Meski Dilegalkan, Thailand Tetap Larang Ganja di Sekitar Kampus

Muncul kasus pemuda masuk RS gegara konsumsi ganja medis

Jakarta, IDN Times - Pekan lalu, Thailand menjadi negara Asia Tenggara pertama yang melegalkan ganja. Meski begitu, Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Inovasi (MHESI) tetap melarang ganja sebagai media rekreasi di lingkungan kampus, sekolah, dan di lembaga di bawah Kementerian.

Mahasiswa, siswa, dan staf lembaga tidak diperbolehkan menggunakan ganja saat berada di lingkungan kampus. Eksekutif universitas, sekolah, dan kepala lembaga juga diperintahkan untuk melarang segala penjualan makanan dan minuman yang mengandung ganja.

1. Beberapa pemuda masuk rumah sakit karena konsumsi ganja medis

Meski Dilegalkan, Thailand Tetap Larang Ganja di Sekitar KampusIlustrasi pemrosesan ganja. (pexels.com/Elsa Olofsson)

Sejak 9 Juni, Thailand menerapkan undang-undang yang melegalkan ganja, termasuk pembudidayaan dan kepemilikan. Itu berarti ganja di negara tersebut telah didekriminalisasi. Tapi tujuan utamanya adalah untuk kesehatan dan medis, bukan rekreasi.

Meski begitu, terjadi ledakan budi daya dan meluasnya bahan ganja sebagai makanan dan minuman.

Dikutip dari Thai PBS, legalisasi ganja tersebut kemudian membuat beberapa pemuda dirawat di rumah sakit usai mengonsumsinya. Salah satu kasus terjadi di provinsi Nakhon Ratchasima. Remaja 14 tahun mengalami gangguan syaraf usai mengonsumsi ganja medis.

Mengantisipasi meluasnya kasus seperti itu, Kementerian Pendidikan kemudian melarang siswa dan staf pengajar mengonsumsi atau membawa ganja di lingkungan sekolah. Kementerian Kesehatan Masyarakat juga melarang merokok ganja di tempat umum, melarang anak dibawah umur dan perempuan hamil mengonsumsi ganja.

Baca Juga: Peternak Thailand Beri Makan Ayamnya dengan Ganja 

2. Larangan penjualan makanan dan minuman mengandung bahan ganja

Meski Dilegalkan, Thailand Tetap Larang Ganja di Sekitar Kampusilustrasi (Unsplash.com/Kimzy Nanney)

Usai larangan konsumsi ganja di lingkungan sekolah, MHESI juga mengeluarkan larangan yang mirip untuk lingkungan universitas dan semua lembaga yang berada di bawahnya.

Menteri MHESI, Anek Laothamatas, menandatangani pengumuman pelarangan tersebut dengan tujuan untuk mengendalikan penggunaan ganja di lingkungan lembaga pendidikan tinggi.

Dilansir Bangkok Post, mahasiswa dan staf tidak diperbolehkan mengonsumsi ganja untuk rekreasi, sementara pihak eksekutif diperintahkan untuk melarang penjualan makanan dan minuman yang mengandung bahan ganja.

Kementerian juga memerintahkan agar pihak universitas dan lembaga untuk memproduksi media demi mendidik mahasiswa, staf dan komunitas, tentang penggunaan ganja yang tepat dan tidak melebihi batas legal.

3. Harga ganja medis anjlok

Legalisasi ganja di Thailand, yang akhirnya memicu ledakan penggunaan dan budi daya, segera membuat harga ganja medis anjlok. Bagi para pasien yang mendapatkan terapi dokter untuk menggunakan ganja, mereka bersyukur atas turunnya harga ganja secara signifikan.

Dilansir Reuters, Jiratti Kuttanam, penderita kanker payudara stadium lanjut yang mendapatkan terapi ganja untuk mengurangi rasa sakitnya, menyambut gembira penurunan harga tersebut.

Ganja impor biasanya berharga 700 baht atau sekitar Rp294 ribu setiap gramnya. Kini harganya telah turun setengahnya.

Dia telah menggunakan minyak ganja dan produk lain untuk mengurangi rasa sakit, muntah, kelelahan dan kecemasan yang dia derita setelah kemoterapi.

Meski begitu, Kuttanam mengatakan bahwa penggunaan ganja tetap harus dipelajari. Dia sadar betul bahwa ganja bisa berbahaya.

"Saya pikir Anda perlu pendidikan. Anda perlu mempelajari cara menggunakannya, cara yang benar. Itu bisa berbahaya," kata penderita kanker payudara itu.

Baca Juga: Kabar Baik! Thailand Permudah Aturan Masuk bagi Turis Mulai 1 Juli

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya