PBB: 828 Juta Orang Kelaparan karena COVID-19 dan Perang di Ukraina

Upaya tangani kelaparan selama 15 tahun jadi percuma 

Jakarta, IDN Times - Laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan, jumlah manusia yang terancam kelaparan secara global mencapai 828 juta orang. Angka itu meningkat signifikan karena dampak COVID-19 dan perang yang dilancarkan Rusia ke Ukraina.

Laporan terbaru bertajuk The State of Food Security and Nutrition in the World 2022 (SOFI) diterbitkan pada Rabu (6/7/2022). Laporan itu disusun secara komprehensif oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD), Dana Anak-anak PBB (UNICEF), Program Pangan Dunia (WFP), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

1. Ancaman kelaparan meningkat 150 juta orang sejak 2019

Laporan SOFI, yang disusun secara komprehensif, menunjukkan angka-angka suram tentang situasi dan kondisi di dunia saat ini tentang pangan, nutrisi, dan keterbatasan akses terhadap makanan sehat.

Laporan tersebut, menurut laman resmi PBB, juga memberikan kajian cara pemerintah setiap negara memberi dukungan pertanian dan membantu membuat makanan sehat serta bergizi jadi lebih murah.

Dalam laporan itu, diketahui sekitar 828 juta orang terkena dampak kelaparan pada 2021. Jumlah ini 46 juta lebih banyak dari 2020 dan 150 juta lebih banyak dari 2019.

Setiap tahunnya, jumlah mereka yang terkena dampak kelaparan terus mengalami peningkatan. Angka yang disajikan juga tidak main-main, karena ada puluhan juta orang terdampak setiap tahunnya.

Baca Juga: Curhat ke Jokowi, Zelenskyy: Rusia Memeras Dunia dengan Kelaparan

2. Bahaya nyata dalam beberapa bulan ke depan

Dikutip dari laman resmi UNICEF, pada 2021 sekitar 2,3 miliar orang di dunia mengalami kerawanan pangan level sedang atau parah. Jumlah itu 350 juta lebih banyak dibandingkan sebelum adanya pandemik COVID-19.

Hampir 924 juta orang atau 11,7 persen dari populasi global menghadapi kerawanan pangan pada tingkat yang parah. Angka itu meningkat sebanyak 207 juta orang dalam dua tahun terakhir.

"Ada bahaya nyata, angka-angka ini akan naik lebih tinggi dalam beberapa bulan ke depan," kata Direktur Eksekutif WFP, David Beasley, dikutip dari Al Jazeera.

Lonjakan harga makanan, bahan bakar, dan pupuk sebagai dampak perang Rusia di Ukraina juga akan mendorong banyak negara ke dalam kelaparan.

"Hasilnya adalah destabilisasi global, kelaparan, dan migrasi massal dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kita harus bertindak hari ini untuk mencegah bencana yang mengancam ini," ujar Beasley.

3. Upaya tangani ancaman kelaparan selama 15 tahun jadi percuma

PBB: 828 Juta Orang Kelaparan karena COVID-19 dan Perang di Ukrainailustrasi (Unsplash.com/Siegfried Poepperl)

Pada 2015, sekitar 670 juta orang terdampak kekurangan gizi kronis, sehingga membuat PBB berjanji memberantas kelaparan sampai 2030. Itu dilakukan sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Berbagai strategi untuk membebaskan masyarakat dari ancaman kelaparan telah dilakukan oleh PBB lewat berbagai lembaganya yang bekerja sama dengan pemerintah berbagai negara di dunia. Tapi, krisis dan konflik bersenjata memperburuk situasinya. 

"(Itu) berarti semua upaya dalam 15 tahun itu akan terhapus oleh berbagai krisis yang sedang dialami dunia," kata Gilbert Houngbo selaku presiden IFAD, dikutip dari The Guardian.

Menurut Houngbo, masih ada waktu bagi dunia untuk menghindari ancaman akut kelaparan tersebut. Dia mendesak pemerintah berbagai negara membuat perubahan dalam menetukan kebijakan pertanian.

"Investasi dalam ketahanan (pangan) adalah jawaban nyata. Jika kelaparan terjadi, distribusi makanan mungkin tidak dapat dihindari," kata Houngbo.

"Tapi demi Tuhan, bantuan pangan bukanlah jawabannya. Dan hari ini, jika kita berinvestasi dalam ketahanan (pangan) produsen lokal, kita dapat menghindari kelaparan itu," tambahnya.

Baca Juga: PM Selandia Baru: DK PBB Gagal Tangani Konflik Rusia-Ukraina

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya