Pembuatan Vaksin COVID-19 Bahayakan Populasi Hiu 

Setengah juta hiu kemungkinan akan dibunuh untuk vaksin 

New York, IDN Times – Sudah lebih dari 50 juta orang yang terinfeksi virus corona dalam hampir setahun ketika wabah ini muncul. Dari jumlah tersebut, lebih dari 1,3 juta orang meninggal. Angka tersebut masih akan terus bertambah selama vaksin belum benar-benar bisa digunakan di dalam tubuh manusia.

Akan tetapi, produksi vaksin virus corona rupanya juga mengancam kehidupan laut, khususnya adalah hiu, terlebih lagi hiu laut dalam. Mengapa? Karena salah satu bahan utama vaksin adalah minyak hati ikan hiu. Karena itu beberapa koservatoris yang fokus pada kehidupan hiu di lautan mengkhawatirkan keberlangsungan hidup binatang satu ini.

1. Minyak hati ikan hiu sebagai agen penguat vaksin

Pembuatan Vaksin COVID-19 Bahayakan Populasi Hiu Produksi minyak hati hiu diperkirakan lebih murah dan dapat menghasilkan banyak. Ilustrasi (pexels.com/George Desipris)

Minyak hati ikan hiu disebut juga squalene. Squalene bisa menjadi salah satu penyelamat manusia karena juga berfungsi sebagai penguat vaksin dalam dunia medis. Penguat vaksin ini disebut adjuvan, yang fungsinya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia, serta dapat membuat vaksin lebih efektif.

Menurut Justin Meneguzzi dari National Geographic, lima dari 202 kandidat vaksin untuk virus corona mengandalkan squalene (13/11). Salah satu cara untuk mendapatkan squalene bersumber dari hiu yang ditangkap dari lingkungan alam liarnya. Sedangkan untuk menghasilkan satu ton squalene, diperkirakan membutuhkan antara 2.500 sampai 3.000 ekor hiu.

Permintaan vaksin, baik itu vaksin virus corona atau vaksin lainnya, akan terus bertambah setiap tahunnya. Pendiri dan direktur eksekutif Shark Allies, Stefanie Brendl, mengatakan bahwa “ini adalah permintaan yang berkelanjutan untuk ditempatkan pada sumber daya alam yang terbatas seperti hiu”. Perlu diketahui, sepertiga dari spesies hiu di dunia terancam punah.

Shark Allies yang dipimpin oleh Stefanie Brendl adalah sebuah lembaga nirlaba konservasi hiu yang berbasis di California, Amerika Serikat. Di laman resminya, lembaga konservasi tersebut bahkan memiliki sebuah pranala yang mengajak kita semua untuk menandatangani petisi agar para produsen vaksin tidak menggunakan squalene dari minyak hati ikan hiu.

2. Setengah juta hiu akan dibunuh untuk dipanen

Pembuatan Vaksin COVID-19 Bahayakan Populasi Hiu Kemungkinan setengah juta hiu akan dibunuh untuk vaksin COVID-19. Ilustrasi (pexels.com/Vova Krasilnikov)

Salah satu vaksin yang menggunakan minyak hati ikan hiu adalah MF59. Dalam setiap dosinya, ada sekitar 9,75 miligram squalene. Vaksin ini dikembangkan oleh University of Queensland yang bekerja sama dengan perusahaan bioterapi CSL dan Seqirus untuk mengembangkan kandidat vaksin virus corona.

Diperkirakan, jika tiap populasi di dunia menggunakan satu dosis vaksin tersebut, ada sekitar 250.000 hiu yang akan dibantai. Jika satu dosis belum cukup untuk menciptakan kekebalan imun dalam tubuh manusia terhadap virus corona dan membutuhkan dua dosis, maka ada setengah juta hiu yang bakal dibunuh.

Tapi menurut Stefanie Brandl, bukan hanya hitung-hitungan tersebut yang dikhawatirkan. Akan tetapi, menurut laman Vice, pengembangan dan produksi vaksin virus corona memiliki kemungkinan berlipat ganda. Populasi global yang akan terus bertambah, secara otomatis akan membuat produksi vaksin juga semakin meningkat (29/9). Jika vaksin terus mengandalkan squalene hiu sebagai bahan utama penguat vaksin, maka akan terjadi krisis ekologi dahsyat khususnya pada spesies hiu.

Baca Juga: Pengujian Vaksin Sinovac Tetap Berlanjut saat Vaksin AstraZeneca Terhenti

3. Alternatif penghasil squalene selain hati hiu

Pembuatan Vaksin COVID-19 Bahayakan Populasi Hiu Tebu sebagai pengganti squalane minyak hati hiu yang lebih ramah lingkungan. Ilustrasi (unsplash.com/Victoria Priessnitz)

Kecemasan dan kehawatiran akan pembantaian besar-besaran terhadap spesies hiu patut untuk diperhitungkan jika produsen vaksin tidak memiliki alternatif lain untuk penguat vaksinnya. Sifat kimiawi dari squalene yang bukan dari binatang tetapi memiliki kemiripan dengan squalene hiu adalah minyak zaitun, tebu, bibit gandum, bakteri dan ragi.

Menurut laman NPR, meski ada beberapa jenis non-hewan yang dapat menghasilkan squalene, akan tetapi squalene hiu dipilih karena dianggap biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya lebih murah dan dapat menghasilkan jumlah squalene lebih banyak dari pada sumber non-hewan (10/10).

Kekhawatiran yang muncul dari konservasionis seperti Stefanie Brandl tidak memiliki maksud bahwa populasi hiu lebih penting dari pada populasi manusia. Akan tetapi, menurutnya hiu membuat rantai makanan di laut tetap stabil, dan stok ikan tetap sehat serta menjauhkan penyakit dari populasi hewan lainnya.

Baca Juga: Vaksin Merah Putih vs Vaksin Sinovac, Apa Bedanya?

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya