Miris! PBB Sebut 3.774 Anak-anak Tewas dalam Konflik Yaman

Perang membuat masa depan anak-anak Yaman memprihatinkan

Jakarta, IDN Times - Laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkap, konflik Yaman sejak 2015 telah membunuh setidaknya 3.774 anak-anak. Laporan itu disampaikan oleh United Nations Children's Fund (UNICEF), yang menyatakan ada kemungkinan jumlah secara faktual kemungkinan lebih tinggi.

Sebanyak 7.245 anak-anak yang lainnya disebut terluka karena konflik, yang sampai saat ini belum selesai. Meski beberapa perjanjian gencatan senjata berhasil dilakukan, namun perdamaian abadi di salah satu negara Arab tersebut masih jadi mimpi.

1. Lebih dari 2 juta anak di Yaman menghadapi gizi akut

Miris! PBB Sebut 3.774 Anak-anak Tewas dalam Konflik YamanSorang anak Yaman kurang gizi sedang diperiksa. (Twitter.com/UNICEF Yemen)

UNICEF, pada Selasa (13/12/2022), merilis data statistik terbaru tentang korban anak-anak dalam perang di Yaman. Sepanjang Maret 2015-Septermber 2022, sekitar 3.774 anak-anak dilaporkan tewas.

Dilansir Associated Press, dalam laporan lebih lanjut yang dibagikan oleh UNICEF, sekitar 3.904 anak laki-laki telah direkrut menjadi tentara dalam konflik di Yaman. Sekitar 2,2 juta anak-anak di Yaman mengalami kekurangan gizi akut, karena perang di negara itu telah melumpuhkan aktivitas pertanian dan ekonomi.

"Jika anak-anak Yaman ingin memiliki masa depan yang layak, maka pihak-pihak yang berkonflik, masyarakat internasional, dan semua pihak yang berpengaruh harus memastikan mereka dilindungi dan didukung," kata Catherine Russell, direktur eksekutif UNICEF.

Baca Juga: Al Qaeda Serbu Separatis Yaman yang Dilatih UEA, 27 Orang Tewas!

2. Seruan pembaruan gencatan senjata

Konflik di Yaman dimulai pada 2014 setelah kelompok Houthi, yang disebut pemberontak, menguasai ibu kota Sanaa. Koalisi Arab Saudi, yang didukung Uni Emirat Arab (UEA) dan Amerika Serikat (AS), kemudian melakukan intervensi pada Maret 2015, membantu pemerintah Yaman mencoba mengalahkan Houthi.

Di sisi lain, Iran disebut telah menjadi pendukung utama kelompok Houthi, menjadikan perang di Yaman sebagai perang proksi yang mematikan.

Catherine Russell menyerukan agar dilakukan pembaruan gencatan senjata antara pemerintah Yaman dan kelompok Houthi. Gencatan senjata telah dilakukan pada April, tapi 62 anak telah tewas atau terluka sejak kesepakatan itu berakhir pada awal Oktober dan 30 November, lapor PBB di laman resminya.

Dalam hitungan antara Juli dan September, dari 164 anak-anak sekitar 74 tewas di antaranya tewas karena ranjau darat.

"Ribuan anak telah kehilangan nyawa mereka, ratusan ribu lainnya tetap menghadapi risiko kematian akibat penyakit atau kelaparan yang dapat dicegah," kata Russell.

3. Dampak buruk perang Yaman

Miris! PBB Sebut 3.774 Anak-anak Tewas dalam Konflik Yamanilustrasi (Twitter.com/UNICEF Yemen)

Perang di Yaman telah mengancam masa depan jutaan anak lainnya. Laman resmi UNICEF melaporkan, lebih dari 17,8 juta orang, termasuk 9,2 juta di antaranya adalah anak-anak, tidak memiliki akses layanan air bersih dan sanitasi.

Dengan konflik yang tak kunjung padam, Yaman menghadapi krisis pendidikan yang parah. Itu akan menyebabkan konsekuensi jangka panjang yang buruk bagi anak-anak. Sekitar 2 juta anak Yaman tidak bersekolah, dan jumlah itu bisa meningkat menjadi 6 juta anak.

Perang di Yaman sejauh ini diperkirakan telah menewaskan lebih dari 150 ribu orang, termasuk di antaranya 14 ribu warga sipil. Perang telah melemparkan Yaman ke jurang krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Baca Juga: Saat Gencatan Senjata, Houthi Yaman Tetap Rekrut Anak-anak Jadi Milisi

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya