Perang Ukraina Terkini: Sebagian Besar Luhansk Direbut Rusia

Pasukan Ukraina mundur untuk hindari pengepungan

Jakarta, IDN Times - Perang Rusia di Ukraina telah memasuki minggu keempat. Intensitas serangan Rusia di Donbass terus mengalami peningkatan dan tentara Moskow meraih keberhasilan sedikit demi sedikit secara konstan.

Donbass adalah daerah ujung timur Ukraina yang dikuasai pasukan pemberontak pro-Rusia. Mereka berusaha memerdekakan diri dan membentuk Republik Luhansk (LNR) dan Republik Donetsk (DPR).

Di Luhansk, pasukan LNR bersama dengan pasukan Rusia telah menguasai sebagian besar wilayah. Para analis bahkan memperkirakan Luhansk akan jatuh ke tangan Rusia dalam beberapa hari mendatang. Tentara Ukraina terus terdorong dari kantong pertahanan terakhir, kota Severodonetsk, mencoba mundur untuk menghindari kepungan.

Ada tiga fokus utama pertempuran Rusia di Ukraina, yakni front selatan, front timur di Donbass dan front utara. Berikut ini adalah laporan situasi perang Rusia di Ukraina terkini.

Baca Juga: Inflasi Rusia Tak Terkontrol, Rusia Defisit Anggaran Rp259 Triliun

1. Rusia siap berkontribusi cegah krisis pangan

Perang Ukraina Terkini: Sebagian Besar Luhansk Direbut Rusiailustrasi gandum (Pexels.com/TymurKhakimov)

Rusia dan Ukraina adalah produsen serta eksportir gandum terbesar di dunia. Tapi perang yang mereka lakukan telah mengganggu pasokan dan menimbulkan ancaman krisis pangan global.

Rusia telah memblokade Laut Hitam di front selatan sejak awal invasi, membuat kapal-kapal pengangkut di pelabuhan Ukraina tidak dapat melaut.

Dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri (PM) Italia Mario Draghi, Presiden Rusia Vladimir Putin menjanjikan akan memberi kontribusi signifikan dalam mencegah krisis pangan. Tapi dengan syarat, sanksi-sanksi Barat terhadap Moskow yang bermotif politik harus dicabut.

Dilansir Associated Press, juru bicara Kremlin Dmitri Peskov mengatakan Barat harus membatalkan keputusan melanggar hukum yang menghambat penyewaan kapal dan mengekspor biji-bijian dari Rusia.

Rencananya, kesepakatan akan dibuat untuk membuat koridor Laut Hitam guna mengurangi blokade. Ini akan berfungsi membuat kapal asing dan kapal pengangkut bisa dengan lancar mengirim pasokan. Meski begitu, kesepakatan tersebut sampai saat ini belum jelas.

Baca Juga: Presiden Zelenskyy Harap G20 Bisa Selesaikan Perang Rusia-Ukraina

2. Penduduk Kherson merasa ditinggalkan Kiev

Perang Ukraina Terkini: Sebagian Besar Luhansk Direbut RusiaIlustrasi barisan tank Rusia (Twitter.com/Минобороны России)

Di poros selatan lain, Kherson adalah kota terbesar yang berhasil dikuasai Rusia tanpa pertempuran sengit. Rusia mengumumkan sukses mengambil kota itu pada 2 Maret. Kota Kherson menjadi jembatan penting antara Krimea yang dicaplok Rusia dengan Ukraina.

Kherson saat ini dipimpin oleh pejabat yang ditunjuk Rusia. Kherson bahkan telah menerapkan mata uang ganda, rubel Rusia dan hryvnia Ukraina. Ada isu Rusia diminta pejabat setempat membangun pangkalan militer di kota tersebut.

Seorang penduduk Kherson yang anti-Rusia, mengatakan kepada Al Jazeera, bahwa situasi kota itu tidak seperti kota-kota lain di sekitar Kiev. Jarang terdengar kabar ada pembunuhan warga sipil. Bahkan tentara Moskow disebut kadang membantu pasokan makanan.

Menurut Institute for The Study of War, Komando Operasi Selatan Ukraina mengatakan pasukan Rusia sedang menciptakan garis pertahanan ketiga untuk mengantisipasi serangan balik Ukraina di Kherson.

Pada 26 Mei, pasukan Rusia mencoba maju menyerang perbatasan Mykolaiv-Kherson tapi berhasil digagalkan. Di Zaporizhia, Ukraina melihat tentara Moskow di sekitar Melitopol telah membentuk pertahanan yang diperkuat dengan tank T-62 usang karena ribuan tank terbaru Rusia telah hancur berantakan di pertempuran lain.

Baca Juga: Menlu Inggris Kunjungi Bosnia: Untuk Bendung Intervensi Rusia

3. Sebagian besar Luhansk telah direbut Rusia

Perang Ukraina Terkini: Sebagian Besar Luhansk Direbut Rusiailustrasi salah satu sudut kota di Ukraina yang hancur oleh serangan Rusia (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Di pertempuran front timur, bersama dengan pasukan pemberontak LNR, pasukan Rusia terus berhasil mendapatkan beberapa kemajuan di Luhansk. Pasukan Rusia memulai serangan langsung ke Severodonetsk pada 27 Mei, tapi kota itu belum sepenuhnya mampu dikepung.

Dilansir Reuters, Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan 90 persen bangunan kota Severodonetsk telah rusak. 

"Rusia tidak akan dapat merebut wilayah Luhansk dalam beberapa hari mendatang seperti yang diperkirakan para analis. Kami akan memiliki kekuatan dan sumber daya yang cukup untuk mempertahankan diri. Namun ada kemungkinan bahwa agar tidak dikepung, kami harus mundur," jelas Gaidai.

Menurut Institute for The Study of War, Rusia terus memberi tekanan pada Severodonetsk. Serangan dilancarkan dari Ustynka dan Borisvske masing-masing hanya 9 kilometer dan 14 kilometer tenggara kota.

Kota kembaran Severodonetsk, Lysychansk, juga terus jadi salah satu prioritas serangan pasukan Rusia. Hal itu diperkirakan untuk mendukung operasi utama menaklukkan kantong pertahanan terakhir Ukraina di Severodonetsk.

Kota Lyman sebelah barat Severodonetsk dikabarkan telah dikuasai Rusia, tapi berhasil direbut kembali oleh tentara Ukraina.

"Jika penjajah (Rusia) berpikir bahwa Lyman dan Severodonetsk akan menjadi milik mereka, mereka salah. Donbas akan menjadi Ukraina," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

4. Pasukan Rusia tak melakukan upaya serangan di Kharkiv

Perang Ukraina Terkini: Sebagian Besar Luhansk Direbut Rusiailustrasi tentara Ukraina (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Perkembangan pertempuran di front utara, tepatnya di kota Kharkiv, juga masih terus berlangsung. Meski terdapat laporan bahwa pasukan Rusia telah terdorong jauh dari kota tersebut akibat serangan balik signifikan tentara Ukraina.

Kharkiv adalah kota terbesar kedua di Ukraina yang dekat dengan perbatasan Rusia. Sampai saat ini kota itu mampu dipertahankan dengan gagah oleh pasukan Kiev.

Dalam laporan harian Institute for The Study of War, pada 27 Mei, pasukan Rusia tidak melakukan gerakan ofensif di sekitar kota tersebut. Mereka hanya mencoba mempertahankan diri di garis pertahanan.

Pihak Ukraina mengklaim tentara Putin melanjutkan penembakan terhadap desa-desa yang berhasil dibebaskan pasukan Kiev, tapi tidak mendapat kemajuan sama sekali.

5. AS dikabarkan akan kirim bantuan MLRS ke Ukraina

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba kembali memohon kepada negara-negara Barat untuk bantuan senjata berat. Dilansir Associated Press, dia mengatakan karena itu adalah satu-satunya area di mana Rusia memiliki keuntungan yang jelas.

"Tanpa artileri, tanpa beberapa sistem peluncuran roket, kami tidak akan dapat mendorong mereka kembali," kata Kuleba.

Sejauh ini permintaan Ukraina kepada AS untuk bantuan senjata roket jarak jauh belum mendapatkan tanggapan atau persetujuan.

Tetapi Sistem Roket Peluncuran Ganda (MLRS) buatan AS dan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), beberapa versi yang dapat meluncurkan roket lebih jauh dari pada senjata apa pun, bisa jadi paket bantuan militer terbaru, kutip Politico.

Dalam laporan Tass, ada kemungkinan MLRS yang akan masuk dalam paket bantuan militer AS untuk Ukraina adalah M31 GMLRS (Guided Multiple Launch Rocket System).

Ini adalah sistem peluncur roket dengan jangkauan 70 kilometer hingga 500 kilometer, tergantung pada amunisinya. Sistem ini dilengkapi rudal berpemandu satelit. Meski begitu, belum ada keputusan akhir apakah senjata tersebut akan dikirim ke Ukraina karena pertimbangan akan dapat memperparah atau meningkatkan konflik.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya