PBB: Sub-Sahara Afrika Kini Jadi Episentrum Ekstremisme Global

Teroris di Sub-Sahara Afrika lebih berbahaya dari Timteng

Jakarta, IDN Times - Badan Pembangunan Internasional PBB (UNDP) mengatakan, pada Selasa (7/2/2023), bahwa episentrum global ekstremisme saat ini berada di Afrika sub-Sahara. Terjadi peningkatan jumlah anggota kekuatan militan bersenjata di wilayah tersebut.

Meski beberapa kelompok militan bersenjata yang mengacau di sub-Sahara merupakan kelompok jaringan yang berafiliasi dengan al-Qaida dan ISIS, tapi faktor utamanya bukan agama. Namun, faktor yang membuat banyak orang bergabung adalah kemiskinan dan sumber mata pencaharian yang lebih baik.

1. Kemiskinan picu ekstremisme di sub-Sahara

PBB: Sub-Sahara Afrika Kini Jadi Episentrum Ekstremisme Globalilustrasi (Unsplash.com/Ben White)

Ketika banyak militan ekstremis bersenjata di Timur Tengah terus melemah, di sub-Sahara justru semakin meningkat. Namun menurut UNDP, faktor umum peningkatan ekstremisme di Afrika adalah kebutuhan terhadap pekerjaan.

Dilansir BBC, UNDP telah mensurvei ribuan orang di delapan negara Afrika, termasuk Mali, Nigeria, dan Somalia. Hasil dari survei itu menunjukkan hanya 17 persen responden yang menyatakan agama jadi alasan utama bergabung dengan kelompok militan.

Sedangkan, 40 persen lainnya menyatakan bahwa kemiskinan sebagai motivasi utama mengapa mereka bergabung dalam kelompok radikal.

Gelombang ancaman kelompok radikal bersenjata di Afrika sangat mematikan. Ini utamanya terjadi di Somalia, Mali, Nigeria, Niger, Burkina Faso, dan beberapa negara lain yang berada di sub-Sahara.

Lebih dari satu dekade kelompok militan itu mengacau, dan sampai saat ini masih belum dapat dipadamkan. Justru anggota kelompok mereka semakin meningkat dan menguat.

Baca Juga: Mali Usir Kepala HAM Pasukan Perdamaian PBB, Ini Alasannya!

2. Responden berasal dari berbagai kelompok militan di Afrika

Kehidupan masyarakat Afrika sangat terpengaruh dengan berbagai peristiwa, termasuk pandemik COVID-19, inflasi, serta perubahan iklim.

UNDP melakukan wawancara terhadap hampir 2.200 orang dari delapan negara di Afrika, yakni Burkina Faso, Kamerun, Chad, Mali, Niger, Nigeria, Somalia dan Sudan. Dilansir Associated Press, lebih dari seribu orang yang diwawancarai adalah mantan anggota militan, entah itu yang direkrut secara sukarela atau secara paksa.

Para responden berasal dari berbagai kelompok ekstremis di Afrika, termasuk Boko Haram di Nigeria, al-Shabaab di Somalia, atau Jama'at Nusrat al-Islam wal Muslimin (JNIM) di Afrika Barat.

"Afrika Sub-Sahara telah menjadi pusat global baru ekstremisme kekerasan dengan 48 persen kematian akibat terorisme global pada 2021," kata Achim Steiner, administrator UNDP.

3. Perbedaan motivasi bergabung kelompok militan antara lelaki dan perempuan

PBB: Sub-Sahara Afrika Kini Jadi Episentrum Ekstremisme Globalilustrasi (Unsplash.com/Emmanuel Ikwuegbu)

Kekerasan akibat serangan kelompok ekstremis di Afrika terpusat di empat negara, yakni Burkina Faso, Mali, Niger dan Somalia. Sepertiga dari korban terorisme berasal dari empat negara tersebut.

Achim Steiner menjelaskan, inti dari laporan UNDP adalah upaya untuk melakukan identifikasi apa yang paling berpengaruh dalam membujuk orang untuk bergabung dengan kelompok militan.

Dilansir VOA, Nirina Kiplagat, salah satu penulis utama laporan itu, menjelaskan bahwa antara perempuan dan lelaki yang bergabung dengan kelompok militan juga memiliki motivasi berbeda.

"Perempuan cenderung bergabung karena alasan ideologis dan cenderung bergabung dengan keluarga dan khususnya pasangan mereka, suami mereka. Dan yang kami temukan sebaliknya, bahwa laki-laki yang direkrut cenderung bergabung dengan teman-teman," kata Kiplagat.

Dari temuan itu, ada salah satu yang menarik yakni persoalan pendidikan. Satu tahun tambahan di sekolah dapat mengurangi kemungkinan perekrutan sukarela kelompok militan sebesar 30 persen.

Baca Juga: Afghanistan Diterpa Musim Dingin, PBB Memohon ke Taliban soal Ini

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya