Pasukan Tigray ke Mekelle, Ethiopia Umumkan Gencatan Senjata

Pemerintah sementara Tigray melarikan diri 

Addis Ababa, IDN Times - Konflik Ethiopia tahun lalu antara pemerintah federal dengan pemerintah daerah Tigray (TPLF) secara resmi diumumkan berakhir tahun lalu ketika pasukan pemerintah Ethiopia menguasai ibukota Mekelle. Namun setelah itu, konflik dalam skala kecil masih terus terjadi.

Konflik di Ethiopia tersebut telah menewaskan ribuan orang, puluhan ribu orang mengungsi dan ratusan ribu orang terancam kelaparan. Pasukan negara tetangga Eritrea dan pasukan dari wilayah Amhara dikabarkan ikut serta menyerang pasukan Tigray atau Tigrayan People Liberation Front (TPLF).

Akan tetapi pada hari Senin (28/6), TPLF yang sudah terusir dari ibukota Mekelle selama beberapa bulan, kembali lagi memasuki ibukota. Pasukan pemerintah Ethiopia kemudian mengumumkan gencatan sepihak menyusul kabar tersebut.

1. Penduduk lokal melihat pasukan TPLF memasuki ibukota Mekelle dan menyalakan kembang api

Pasukan Tigray ke Mekelle, Ethiopia Umumkan Gencatan SenjataPenduduk Mekelle yang memihak TPLF merayakan masuknya pasukan Tigray pada Senin malam (28/6). (Twitter.com/Bruck)

Pasukan pemerintah Ethiopia tahun lalu diperintahkan oleh Perdana Menteri Abiy Ahmed dalam sebuah operasi militer melawan TPLF. Selama beberapa minggu konflik terjadi, ribuan orang meninggal dunia dan wilayah Tigray terkunci.

Pada bulan November 2020, pasukan pemerintah federal Ethiopia berhasil memasuki ibukota Mekelle dan mengusir TPLF sehingga pasukan tersebut mundur ke daerah pegunungan dan terpencil.

Sejak saat itu, pasukan TPLF berada jauh dari pusat kota tapi terus melakukan perlawanan gerilya. Melansir kantor berita Reuters, pada Senin (28/6), penduduk lokal di Mekelle mengabarkan melihat pasukan TPLF kembali memasuki ibukota sejak terusir. Hal itu adalah peristiwa dramatis setelah TPLF terusir selama delapan bulan.

Getachew Reda, juru bicara TPLF mengonfirmasi dan mengatakan bahwa "ibukota Tigray, Mekelle, berada di bawah kendali kami."

Kembalinya pasukan TPLF ke ibukota Mekelle itu telah membuat beberapa penduduk sipil bergabung dan bergembira. Mereka juga mengatakan bahwa ada perayaan seperti menyalakan kembang api di langit Mekelle meski hanya sebentar.

2. Pemerintah sementara Tigray melarikan diri

Baca Juga: PBB: 350 Ribu Orang di Tigray Mengalami Kelaparan

Sejak ibukota Mekelle dikuasai oleh pasukan federal pemerintah Ethiopia, wilayah tersebut kemudian berada dibawah kendali pemerintah federal. Pemerintahan sementara segera dibentuk untuk mengendalikan situasi.

Tapi ketika pasukan TPLF mulai kembali memasuki ibukota Mekelle dari berbagai sisi dalam beberapa minggu terakhir, pemerintah sementara yang berada di bawah kendali federal, melarikan diri dan mundur. Pasukan militer pemerintah juga terlihat mengepak kendaraan dan mundur dari posisi yang mereka pegang di Mekelle pada hari Senin.

Melansir laman The Guardian, salah seorang pejabat lokal menjelaskan bahwa "semua orang telah pergi. Yang terakhir berangkat sore hari. Daerah itu tidak memiliki pemerintahan. Sepertinya dari cara masyarakat bereaksi bahwa mungkin pasukan telah mundur dari sini."

Konflik antara pemerintah federal Ethiopia dengan TPLF tak pernah ada data korban meninggal secara spesifik. Tapi diyakini mereka yang tewas ada ribuan orang. Konflik tersebut telah telah memicu krisis kemanusiaan yang memburuk dengan cepat, dan menurut PBB, 350.000 orang di ambang kelaparan, dan 140.000 anak-anak "menghadapi kondisi seperti kelaparan."

3. Gencatan senjata sepihak dibuat pemerintah federal Ethiopia

Selama pasukan federal Ethiopia memasuki ibukota Mekelle pada bulan November tahun lalu, TPLF telah berjanji mereka tidak akan pernah menyerah. Mereka terus melakukan perang gerilya melawan pasukan Perdana Menteri Abiy Ahmed. Perjuangan mereka selama berbulan-bulan sepertinya membuahkan hasil pada hari Senin ketika mereka berhasil kembali memasuki ibukota Mekelle.

Pemerintah federal Ethiopia yang melihat dan mendengar kabar kembalinya para pasukan TPLF segera bertindak. Melansir laman Deutsche Welle, mereka segera membuat pengumuman gencatan senjata secara sepihak.

Pengumuman gencatan senjata secara sepihak itu dibarengi dengan alasan "memungkinkan petani untuk mengolah tanah mereka, kelompok bantuan untuk beroperasi tanpa aksi militer di sekitar dan terlibat dengan sisa-sisa (mantan partai berkuasa Tigray) yang mencari perdamaian."

Selain itu, pemerintah Ethiopia juga mengatakan gencatan senjata akan berakhir hingga musim panen selesai atau sekitar bulan September mendatang.

Kedutaan Besar Inggris di Ethiopia menyambut pengumuman gencatan senjata tersebut. Mereka mengatakan bahwa keputusan itu adalah salah satu keputusan penting dalam perkembangan konflik dan berharap semua pihak mematuhinya.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan dia telah berbicara dengan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dan "berharap bahwa penghentian permusuhan yang efektif akan terjadi."

Baca Juga: Ethiopia Tolak Permintaan AS untuk Tarik Pasukan dari Tigray

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya