NATO Minta Sekutu Pasok Pakaian Musim Dingin untuk Tentara Ukraina

AS beri bantuan tambahan Rp41,5 triliun untuk Ukraina

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenberg, pada Jumat (9/9/2022) mendesak para sekutunya untuk membantu tentara Ukraina dengan perlengkapan musim dingin. Perlengkapan yang dimaksud adalah pakaian, tenda, atau generator yang bisa memungkinkan Kiev terus bertahan melawan invasi Moskow.

Sebagai informasi, Ukraina saat ini telah memasuki musim gugur dan akan segera menghadapi musim dingin. Tapi, perang melawan Rusia terus terjadi dan belum akan berhenti dalam waktu dekat.

1. Anggota NATO diminta untuk terus membantu tentara Ukraina

NATO Minta Sekutu Pasok Pakaian Musim Dingin untuk Tentara UkrainaJens Stoltenberg, Sekjen NATO (Twitter.com/Jens Stoltenberg)

Sebelum invasi Rusia, jumlah tentara Ukraina pada 2021 yang aktif sekitar 246 ribu. Tapi sejak invasi, angka itu mengalami lonjakan karena adanya wajib militer dan banyak sukarelawan yang ikut membantu Ukraina bertempur.

Dengan jumlah yang meningkat signifikan, maka Ukraina tidak memiliki cukup persediaan bagi tentaranya untuk menghadapi musim dingin. Stoltenberg meminta agar negara sekutunya untuk membantu tentara Ukraina.

"Musim dingin akan datang, itu akan sulit, dan oleh karena itu kita perlu terus memasok senjata dan amunisi, tetapi juga pakaian musim dingin, tenda, generator dan semua peralatan khusus yang dibutuhkan untuk musim dingin," kata Stoltenberg dikutip Reuters.

Baca Juga: Rusia Akui Kehebatan Pasukan Ukraina di Kharkiv

2. Jika Rusia berhenti perang, maka akan ada perdamaian

Musim gugur Ukraina biasanya terjadi pada September-Desember. Udara dingin telah merasuk di hampir sebagian besar wilayah ini. Awal tahun mulai musim salju yang suhu mencapai di bawah titik beku hingga minus 15 derajat Celcius.

Dalam pertemuan di Brussel dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, Stoltenberg mengatakan tentang persatuan dan kedaulatan yang akan diuji. Biaya hidup mengalami kenaikan dan terjadi tekanan pada pasokan energi karena perang Rusia.

"Tapi harga yang kita bayar diukur dengan uang, sedangkan harga yang dibayar orang Ukraina diukur dengan nyawa, nyawa yang hilang setiap hari," kata Stoltenberg dikutip dari laman resmi pemerintah AS.

"Jika Rusia berhenti berperang, akan ada perdamaian. Jika Ukraina berhenti berperang, akan tidak ada lagi sebagai negara merdeka. Jadi kita harus tetap berada di jalur demi Ukraina dan untuk kita," tambahnya.

3. AS beri bantuan tambahan Rp41,5 triliun untuk Ukraina

Sebelum pertemuan antara Stoltenberg dan Blinken, Menteri Luar Negeri AS itu telah berkunjung ke Ukraina. Dia bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy dan pemerintahnya menyampaikan bantuan tambahan terbaru.

Melansir laman resmi NATO, bantuan tersebut sejumlah 2,8 miliar dolar atau sekitar Rp41,5 triliun. Bantuan itu tidak hanya untuk Ukraina tapi juga beberapa negara tetangganya di Eropa timur.

Total bantuan dari AS ke Ukraina selama Presiden Joe Biden menjabat, kata Blinken, telah mencapai 14,7 miliar dolar atau sekitar Rp218 triliun.

Dia juga mengatakan, langkah Putin menyerang Ukraina menuai banyak kegagalan. Anggota sekutu NATO menjadi lebih bersatu dan menjadi lebih kuat.

"Presiden Putin berpikir bahwa dia akan memecah belah rakyat Ukraina dan dengan cepat menyerap bangsa mereka ke Rusia. Tetapi upaya Kremlin untuk memaksakan kehendaknya dengan paksa di Ukraina hanya semakin menyatukan rakyatnya dan melestarikan demokrasi yang bebas dan terbuka," jelas Blinken.

Baca Juga: Rusia: Perang Gak Akan Berhenti Walau Ukraina Batal Gabung NATO

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya