Norwegia Laporkan 180 Ribu Tentara Rusia Jadi Korban Perang Ukraina

30 ribu lebih warga sipil Ukraina juga tewas

Jakarta, IDN Times - Militer Norwegia, pada Minggu (22/1/2023), merilis laporan perkiraan korban tentara Rusia yang melakukan invasi ke Ukraina. Moskow menderita 180 ribu tentara tewas atau terluka dalam perang hampir 11 bulan.

Norwegia merupakan negara yang berbatasan dengan Rusia dan telah menjadi anggota NATO sejak 1949. Dalam laporan yang dirilis tersebut, kerugian di pihak Ukraina juga mengerikan, yakni sekitar 100 ribu tewas atau terluka. Di kalangan sipil, Ukraina kehilangan sekitar 30 ribu orang.

1. Kepala Pertahanan Norwegia menyampaikan laporan dalam wawancara televisi

Ukraina telah memberikan laporan data kerugian tentara Rusia secara berkala. Tapi laporan itu tidak dapat diverifikasi secara independen, dan ada kemungkinan merupakan propaganda.

Sedangkan di pihak Rusia, mereka jarang sekali melakukan laporan data kerugian invasi yang dilakukan. Data korban tentara yang tewas atau terluka merupakan informasi yang diklasifikasikan sebagai rahasia.

Militer Norwegia membuat laporan perkiraan korban selama invasi Rusia di Ukraina. Kepala Pertahanan Norwegia Eirik Kristoffersen menyampaikan hal itu dalam wawancara di televisi, tanpa merinci bagaimana cara menghitungnya.

"Kerugian Rusia mulai mendekati sekitar 180 ribu tentara yang tewas atau terluka," kata Kristoffersen dikutip RFI.

Baca Juga: Rusia Ancam Hancurkan Ukraina jika NATO Kirim Tank dan Senjata Berat

2. Puluhan ribu warga sipil Ukraina tewas dalam perang

Norwegia Laporkan 180 Ribu Tentara Rusia Jadi Korban Perang Ukrainailustrasi (Pexels.com/Алесь Усцінаў )

Perkiraan jumlah korban tewas atau terluka dalam perang Rusia di Ukraina pernah disampaukan kepala staf gabungan tentara Amerika Serikat (AS) Mark Milley. Pada November 2022, dia mengatakan Rusia kehilangan lebih dari 100 ribu tentara tewas atau terluka, dengan jumlah korban yang mungkin sama di pihak Ukraina.

Kristoffersen juga mengatakan, kerugian di pihak Ukraina lebih dari 100 ribu tewas atau terluka. Tapi Ukraina menderita korban sipil yang besar, yakni sekitar 30 ribu orang tewas, kutip The Straits Times.

Baik Kiev atau Moskow, belum memberikan laporan rinci yang dapat diandalkan tentang kerugian mereka selama perang yang dimulai pada 24 Februari 2022.

Kristoffersen menjelaskan, meski Rusia mengalami kerugian besar, tapi tetap dapat melanjutkan perang tersebut untuk jangka waktu yang lama karena kemampuan Moskow melakukan mobilisasi dan kapasitas produksi senjata yang besar.

3. Ukraina membutuhkan tank dalam waktu cepat

Norwegia Laporkan 180 Ribu Tentara Rusia Jadi Korban Perang Ukrainailustrasi tank Leopard (Twitter.com/Bundeswehr im Einsatz)

Di atas kertas, Rusia jelas lebih unggul, khususnya kemampuan pasukan udara. Rusia memiliki ribuan pesawat tempur dan rudal balistik jarak jauh.

"Yang paling mengkhawatirkan adalah apakah Ukraina akan mampu menjaga angkatan udara Rusia keluar dari perang," kata Kristoffersen dikutip ABC News.

Sejauh ini, Ukraina dapat bertahan berkat sistem pertahanan anti-pesawat. Banyak dari sistem itu yang didapat Ukraina dari bantuan negara-negara Barat. Dalam beberapa bulan terakhir, Moskow kerap menyerang dengan rudal jarak jauh dan pesawat nirawak.

Kristoffersen juga menekankan bahwa Kiev saat ini sangat membutuhkan tank dalam waktu cepat. Namun, tank yang diminta Ukraina masih terganjal berbagai masalah, khususnya Jerman yang menolak memasok tank kelas berat Leopard.

Tank Leopard buatan Jerman adalah salah satu tank terbaik di dunia. Beberapa negara Eropa telah memilikinya. Namun secara teori, ekspor tank tersebut ke negara lain tunduk pada aturan yang dimiliki Berlin.

Baca Juga: Bantu Oligarki Rusia, Eks Agen FBI Dipenjara dan Terancam Pidana

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya