PBB: Seminggu Bentrok, 72 Ribu Penduduk RD Kongo Mengungsi

Sebanyak 170 ribu telah mengungsi sejak 2021 

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjelaskan lebih dari 72 ribu penduduk Republik Demokratik Kongo (RD Kongo) telah mengungsi hanya dalam satu minggu. Hal itu disampaikan dalam keterangan resmi yang mereka keluarkan pada Jumat (27/5/2022)

Hal itu disebabkan oleh bentrokan antara milisi M23 yang telah melancarkan aksi kekerasan di bagian timur negara. Mereka bahkan juga disebut telah berhasil merebut pangkalan militer terbesar di dareah itu.

Sekitar 7 ribu dari 72 ribu pengungsi dilaporkan menyeberang ke negara tetangga Uganda. Yang lainnya pergi ke sekitar kota Goma atau mencari tempat berlindung di lokasi yang digunakan untuk menampung korban letusan gunung berapi tahun lalu.

Baca Juga: Rwanda Tuduh Pasukan Republik Kongo Tembaki Wilayahnya

1. Milisi M23 rebut pangkalan militer

https://www.youtube.com/embed/uzfvUdcslvo

Dalam waktu satu minggu terakhir, telah terjadi peningkatan aksi kekerasan di wilayah timur RD Kongo. Kelompok milisi pemberontak M23 terlibat bentrokan dengan tentara negara. PBB melaporkan pada hari Jumat, akibat bentrokan tersebut, lebih dari 72 ribu warga Kongo terpaksa mengungsi, kutip Reuters.

Kelompok M23 disebut sedang melancarkan serangan terbesarnya sejak pemberontakan yang pernah mereka lakukan pada tahun 2012-2013 lalu. Mereka sebagian besar menguasai wilayah pedesaan.

Pertempuran sengit terjadi sekitar 20 kilometer sebelah kota Goma, kota utama di sebelah timur Kongo. Pemberontak secara singkat dapat merebut pangkalan militer terbesar di wilayah itu.

Baca Juga: Serangan Militan Tewaskan 20 Warga Sipil di RD Kongo

2. Sebanyak 170 ribu telah mengungsi sejak 2021

Peningkatan kekerasan antara milisi M23 dengan tentara RD Kongo terjadi di provinsi Kivu Utara. Provinsi tersebut telah menjadi salah satu titik ketidakstabilan keamanan dalam beberapa tahun terakhir.

"Setidaknya 170.000 warga sipil telah mengungsi, seringkali berulang kali sejak eskalasi pertempuran di DRC timur mulai November 2021," kata PBB dilansir AFP.

Sejak 22 Mei ketika bentrokan mulai meningkat, Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) dan Komite Penyelamatan Internasional (IRC) mengatakan sekitar 37 ribu orang telah meninggalkan Rutshuru dan Nyiragongo, dua daerah yang dekat dengan perbatasan Rwanda dan Uganda.

Menurut PBB, orang-orang yang melarikan diri itu menghadapi kekerasan terus-menerus dan ancaman penjarahan terhadap rumah mereka karena ditinggal pergi.

Baca Juga: Langgar Hukum Internasional, Uganda Bayar Ganti Rugi Rp4,6 T ke Kongo

3. M23 menilai pemerintah RD Kongo tak hormati perjanjian

PBB: Seminggu Bentrok, 72 Ribu Penduduk RD Kongo Mengungsiilustrasi milisi (Unsplash.com/Randy Fath)

M23 adalah kelompok etnis Tutsi yang sebagian besar berasal dari Kongo. Kelompok itu telah tersebar sampai di dekat ibu kota provinsi Goma sejak bentrokan meletus pekan lalu. Kelompok milisi M23 pernah merebut kota Goma pada akhir 2012. Tapi tentara kemudian berhasil menumpas para pemberontak itu tahun berikutnya.

Meski begitu, kelompok M23 masih terus melanjutkan pertempuran karena menuduh pemerintah gagal menghormati perjanjian, di mana para pejuang M23 akan dimasukkan dalam barisan tentara.

Dalam laman resmi Badan Pengungsi PBB (UNHCR), RD Kongo telah memiliki 5,6 juta pengungsi internal. Sebanyak 1,9 juta berada di Kivu Utara. Warga sipil juga disebut terkena kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan serta ancaman fisik dan pemerasan oleh pihak yang bertikai.

Saat ini ribuan orang menghadapi kesulitan mencari tempat tinggal dan kekurangan bahan pokok serta kesulitan mengakses makanan dan air bersih. Beberapa di antara mereka berlindung di bangunan sekolah, gereja dan situs pengungsi korban letusan gunung berapi.

UNHCR menyebutkan mereka butuh setidaknya 5 juta dolar atau sekitar Rp72,6 miliar untuk memberikan bantuan perlindungan dan respon kemanusiaan di Kivu Utara.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya