Para Miliarder Raup Keuntungan di Masa Pandemi COVID-19

Kapitalisme tidak bekerja sebagaimana mestinya 

Jenewa, IDN Times – Virus corona yang diketahui pertama kali di Wuhan, Tiongkok, tak disangka bakal menjadi sebuah pandemi yang menghantam dunia. Cepatnya persebaran virus tersebut karena kemajuan teknologi transportasi yang membuat semua negara terhubung dan terkoneksi.

Virus corona yang jadi pandemi di dunia itu, tidak hanya membuat satu juta lebih manusia meninggal, akan tetapi juga menjadi tsunami yang menghantam sendi-sendi ekonomi tiap negara. Jutaan orang kehilangan pekerjaan, puluhan negara menghadapi resesi ekonomi dan para pengusaha bangkrut gulung tikar karena pandemi COVID-19.

Namun, laporan terbaru dari lembaga konsultan PwC dan lembaga keuangan UBS di Jenewa, Swiss, menunjukkan hal yang mengejutkan. Para miliarder dunia yang masuk dalam daftar orang-orang terkaya, membukukan penghasilan yang justru melonjak. Mereka mampu bertahan diatas ombak tsunami dan bahkan mampu melompat lebih tinggi.

1. Di masa pandemi, jumlah orang kaya naik

Para Miliarder Raup Keuntungan di Masa Pandemi COVID-19Jumlah miliarder dengan aset 1 miliar dolar naik dari 2.158 menjadi 2.189 di tengah pandemi. Ilustrasi (unsplash.com/Hello LightBulb)

Para miliarder dunia mampu meningkatkan kekayaan mereka sebanyak 27,5 persen pada puncak krisis pandemi COVID-19 di bulan April 2020. Jumlahnya sebanyak 10,2 triliun dolar Amerika Serikat. Rekor sebelumnya sebanyak 8,9 triliun dolar AS pada tahun 2017, tumbang seketika dengan capaian saat ini.

Melansir dari laman Deutsche Welle, jumlah orang dengan aset senilai 1 miliar dolar AS atau lebih telah meningkat (7/10). Pada tahun 2017, ada sebanyak 2.158 orang yang memiliki jumlah aset senilai tersebut. Akan tetapi tahun ini menjadi 2.189 orang yang memiliki nilai aset mencapai 1 miliar dolar AS atau lebih.

Kenaikan aset dan lonjakan keuntungan yang berhasil diraup oleh para miliarder dunia, juga tak hanya mereka nikmati sendiri. Lebih 200 orang dari 2.189 miliarder menyumbangkan kekayaannya sebanyak 7,2 miliar dolar AS, menurut laman berita CNN (7/10). Duit sebanyak itu digunakan untuk menghadapi krisis medis akibat COVID-19 dan dampak sosial-ekonomi yang disebabkan oleh virus tersebut.

2. Sumber lonjakan kekayaan para miliarder dunia

Para Miliarder Raup Keuntungan di Masa Pandemi COVID-19CEO Tesla Elon Musk. Foto diambil dari media sosial. instagram.com/elonmusk

Apa yang dilakukan oleh orang-orang kaya di dunia untuk meningkatkan kekayaannya bersumber dari spekulasi saham, khususnya dalam bidang kesehatan dan teknologi. Orang-orang super kaya itu percaya dengan stabilitas pasar yang akan kembali normal ketika tingkat kegawatan pandemi mulai menurun.

Josef Stadler, kepala departemen UBS global yang memiliki hubungan langsung dengan para miliarder dunia mengatakan: “Para miliarder melakukannya dengan sangat baik selama krisis COVID-19. Tidak hanya mampu mengatasi badai tetapi juga mampu meraih keuntungan,” jelasnya seperti dikutip dari laman The Guardian, Rabu (7/10).

Saham di beberapa perusahaan teknologi meningkat tajam. Banyak dari para miliarder menjadi pemilik dari perusahaan-perusahaan teknologi tersebut.

Sebagai misal, dua orang Amerika Serikat yang tercatat sebagai manusia super kaya, Jeff Bezos dan Elon Musk. Dua orang ini pemilik perusahaan-perusahaan bonafid yang bergerak dalam bidang teknologi yakni Amazon dan Tesla. Bezos, menurut BBC, berhasil mengumpulkan kekayaan sebesar 74 miliar dolar AS pada tahun ini. Sedangkan Musk lebih baik dari pada Bezos, yakni dia mampu mengumpulkan sebanyak 76 miliar dolar AS (7/10). 

3. Ketimpangan yang buruk dari perspektif moral

Para Miliarder Raup Keuntungan di Masa Pandemi COVID-19Jutaan orang kehilangan pekerjaan di tengah pandemi, sebagian kecil orang justru semakin tambah kaya. Ilustrasi (unsplash.com/Bill Wegener)

Apa yang telah dicapai dengan sangat luar biasa oleh para miliarder dunia ketika masa pandemi COVID-19, tentu saja akan menimbulkan perasaan ketidakadilan dari kelompok miskin. Jutaan orang sedang berusaha untuk bertahan hidup di tengah pandemi. Banyak dan sangat banyak dari orang-orang di berbagai belahan negara yang kehilangan pekerjaannya. Tapi kekayaan orang super kaya justru semakin meningkat.

Luke Hilyard, direktur High Pay Center menjelaskan bagaimana ketimpangan ini akan bisa memicu kekacauan. Melansir dari laman The Guardian, dia megatakan: “Konsentrasi kekayaan yang ekstrem adalah fenomena yang buruk dari perspektif moral, juga merusak secara ekonomi dan sosial,” ujarnya (7/10).

Menurutnya, orang-orang super kaya tersebut sebenarnya dengan sangat mudah mampu menaikkan gaji pegawai agar lebih sejahtera. Selain itu, orang-orang super kaya juga dapat berkontribusi lebih banyak pada pajak untuk mendukung layanan publik. “Temuan dari UBS yang menunjukkan bahwa orang yang kaya semakin kaya adalah tanda bahwa kapitalisme tidak berjalan sebagaimana mestinya,” kata Luke Hilyard.

Baca Juga: Epic Banget, 10 Kebiasaan Masyarakat yang Gak Dimengerti Orang Kaya

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya