Perubahan Iklim Nyata! Gelombang Panas Tewaskan 25 Orang di India

Gelombang panas juga mengancam hasil panen

Jakarta, IDN Times - India menghadapi gelombang panas yang membuat puluhan orang tewas. Di negara bagian Maharashtra, negara bagian paling kaya di India, 25 orang dilaporkan telah tewas selama gelombang panas sejak akhir Maret 2022.

Ilmuwan telah menghubungkan awal musim panas yang sangat terik saat ini di India dengan perubahan iklim. Lebih dari satu miliar orang India diperkirakan rentan terhadap panas yang ekstrem. Pakistan juga terdampak tetapi India lebih parah.

Di beberapa daerah di India, panas bisa mencapai lebih dari 40 derajat celcius. Banyak orang tak mampu membeli pendingin ruangan yang membuat mereka rentan terkena dampak. Gelombang panas tersebut diperkirakan juga akan berefek pada panen gandum yang bakal menyusut.

Baca Juga: India-Pakistan Dilanda Gelombang Panas Ekstrem, Suhu Tembus 45 Derajat

1. Banyak kematian di perdesaan akibat gelombang panas

Perubahan Iklim Nyata! Gelombang Panas Tewaskan 25 Orang di IndiaIlustrasi korban (Pixabay.com/Soumen82hazra)

Departemen Meteorologi India menjelaskan bahwa negara tersebut mengalami musim terpanasnya selama lebih dari satu abad. Rata-rata, semua wilayah India mengalami kenaikan 1,86 derajat celcius di atas normal. Wilayah utara, barat dan timur India mengalami lonjakan suku melewati 40 derajat celcius.

Di bagian barat India, tepatnya di negara bagian Maharashtra, gelombang panas ekstrem itu telah merenggut puluhan nyawa manusia. Dikutip dari Reuters, ada 25 kematian yang saat ini tercatat akibat gelombang panas sejak akhir Maret.

Pradeep Awate, seorang pejabat kesehatan Maharashtra, mengatakan "ini diduga kematian akibat serangan panas." Sebagian besar kematian di negara bagian tersebut terjadi di daerah perdesaan.

Gelombang panas juga memicu kenaikan permintaan listrik untuk menyalakan pendingin ruangan. Tapi perusahaan pembangkit listrik mengalami kekurangan besar-besaran batu bara sehingga terjadi pemadaman listrik secara berkala.

Baca Juga: Ribuan Tewas, 10 Fakta Gelombang Panas Mematikan Abad ke-20

2. Panen gandum terancam menyusut

Selain di negara bagian Maharashtra, di negara bagian Odisha timur, pihak berwenang mengatakan seorang pria berusia 64 tahun meninggal karena serangan panas. Ada ratusan lainnya yang telah diberikan perawatan medis. Suhu tertinggi di negara bagian itu terjadi di Subarnapur dengan 43,2 derajat celcius.

Karena saking panasnya, penduduk setempat mengatakan bahwa kipas angin dan pendingin ruangan tidak berfungsi atau tidak berdampak pada rasa panas yang dirasakan, kutip Al Jazeera.

Banyaknya permintaan listrik untuk menyalakan pendingin udara membuat pembangkit listrik kewalahan menyediakan sumber daya. Tapi kekurangan batu bara membuat pihak berwenang berharap dilakukan peningkatan impor karena sumber listrik tidak mencukupi permintaan yang ada.

Gelombang panas tersebut juga diperkirakan akan berdampak dengan menyusutnya hasil panen gandum. Selama lima tahun terakhir, India telah mencetak rekor kenaikan panen gandum. India adalah negara produsen gandum terbesar di dunia dan jika panen menyusut juga akan berdampak pada negara lain yang mengimpor gandum India.

"Karena gelombang panas, kami kehilangan lebih dari 5 kuintal (500 kilogram) per hektar hasil panen April kami," kata Gurvinder Singh, direktur pertanian di Punjab.

Baca Juga: Yunani: Gelombang Panas Terburuk di 30 Tahun Terakhir

3. Ujian batas kemampuan bertahan hidup

Perubahan Iklim Nyata! Gelombang Panas Tewaskan 25 Orang di Indiailustrasi (Pexels.com/Parij Photography)

Bulan lalu di ibu kota New Delhi, warga menyaksikan suhu di atas 40 derajat celcius selama tujuh hari berturut-turut, naik tiga derajat di atas suhu rata-rata April. Gelombang panas itu telah memicu penutupan sekolah, merusak tanaman dan memberi tekanan pada sumber energi listrik.

Penduduk diperingatkan untuk tetap berada di dalam rumah agar terhindar dari dehidrasi. Menurut CNN, gelombang panas itu juga dirasakan di tetangga India, yakni Pakistan. Kota-kota di tenggara negara itu mencatat suhu tertinggi 47 derajat celcius. Itu adalah suhu tertinggi yang tercatat di kota mana pun di belahan utara bumi.

Dr. Chandni Singh, peneliti krisis iklim dunia dan Peneliti Senior di Institut Permukiman Manusia India menjelaskan gelombang panas ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya. "Kami telah melihat perubahan dalam intensitas, waktu kedatangan, dan durasinya. Inilah yang diprediksi oleh para ahli iklim dan akan berdampak berjenjang pada kesehatan."

Gelombang panas di India, oleh para ilmuwan dinilai berhubungan dengan dampak perubahan iklim. Chandni Singh berpendapat lebih banyak yang harus dilakukan untuk mempersiapkan gelombang panas di masa depan.

Menurut ilmuwan tersebut "Anda hanya bisa beradaptasi sebanyak mungkin. Gelombang panas ini menguji batas kemampuan bertahan hidup manusia."

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya