Penjaga Pantai Libya Tembaki Kapal Migran

UE didesak untuk akhiri kerja sama dengan Libya

Tripoli, IDN Times - Laut Mediterania adalah laut yang dijadikan sebagai salah satu jalur utama menyeberang para migran dari daratan Afrika ke Eropa. Setiap tahun, ada puluhan ribu orang yang menyeberang dengan perahu kecil dan penuh sesak dari Afrika ke beberapa negara Eropa seperti Yunani, Italia, Spanyol dan beberapa negara Eropa lainnya.

Uni Eropa telah menggelontorkan banyak dana ke negara-negara di Afrika utara, seperti Libya, untuk membantu menahan laju kapal migran yang menyeberang. Meski begitu, tetap saja sampai saat ini masih banyak kapal migran yang menyeberang, meski taruhannya nyawa.

Pada Rabu, 30 Juni 2021, sebuah kelompok penyelamat laut nirlaba mengecam penjaga pantai Libya setelah menyaksikan otoritas maritim Libya mengejar kapal migran yang penuh sesak. Kapal penjaga pantai Libya juga terlihat menembak ke arah kapal migran, sebagai upaya menghentikannya menyeberang laut Mediterania ke Eropa.

1. Kapal penjaga pantai Libya yang menembaki kapal migran terekam kamera

Libya adalah salah satu pintu utama yang digunakan oleh para migran menuju Uni Eropa (UE). Kapal-kapal yang mengangkut migran, menyeberangi laut Mediterania untuk menuju negara-negara seperti Yunani, Italia, Spanyol atau Portugis. Libya yang hingga kini tidak stabil secara politik dan keamanan, sering menjadi titik awal penyeberang migran ke negara-negara Uni Eropa. Adakalanya, para migran juga menjadi sasaran para pedagang manusia.

Untuk menekan arus migran tersebut, UE telah banyak menggelontorkan dana untuk Libya. Para penjaga pantai Libya juga mendapatkan pelatihan agar dapat menahan dan mencegat kapal-kapal penyelundup yang mengangkut manusia ke Eropa.

Namun, pada hari Rabu, 30 Juni 2021, melansir laman Deutsche Welle, sebuah kelompok nirlaba Jerman yang bernama Sea-Watch melakukan patroli di perairan internasional Malta dan mereka melihat kapal penjaga pantai Libya mengejar kapal migran.

Pesawat yang digunakan Sea-Watch bahkan melihat penjaga pantai Libya melepaskan tembakan ke arah kapal migran, dan kapal penjaga pantai itu terlihat mendekat serta hampir menabraknya. Peristiwa itu direkam oleh awak pesawat Sea-Watch dan dirilis pada hari Kamis (1/7). Sea-Watch mengecam tindakan yang telah dilakukan oleh penjaga pantai Libya karena membayakan nyawa para migran.

2. UE didesak untuk mengakhiri kerja sama dengan penjaga pantai Libya

Penjaga Pantai Libya Tembaki Kapal MigranKapal penjaga pantai Libya hampir menabrak kapal migran. (Twitter.com/Sea-Watch International)

Baca Juga: Libya Larang Gerakan Militer Tanpa Persetujuan

UE telah bekerjasama dengan Libya. UE menggelontorkan banyak dana kepada Libya agar mencegah arus migran. Sebagian besar para migran datang dari daerah konflik, baik itu dari daratan Afrika maupun Asia.

EU telah melakukan kerjasama itu sejak tahun 2015 lalu. Menurut HRW, EU juga telah membuat program bernama Support to Integrated border and migration management in Libya (IBM project), pada tahun 2017. EU menggelontorkan dana sebanyak 91,3 juta euro atau sekitar Rp1,5 triliun.

Proyek tersebut ini hampir seluruhnya berfokus pada peningkatan kapasitas operasional otoritas Libya dalam pengawasan maritim. Selain itu, proyek juga membantu penyediaan dan pemeliharaan kapal cepat, menyiapkan fasilitas dasar untuk mengoordinasikan operasi dan melakukan pelatihan penjaga pantai. UE juga masih menambah uang tersebut dalam tahun-tahun setelahnya.

Meski begitu, upaya UE ini bisa disebut tidak berhasil. Arus migran terus terjadi dari Libya ke UE. Bahkan menurut The New Humanitarian, mereka para migran yang dicegat di laut dan dikembalikan ke Libya oleh penjaga pantai Libya, sebagian besar pencari suaka dan migran dari Afrika Timur dan Barat, menghadapi penahanan tanpa batas waktu, pemerasan, penyiksaan, eksploitasi seksual, dan kerja paksa.

Penjaga pantai Libya masih terus melakukan operasi intersepsi untuk menahan laju kapal para migran. Tapi tindakan terbaru mereka yang direkam Sea-Watch dianggap mengancam jiwa. Melansir laman Al Jazeera, "mereka yang menembaki pengungsi dan mencoba membalikkan perahu mereka tidak ada di sana untuk menyelamatkan mereka. UE harus segera mengakhiri kerja sama dengan apa yang disebut penjaga pantai Libya," kata Felix Weiss dari Sea-Watch.

3. Kapal yang membawa migran berhasil sampai di Lampedusa, Italia

Penjaga Pantai Libya Tembaki Kapal MigranFoto para migran yang sampi ke Lampedusa, Italia, pada tahun 2007 silam. (Wikipedia.org/Sara Prestianni)

Rekaman yang menunjukkan penjaga pantai menembaki kapal pembawa migran itu, oleh Sea-Watch sempat diteriaki dengan radio komunikasi bahwa penjaga pantai Libya membahayakan nyawa orang-orang di kapal migran. Sea-Watch juga sudah mendesak mereka untuk berhenti menembak.

Tapi dari komunikasi radio, penjaga pantai Libya menjawab dan beralasan dalam bahasa Inggris yang patah-patah bahwa mereka mencoba menyelamatkan para migran.

Melansir laman Associated Press, pesawat Sea-Watch kekurangan bahan bakar dan berbalik sebelum pengejaran berakhir. Kemudian mereka menerima laporan bahwa kapal migran itu telah tiba di pulau Lampedusa, Italia, pada Kamis pagi (1/7). Tidak ada komentar langsung tentang insiden tersebut, baik dari Libya, Malta atau pihak berwenang di Lampedusa, Italia.

Lebih dari 20.000 migran dan pengungsi telah tewas saat mencoba menyeberangi laut Mediterania ke Eropa sejak 2014. Tahun ini menurut PBB, setidaknya 723 orang diketahui telah meninggal atau hilang saat mengambil rute ini dengan kapal yang tidak layak.

Baca Juga: Kapal Tenggelam, 43 Migran Tewas di Lepas Pantai Libya

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya