Merkel Minta Rusia Tarik Pasukan di Perbatasan Ukraina

Konflik bisa jadi awal & akhir bagi Ukraina sebagai negara 

Berlin, IDN Times - Ketegangan antar negara di Eropa bagian timur kembali terjadi ketika Ukraina menuduh Rusia menumpuk ribuan personel militernya di perbatasan. Ukraina merasa terancam dengan keberadaan pasukan Rusia tersebut.

Sejak tahun 2014, Ukraina telah terlibat ketegangan dengan Rusia karena negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin melakukan aneksasi terhadap Krimea. Kini di timur Ukraina, tempat para separatis Ukraina eksis di daeran Donbass, pasukan Rusia meningkatkan aktivitas militernya.

Pasukan separatis Ukraina yang ada di Donbass telah bertahun-tahun berperang dengan pemerintah Ukraina. Lebih dari 13.000 orang telah menjadi korban. Rusia dianggap memberi dukungan kepada pasukan separatis tersebut.

Dalam ketegangan yang terbaru, Kanselir Jerman Angela Merkel melakukan panggilan telepon ke Kremlin untuk meminta Vladimir Putin menarik pasukannya yang berada di perbatasan Ukraina.

1. Panggilan telepon Angela Merkel kepada Vladimir Putin

Ketegangan di perbatasan Ukraina dengan Rusia telah memicu tindakan-tindakan baru yang mengkhawatirkan. NATO, EU dan Amerika Serikat serta Inggris telah secara terbuka memberikan dukungan tak tergoyahkan atas kedaulatan Ukraina yang merasa terancam dengan kehadiran pasukan Rusia di perbatasan.

Jika NATO, EU dan Amerika Serikat serta Inggris mengirim pasukan ke Ukraina, maka ketegangan tersebut dapat menjadi salah satu episode baru konflik yang membesar dan dikhawatirkan akan terjadi peperangan.

Pada hari Kamis (8/4), Kanselir Jerman Angela Merkel melakukan panggilan telepon kepada Vladimir Putin. Dalam transkip panggilan telepon tersebut, pemimpin dua negara itu membahas "aktivitas militer Rusia yang ada di perbatasan Ukraina."

Melansir dari laman Euro News, pernyataan dari pemerintah Jerman menyebutkan "Kanselir Merkel menyerukan pengurangan pasukan militer untuk mencapai penurunan situasi," di perbatasan.

Vladimir Putin tidak membahas kehadiran pasukannya di perbatasan Ukraina tapi mengatakan bahwa Kiev melakukan tindakan provokatif yang disengaja dan memperburuk situasi di garis perbatasan.

2. Amerika Serikat lakukan pembicaraan dengan sekutu NATO untuk menanggapi masalah perbatasan Ukraina

Merkel Minta Rusia Tarik Pasukan di Perbatasan UkrainaJen Psaki, Sekretaris Gedung Putih. (Twitter.com/DNR)

Ketika pemimpin Jerman melakukan panggilan telepon kepada Kremlin untuk menurunkan ketegangan situasi di perbatasan dengan menyerukan pengurangan pasukan dan aktivitas militer, Amerika Serikat di waktu yang sama berencana melakukan pembicaraan dengan sekutu NATO.

Mereka akan mendiskusikan Ukraina yang merasa terancam dengan peningkatan pasukan Rusia di perbatasan timur negaranya. Melansir dari laman Al Jazeera, sekretaris Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan bahwa minggu ini memprihatinkan karena sedikitnya lima pasukan Ukraina telah tewas di perbatasan.

Dia juga berpendapat bahwa "Rusia sekarang memiliki lebih banyak pasukan di perbatasan dengan Ukraina daripada kapan pun sejak 2014," kata Psaki. Psaki mengatakan hal tersebut dengan merujuk episode ketika Rusia menganeksasi Krimea di Ukraina selatan.

Sebagian besar masyarakat di Donbass menggunakan bahasa Rusia meski wilayah tersebut masuk dalam kedaulatan Ukraina. Kelompok separatis di wilayah itu yang mendeklarasikan Republik Lugansk dan Republik Donetsk juga disinyalir mendapatkan dukungan dari Rusia meski Rusia membantahnya.

Kini panasnya perbatasan Ukraina-Rusia menimbulkan kekhawatiran internasional bahwa dimungkinkan akan terjadi konflik dalam skala besar. Pihak Rusia sendiri meyakini bahwa Kyiv telah melakukan provokasi yang disengaja dan Rusia hanya ingin melindungi warga di perbatasannya.

Melansir dari media pemerintah Rusia, Tass, Fyodor Voitolovsky seorang direktur Institut Ekonomi Dunia dan Hubungan Internasional Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia menilai bahwa Amerika Serikat "tidak tertarik untuk terlibat lebih dalam proses penyelesaian atau berpartisipasi dalam konflik secara langsung (dengan Rusia) jika terjadi eskalasi."

Menurut pendapat Voitolovsky, AS tidak akan ambil risiko konflik terbuka dengan Rusia. "Tidak ada yang akan mengirim tentara AS ke sana dan berbagi risiko yang mungkin ditimbulkan oleh perilaku tidak bertanggung jawab dari kepemimpinan Ukraina," katanya.

Baca Juga: Angela Merkel Mengaku Sehat Usai Menggigil di Tengah Cuaca Panas

3. Ancaman awal sekaligus akhir bagi Ukraina sebagai sebuah negara

Merkel Minta Rusia Tarik Pasukan di Perbatasan UkrainaVolodymyr Zelensky berkunjung ke Donbass (Twitter.com/Military Blog)

Rusia terus bersikukuh bahwa kehadiran pasukan di perbatasan Ukraina, mobilisasi personel militer dan peningkatan aktivitas militernya adalah tindakan defensif atas provokasi yang dilakukan oleh Kiev. Rusia juga berpendapat bahwa terserah bagi dirinya jika ingin memindahkan pasukannya di mana pun di wilayah Rusia sesuka Moskow.

Namun, melansir dari kantor berita Reuters, jika Rusia dipaksa untuk membela warganya, maka "permusuhan besar dapat menandai awal dari akhir Ukraina sebagai sebuah negara."

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Dmitry Kozak, seorang pejabat senior Kremlin yang menjabat sebagai wakil kepala pemerintahan kepresidenan Rusia. Ia menilai pemerintah Ukraina seperti "anak-anak yang bermain dengan korek api."

Di hari yang sama, pada hari Kamis (8/4), Presiden Ukraina juga mengunjungi daerah eskalasi di Donbass. Volodymyr Zelensky nama presiden Ukraina tersebut, turun ke parit-parit pertahanan yang sudah dibuat dengan tubuh berbalut rompi anti peluru dan helm baja.

Di tempat itu, Zelensky berterimakasih kepada para pasukan yang "telah membuat orang tenang dan mempertahankan tanah kami." Dia juga menyatakan bahwa para pasukan tersebut adalah contoh nyata kepahlawanan dan dedikasi.

Baca Juga: Kanselir Angela Merkel Minta Maaf Angka Kematian COVID-19 Melonjak

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya