraina

3. Negara Afrika Utara pertama yang akan mengoperasikan HIMARS

Maroko Borong Peluncur Roket HIMARS Senilai Rp7,7 Triliunilustrasi peluncuran roket (youtube.com/US Military Power)

Dengan kesepakatan tersebut, kontraktor yang akan terlibat dalam proyek itu termasuk Lockheed Martin Missiles dan Fire Control. Ada juga L3 Harris Communications, Inc dan Raytheon yang terkenal dengan produk rudalnya.

Jumlah HIMARS yang akan dilepas AS ke Maroko sebanyak 18 unit. Al Monitor menjelaskan, penjualan senjata itu akan menjadikan Maroko sebagai operator pertama HIMARS di Afrika Utara.

Di antara negara-negara Arab lain, hanya Yordania dan Uni Emirat Arab (UEA) yang memiliki sistem peluncur roket buatan Lockheed Martin tersebut.

Penjualan senjata AS ke Maroko juga untuk memperkuat negara itu dengan pesaing utama Aljazair yang semakin dekat dengan Rusia. Aljazair tetap menjadi rival utama Rabat di Maghreb karena mereka mendukung kelompok separatis Polisario di Sahara Barat.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya