Pasukan Elite Iran Tewas Dibunuh, 5 Peluru Bersarang di Tubuhnya

Iran tuduh pelaku adalah agen teroris 

Jakarta, IDN Times - Perwira dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), salah satu pasukan elit Iran, diketahui tewas di dekat rumahnya pada Minggu (22/5/22) sore. Dua orang yang mengendarai sepeda motor diyakini telah menembaknya.

Perwira tersebut bernama Hassan Sayyad Khodaei berpangkat kolonel. Dia adalah bagian dari pasukan Quds, sayap militer IRGC yang beroperasi di luar negeri seperti di Irak atau Suriah.

Pihak berwenang Iran tidak menjelaskan siapa yang telah membunuhnya. Akan tetapi, mereka menyebut bahwa pembunuh adalah musuh revolusi Iran yang melakukan aksi terorisme dan berkaitan dengan elemen arogansi global.

1. Tubuh perwira Iran tertembus lima peluru

Hassan Sayyad Khodaei sedang dalam perjalanan pulang ke rumah ketika dia dibunuh. Dia disebut baru akan keluar dari mobil ketika dua orang yang mengendarai sebuah motor melepaskan tembakan ke arahnya, kemudian melarikan diri.

Menurut BBC, pelaku melepaskan lima kali tembakan ke arah Khodaei. Gambar dari tempat kejadian menunjukkan pria berlumuran darah, terkulai di dalam jok mobil dengan sabuk pengaman yang masih terpasang.

Sejauh ini, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Otoritas Iran sedang memburu para pelaku. Serangan terhadap Khodaei dilakukan sekitar pukul empat sore waktu setempat.

Baca Juga: Takut Dinuklir, Israel Akan Gelar Simulasi Perang Untuk Hancurkan Iran

2. Iran tuduh pelaku adalah agen teroris

Pasukan Elite Iran Tewas Dibunuh, 5 Peluru Bersarang di TubuhnyaSaeed Khatibzadeh, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran (Twitter.com/Saeed Khatibzadeh)

Pihak berwenang Iran sejauh ini tidak memberikan penjelasan rinci tentang siapa pelaku atau dari kelompok mana mereka yang telah membunuh perwira militer elitnya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, menuduh pelaku adalah musuh bebuyutan dari pendiri Republik Islam Iran.

"Musuh bebuyutan dari pendirian suci Republik Islam Iran sekali lagi mengungkapkan sifat jahat mereka melalui pembunuhan dan kemartiran seorang anggota IRGC," kata Khatibzadeh dikutip dari Tasnim.

"Kejahatan tidak manusiawi ini dilakukan oleh agen teroris yang berafiliasi dengan arogansi global, sementara negara-negara yang mengklaim memerangi terorisme sayangnya diam dan mendukungnya," tambahnya.

IRGC sendiri juga mengeluarkan pernyataan setelah insiden pembunuhan itu. Mereka mengatakan bahwa anggotanya dibunuh dalam seorang teroris oleh elemen kontrarevolusioner.

3. Pembunuhan tidak terkait dengan pengembangan nuklir

Sejak 2010, Iran telah mengalami serangan berulang kali terhadap tokoh-tokoh pentingnya, yakni para ilmuwan dan akademisi nuklir. Serangan bahkan terjadi di dalam negeri.

Dalam beberapa serangan, Iran menuduh bahwa pihak Israel berada dalam insiden itu.

Tapi pembunuhan kali ini, pemerintah Iran tidak menunjuk secara jelas apakah Israel yang berada di balik serangan tersebut. Menurut koresponden Al Jazeera, pembunuhan kali ini tidak terkait dengan file nuklir tapi dalam konteks yang berbeda.

"Ini mungkin untuk pertama kalinya, pembunuhan terkait dengan kebijakan regional Iran jika itu kata yang tepat untuk dikatakan," kata koresponden.

Abas Aslani, Rekan Peneliti Senior di Pusat Strategis Timur Tengah mengatakan, "pembunuhan tokoh IRGC yang berpengaruh bertujuan untuk menciptakan operasi pesikologis di negara itu."

"Saya pikir waktunya juga sangat penting, pemerintah sedang melakukan reformasi ekonomi yang dapat menjadi potensi protes di negara (Iran) ini," kata Aslani.

Baca Juga: Inggris Dakwa Warga Iran atas Penyelundupan Manusia dengan Perahu

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya