Perjalanan Fusako Shigenobu, Pendiri Grup Teroris Tentara Merah Jepang

Fusako Shigenobu dianggap pahlawan oleh rakyat Palestina

Jakarta, IDN Times - Salah satu pendiri kelompok teroris Jepang bernama Fusako Shigenobu, pada Sabtu (28/5/22) dibebaskan dari penjara. Dia telah mendekam di dalam tahanan selama 20 tahun.

Shigenobu adalah seorang perempuan dan salah satu pendiri Japanese Red Army (JRA) alias Tentara Merah Jepang, sebuah kelompok teroris Jepang yang berdiri sejak tahun 1970-an. Kelompok tersebut mendalangi sejumlah pengepungan kantor kedutaan pemerintah Barat, termasuk Prancis dan Amerika Serikat (AS).

Ketika Shigenobu bebas dari kurungan penjara yang menghukumnya, dia menyampaikan permintaan maaf karena telah menyakiti banyak orang tak bersalah, yang tak pernah ia kenal sebelumnya.

Berikut fakta-fakta Fusako Shigenobu, pendiri Tentara Merah Jepang alias JRA.

Baca Juga: Fusako Shigenobu, Pendiri Tentara Merah Jepang Dibebaskan

1. Shigenobu bebas pada 28 Mei 2022

Fusako Shigenobu keluar dari penjara disambut oleh putrinya. Shigenobu keluar dengan mengenakan topi hitam, jas abu-abu serta masker yang menutupi mulut dan hidung. Kerumunan wartawan juga ikut menyambut salah satu pendiri kelompok teroris JRA tersebut.

"Saya telah menyakiti orang tak bersalah yang tidak saya kenal dengan mengutamakan perjuangan kami. Meskipun itu adalah waktu yang berbeda, saya ingin mengambil kesempatan ini untuk meminta maaf secara mendalam," kata Shigenobu dikutip dari Associated Press.

2. Shigenobu ditahan 20 tahun karena serangan ke Kedubes Prancis di Belanda

Shigenobu ditangkap pada 2000 di Osaka, tempat persembunyiannya. Setahun setelah penangkapannya, kelompok teroris JRA kemudian dibubarkan. Shigenobu diganjar hukuman 20 tahun penjara karena ikut mendalangi pengepungan Kedutaan Besar Prancis di Den Haag, Belanda pada 1974.

Kejahatan Shigenobu yang membuatnya diganjar 20 tahun kurungan penjara, karena terlibat dalam serangan ke Kedutaan Prancis di Belanda. Dilansir BBC, kelompok itu yang terdiri dari tiga pejuang, menyandera duta besar dan 10 staf lainnya selama 100 jam.

Pejuang JRA kemudian dikepung dan operasi akhirnya berakhir usai Prancis membebaskan seorang militan JRA. Kelompok itu kemudian terbang ke Suriah. Shigenobu disebut tidak mengambil bagian dalam serangan tersebut. Namun pengadilan Jepang menemukan bukti bahwa dia telah membantu mengoordinasikannya.

Baca Juga: Usai 20 Tahun Ditahan, Pendiri Kelompok Teroris Jepang Minta Maaf

3. Terlibat berbagai aksi protes pada 1960 hingga 70-an lalu terbang ke Lebanon

Perjalanan Fusako Shigenobu, Pendiri Grup Teroris Tentara Merah JepangFusako Shigenobu saat bekerja dengan Ghassan Kanafani di kantor Al Hadaf, 1972. (dok. Fujin Koron Magazine via Facebook Fusako Shigenobu 重信房子)

Melansir dari Al Jazeera, Shigenobu pernah terlibat dalam berbagai gerakan protes pada 1960-an hingga 70-an di negaranya, termasuk menentang Perang Vietnam dan rencana pemerintah untuk membiarkan militer Amerika Serikat tetap berada di Jepang.

JRA adalah sebuah kelompok teroris sayap kiri yang ditakuti pada 1970-an hingga 1980-an. Mereka bergerak untuk memprovokasi revolusi sosial secara global melalui aksi teror tingkat tinggi. Shigenobu, sebagai salah satu pendiri kelompok tersebut, terbang ke Lebanon pada 1971 dan mendirikan kelompok teroris di sana.

4. Musuh bebuyutan Israel dan tetap masih dipuja oleh Palestina

Menurut Al Jazeera, kelompok JRA kemudian bergabung dengan para pejuang Palestina untuk menjadi musuh bebuyutan Israel. JRA terkenal di seluruh dunia karena aksi mematikan dan spektakulernya termasuk aksi pembajakan pesawat.

Shigenobu sendiri diyakini mendalangi serangan mematikan menggunakan senapan mesin dan granat pada tahun 1972 di Bandara Lod, Tel Aviv, Israel. Akibat serangan itu, 26 orang tewas dan 80 lainnya terluka.

JRA juga dianggap bertanggung jawab atas pengambilalihan kantor konsulat AS di Kuala Lumpur, Malaysia pada tahun 1975. Kelompok teroris tersebut pernah mengebom fasilitas militer AS di Italia pada 1988. Pada April 2001, dari balik penjara Shigenobu resmi membubarkan JRA.

Shigenobu tetap dianggap sebagai pahlawan bagi masyarakat Palestina hingga saat ini. Bahkan ketika dia keluar penjara pada hari Sabtu, perempuan sepuh yang telah berusia 76 tahun itu, mengenakan jilbab Keffiyeh khas Palestina yang dikalungkan di bahunya.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya