Memata-matai Pegawai dan Pelanggan, IKEA Prancis Dituntut

Mantan pejabat eksekutif terancam penjara puluhan tahun

Paris, IDN Times - Ikea France, anak perusahaan Ikea di Prancis terlibat dugaan skandal memata-matai karyawan dan pelanggannya. Kasus tersebut dilaporkan oleh serikat pekerja ke otoritas yang berwenang pada tahun 2012 lalu.

Serikat pekerja secara khusus menuduh bahwa Ikea France telah membayar polisi untuk mendapatkan informasi pribadi yang menjadi target sasaran perusahaan. 

Ikea France membantah tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Akan tetapi, induk perusahaan Ikea Swedia telah memecat empat pejabat eksekutif Ikea France ketika jaksa penuntut memulai membuka penyelidikan kasus kriminal tersebut.

1. Ancaman kurungan penjara puluhan tahun

Memata-matai Pegawai dan Pelanggan, IKEA Prancis DituntutIlustrasi Penjara (IDN Times/Mardya Shakti)

Pengadilan di Versailes, Prancis akan menjadi saksi persidangan beberapa mantan pejabat eksekutif Ikea France. Para mantan pejabat perusahaan retailer perabotan rumah tangga tersebut mendapatkan ancaman hukuman penjara karena dinilai terlibat dalam skandal memata-matai pegawainya.

Jaksa penuntut melakukan penyelidikan terjadinya kasus tersebut antara tahun 2009 hingga tahun 2012. Namun penuntut memperkirakan bahwa praktik mematai-matai pegawai itu sudah berlangsung selama satu dekade.

Sistem yang digunakan untuk memata-matai itu dinilai sangat rumit. Namun, melansir dari laman BBC, para terdakwa dituduh dengan tiga tuduhan utama yakni, pengumpulan informasi pribadi secara ilegal, menerima informasi pribadi yang dikumpulkan secara ilegal, dan melanggar kerahasiaan profesional. Tuduhan tersebut membawa hukuman penjara hingga 10 tahun.

Selain mantan pejabat eksekutif Ikea France yang terseret, pihak anggota kepolisian juga diduga ikut terlibat. Mantan direktur manajemen resiko Ikea France yang bernama Jean-Francois Paris dituduh mengirimkan daftar nama untuk diinvestigasi ke penyelidik dengan biaya hingga mencapai 630 ribu euro atau setara Rp10,8 miliar dalam setahun.

Selain itu, perusahaan tersebut diduga mencari akses ke catatan infomasi pribadi tentang staf dan pelanggannya dari database polisi yang menyimpan jutaan nama dan informasi pribadi para penjahat, korban, dan bahkan saksi.

2. Merusak nilai-nilai perusahaan

Data privasi telah menjadi salah satu isu sensitif. Pengumpulan data pribadi tersebut dengan cara curang dan ilegal akan mendapatkan ancaman hukuman yang serius.

Selain para mantan pejabat eksekutif yang terancam hukuman penjara, Ikea France sendiri juga terancam denda 3,75 juta euro atau setara Rp64,3 miliar.

Melansir dari laman Associated Press, pada hari Senin (22/3), perusahaan mengatakan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan otoritas peradilan Prancis dan bahwa kegiatan semacam itu "secara serius merusak nilai-nilai dan standar etika perusahaan."

Dalam salah satu pernyataan, Ikea France mengklaim menangani perlindungan data pelanggan dan pegawainya dengan sangat serius. Pihak perusahaan mengatakan telah menerapkan prosedur kepatuhan dan pelatihan untuk mencegah aktivitas ilegal serupa sejak tahun 2012 lalu.

Baca Juga: Setelah 70 Tahun, Ikea Stop Cetak Katalog Ikoniknya

3. Upaya menyelidiki pegawai yang memiliki mobil mewah

Memata-matai Pegawai dan Pelanggan, IKEA Prancis DituntutSalah satu pegawai yang dimata-matai karena memiliki mobil mewah. Ilustrasi (Unsplash.com/Michael Jasmund)

Kasus dugaan skandal memata-matai pegawai dan pelanggan yang menjerat Ikea France dipublikasikan pertama kali oleh sebuah koran satir Prancis bernama Le Canard Enchaine. Mereka mengaku mendapatkan informasi dari orang dalam Ikea yang mengetahui bahwa perusahaan mengirim surel ke pihak keamanan untuk mengumpulkan informasi pribadi.

Ada beberapa target pegawai yang diselidiki oleh perusahaan. Melansir dari laman The Guardian, salah satu target adalah seorang pegawai yang memiliki mobil BMW Convertible baru padahal gajinya rendah. Target lain dikabarkan seorang anggota staf di Bordeaux disebut sebagai karyawan teladan tetapi tiba-tiba jadi pengunjuk rasa. “Kami ingin tahu bagaimana perubahan itu terjadi,” kata mantan direktur manajemen resiko Ikea France yang saat ini menjadi terdakwa.

Ikea France memiliki sekitar 10.000 pegawai. Perusahaan yang berasal dari Swedia tersebut adalah perusahaan tua yang telah berdiri sejak tahun 1943 yang lalu. Emmanuel Daoud, pengacara Ikea France, mengakui bahwa kasus tersebut telah mengungkap “kelemahan organisasi”. "Apapun aturan pengadilannya, perusahaan sudah dihukum sangat berat dalam hal reputasinya," kata Daoud.

Baca Juga: Tunggu Keputusan Pemkot Tangerang, IKEA Tutup Sementara

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya