Militer Venezuela Bentrok dengan Pasukan Pemberontak Kolombia

Sekitar 4.000 orang mengungsi

Caracas, IDN Times - Dalam beberapa minggu terakhir, pasukan militer Venezuela yang disebut FANB terlibat bentrok besar dengan kelompok pemberontak dan kelompok kartel narkoba Kolombia FARC di kota perbatasan La Victoria, Venezuela. Suara desing peluru dan granat setiap hari hampir terdengar di perbatasan, tanda bahwa kelompok-kelompok tersebut berseteru.

Bentrokan kali ini dituduh sebagai sebuah konflik sengketa perdagangan ilegal obat-obatan terlarang lintas perbatasan, baik dari kelompok kartel, tentara pemberontak maupun pasukan FNB Venezuela. Ribuan orang akhirnya melarikan diri untuk mengungsi dan mencari perlindungan di Kolombia.

1. Operasi militer FANB melawan pasukan pemberontak Kolombia

Militer Venezuela Bentrok dengan Pasukan Pemberontak KolombiaMiliter Venezuela mengerahkan pasukannya ke perbatasan. (Twitter.com/The Political Room)

Pasukan Venezuela FANB melakukan operasi militer di perbatasan Venezuela, tepatnya di wilayah La Victoria-Arauquita. La Victoria berada di wilayah Venezuela dan Arauquita berada di Kolombia. Operasi militer disebut upaya untuk melawan tentara pemberontak Kolombia "yang mengacau."

Dilansir Al Jazeera, Kementrian Pertahanan Venezuela pada hari Sabtu (27/3/2021) menyatakan bahwa dalam operasi militer tersebut enam pejuang pasukan pemberontak tewas sedangkan di pihak FANB, dua personel militernya menjadi korban.

Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino Lopez menjelaskan bahwa “Kita harus mengusir kelompok apapun dari ideologi apapun, dari kebangsaan asing apapun. Kita berkewajiban untuk mengusir mereka, apapun namanya.”

Ribuan warga Venezuela yang berada di tengah-tengah konflik tersebut terpaksa melarikan diri menyeberang ke Kolombia untuk mencari perlindungan. Selain itu, warga Venezuela tersebut justru menuduh bahwa pasukan militer negaranya telah melakukan pelanggaran hak asasi dengan menjarah dan membunuh warga.

Baca Juga: Akhirnya! Swiss Tak Lagi Paksa Tentara Perempuan Pakai Dalaman Pria

2. Sekitar 4.000 warga sipil Venezuela mengungsi dan mencari perlindungan

Konflik antara pasukan militer Venezuela dengan kelompok pemberontak dan kelompok kartel narkoba tidak ada tanda-tanda mereda. Justru kini suara tembakan dan granat terus terdengar hampir setiap hari. Penduduk Venezuela yang berada di tengah peperangan memutuskan untuk mengungsi dan mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman.

Melansir dari kantor berita Reutersribuan penduduk Venezuela yang mengungsi melarikan diri ke kota kecil Arauquita, Kolombia. Belum ada jumlah pasti tentang pengungsi Venezuela namun diperkirakan sekitar 4.000 orang.

Selain penduduk mengungsi karena ingin mencari tempat yang lebih aman, beberapa di antaranya memberikan pengakuan bahwa pasukan militer Venezuela telah melakukan beragam pelanggaran hak asasi manusia.

Joe Castillo, pengungsi Venezuela yang mencari perlindungan ke Kolombia menjelaskan bahwa “mereka menggerebek rumah kami dan mengambil semuanya dari kami. Ketika mereka tiba, mereka merusak segalanya, mereka masuk dan mengambil semua yang saya miliki di rumah.” Joe Castillo mengaku sebagai seorang mekanik dan dia mengungsi bersama dengan istri yang hamil dan seorang putri berusia 12 tahun.

Castillo juga mengaku bahwa beberapa tetangganya dibunuh lalu militer Venezuela mendandani tentangganya tersebut dengan seragam militer agar dianggap seperti gerilyawan pemberontak.

Pasukan pemberontak Kolombia yang bernama FARC menolak kesepakatan damai dengan pemerintah Kolombia pada 2016. Kolombia menuduh bahwa Venezuela melindungi kelompok tersebut. Kini yang dilawan oleh FANB Venezuela adalah FARC yang operasi militernya disebut sebagai Operasi Perisai Bolivarian. Venezuela telah lama menyangkal bahwa mereka melindungi kelompok pemberontak FARC.

3. Sengketa rute perdagangan narkoba

Konflik di perbatasan Venezuela-Kolombia tersebut telah membuat Venezuela mengerahkan sekitar 3.000 personelnya dalam Operasi Perisai Bolivarian sejak 21 Maret lalu. Mereka semua dimobilisasi di daerah perbatasan untuk berperang melawan pasukan FARC dan kartel narkoba.

Melansir dari laman The Guardian, Menteri Pertahanan Kolombia yang bernama Diego Molano menjelaskan sebab konflik yang saat ini berlangsung. Menurutnya, FANB dan kelompok gerilyawan bentrok karena perselisihan soal rute perdagangan narkoba. Namun disisi lain pihak Venezuela menyebut konflik tersebut adalah tindakan kekerasan asing yang terjadi di negaranya.

Dalam salah satu komentarnya, Menteri Pertahanan Venezuela Padrino mengatakan "mereka adalah spesies aneh dari tentara bayaran tak berperasaan dan bunglon. Didorong oleh perdagangan narkoba, mereka berniat melakukannya di sini seperti yang mereka lakukan di Kolombia.”

Dalam perseteruan antara Kolombia dengan Venezuela, pihak Venezuela selalu mengelak bahwa mereka telah melindungi kelompok pemberontak FARC. Tapi saat ini, menurut konsultan International Crisis Group (ICG) yang bernama Bram Ebus, "setelah bertahun-tahun dengan keras kepala menyangkal bahwa gerilyawan Kolombia beroperasi di dalam perbatasan negara Venezuela, angkatan bersenjata Venezuela sekarang dalam konfrontasi terbuka dengan faksi pembangkang FARC."

Baca Juga: Lebih dari 520 Orang Tewas, PBB Sebut Myanmar di Ambang Perang Sipil

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya