Meski Rusia Pangkas Pasokan, Cadangan Gas Jerman Lebih dari 90 Persen

Masyarakat Jerman tetap harus berhemat gas

Jakarta, IDN Times - Menjelang musim dingin, otoritas Jerman pada Senin (19/9/2022) mengatakan bahwa penyimpanan gas alamnya telah lebih dari 90 persen. Penyimpanan tersebut akan membantu dalam mengelola potensi darurat gas dan akan mengalir kembali ke pasar.

Jerman adalah ekonomi terbesar di Uni Eropa. Tapi Jerman selama bertahun-tahun menggerakkan ekonominya dengan bahan bakar dari Rusia, khususnya gas alam. Rusia telah memotong pasokan gasnya, khususnya yang mengalir melalui pipa dari Rusia langsung ke Jerman.

1. Masyarakat Jerman tetap diperingatkan untuk menghemat gas

Meski Rusia Pangkas Pasokan, Cadangan Gas Jerman Lebih dari 90 Persenilustrasi (Pexels.com/Teona Swift)

Dukungan Eropa kepada Ukraina yang diserang Rusia telah menyebabkan blok tersebut kebingungan mencari sumber pasokan energi gas. Hal itu karena mereka selama bertahun-tahun bergantung dengan pasokan dari Rusia, dan kini Moskow memangkas pasokan tersebut.

Jerman adalah salah satu negara yang memiliki ketergantungan, dengan sekitar 50 persen kebutuhan gasnya dipasok oleh Rusia sebelum invasi Ukraina. Tapi kini, Rusia telah melakukan pemotongan pasokan yang memicu lonjakan harga dan berkurangnya pasokan.

Pada Senin, menurut Associated Press, kepala regulator energi Jerman, Klaus Mueller, mengatakan bahwa penyimpanan gasnya telah mencapai tonggak sejarah. Fasilitas penyimpanan gas alam Jerman sekarang lebih dari 90 persen.

Meski begitu, Mueller tetap memperingatkan kepada masyarakat untuk tetap menghemat gas demi memanaskan rumah, menghasilkan kebutuhan setrum, dan member daya pada industri.

Baca Juga: Jerman Kucurkan Rp18 Triliun untuk Santuni Yahudi Korban Holocaust  

2. Berlin mencari sumber pasokan gas selain Rusia

Sebelum menginvasi Ukraina, Rusia telah memasok sekitar 40 persen gas ke UE. Pada awal September, perusahaan pengelola energi Rusia, Gazprom, mengatakan pasokan ke Eropa lewat pipa Nord Stream 1 telah dihentikan dengan alasan masalah peralatan.

Jerman, yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap gas Rusia, menuduh Moskow menggunakan pengiriman gasnya sebagai senjata.

Pemerintah Jerman segera melakukan manuver mencari sumber gas lain untuk tetap menghidupkan industri negaranya. Melansir Deutsche Welle, kini Jerman telah menerima pasokan gas dari Norwegia, Belanda, dan Belgia melalui saluran pipa.

Jerman juga bersiap menandatangani kontrak pengiriman gas alam cair dari raksasa produsen Uni Emirat Arab (UEA). Bahkan, Prancis juga mengatakan siap mengekspor gas alam ke Jerman mulai Oktober.

3. Jerman nasionalisasi perusahaan pemasok gas untuk mencegah krisis energi

Meski Rusia Pangkas Pasokan, Cadangan Gas Jerman Lebih dari 90 Persenilustrasi kilang penampungan gas (Pexels.com/Tom Fisk)

Selain mencari sumber pemasok baru untuk kebutuhan gasnya, Berlin telah berupaya melakukan intervensi lebih jauh. Pada Selasa, Berlin sedang dalam pembicaraan akhir untuk menasionalisasi perusahaan pemasok gas alam Uniper.

Langkah itu dilakukan demi mencegah krisis energi yang bisa menghancurkan ekonomi Jerman.

Melansir ABC News, Uniper telah mengalami kerugian yang meningkat karena Rusia mengurangi pasokan gas alam. Berlin akan meningkatkan suntikan modal sebesar 8 miliar euro atau sekitar Rp119,7 triliun untuk mengambil saham mayoritas perusahaan.

Minggu lalu, pemerintah Jerman yang dipimpin Kanselir Olaf Scholz juga telah bergerak untuk mengambil alih tiga kilang minyak Rusia, sebelum embargo minyak Rusia berlaku mulai tahun depan.

Baca Juga: Waspadai Rusia, Jerman Beli Rudal Pertahanan Arrow 3 Buatan Israel

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya