Perusahan Ini Memata-Matai Karyawan dengan Bantal

Semua data aktivitas tubuh diketahui oleh atasan 

Beijing, IDN Times – Sebuah perusahaan di Hangzhou, sekitar 1.300 kilometer arah tenggara ibukota Beijing melakukan aksi “memata-matai” karyawan lewat teknologi canggih yang disematkan di bantal kursi karyawannya. Tindakan tersebut ramai jadi pembicaraan dan mendapatkan banyak kecaman.

Perusahaan mendistribusikan bantal “pintar” kepada karyawan untuk ditaruh di kursi. Konon, bantal “pintar” tersebut adalah sebuah purwarupa yang akan dilepas ke pasar. Bantal berisi sensor canggih yang dapat mendeteksi detak jantung, pernapasan, postur tubuh, dan tingkat kelelahan pengguna.

Karena adanya sensor tersebut, maka bantal dapat mendorong penggunanya untuk berdiri dan merenggangkan tubuhnya ketika telah duduk terlalu lama. Setelah beberapa waktu bantal itu digunakan oleh para karyawan, rupanya ada yang menyadari bahwa piranti tersebut bukan hanya berkemampuan mendeteksi kelelahan tapi juga memiliki fungsi mata-mata.

1. “Saya merasa telanjang” kata seorang karyawan

Perusahan Ini Memata-Matai Karyawan dengan BantalKaryawan merasa telanjang karena semua aktivitasnya diketahui atasan. Ilustrasi (unsplash.com/Arlington Research)

Sebuah perusahaan teknologi yang bernama Hebo Logistic Technology di Hangzhou, membuat sebuah perangkat canggih yang dikemas dalam bentuk bantal di kursi. Awalnya, perangkat tersebut dikabarkan mampu mendeteksi tanda-tanda vital penggunanya. Perusahaan mengatakan bahwa bantal itu difungsikan untuk membuat nyaman para karyawan.

Namun seorang karyawan kemudian menyadari ketika melakukan obrolan dengan kolega dari bagian Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan. Karyawan tersebut bernama Wang dan membagikan pengalamannya di sosial media.

Wang bercerita bahwa koleganya dari bagian SDM, dengan nada “bercanda” mengancam akan memotong bonusnya. Hal itu dikarenakan Wang diketahui sering meninggalkan meja kerja pada pukul 10.00 hingga 10.30 pagi. Melansir dari laman Mashable, Wang mengaku “Saya merasa telanjang” dan tertipu bahwa bantal awalnya bertujuan untuk membuat nyaman tetapi justru menjadi alat pengintai.”

Wang menilai bahwa perusahaan telah melakukan pengawasan dengan cara yang curang, lewat alat pengintai yang ditanamkan pada bantal tersebut. “Data yang dikumpulkan, seperti saat Anda duduk, saat tidak, saat Anda menjadi emosional, semuanya ada ditangan atasan Anda”, katanya. Dia juga menyampaikan bahwa bagian SDM akan memeriksa semua data tersebut.

2. Melanggar aturan privasi

Perusahan Ini Memata-Matai Karyawan dengan BantalPerusahaan dianggap melanggar privasi karyawan. Ilustrasi (unsplash.com/Matthew Henry)

Cerita Wang yang diunggah ke sosial media segera saja menjadi viral yang menimbulkan banyak kecaman terhadap perusahaan. Apa yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebuah cara pengintaian yang melanggar aturan privasi. Bantal tersebut dibagikan kepada Wang dan sembilan rekan karyawan lainnya.

Seorang pengacara dari Kantor Hukum Zhongdun, Beijing, bernama Yang Wengzhan, menjelaskan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemungkinan telah bertindak secara ilegal dengan mengizinkan data yang dikumpulkan untuk dibagikan dengan karyawan lain, khususnya bagian SDM. 

Yang Wengzhan sendiri juga mengkritik perusahaan yang memberikan informasi dan persetujuan semacam kontrak, yang ditulis dalam bahasa Inggris. Formulir persetujuan tersebut, belum tentu dipahami secara sempurna oleh para karyawannya.

Melansir dari Asiaone, “kedua dokumen ini dalam bahasa Inggris. Apakah dapat menjamin karyawan mengetahui dengan jelas apa isi dokumen tersebut?” kata Wengzhan. Selama perusahaan telah memberitahukan sebelumnya tentang pengujian, tentu hal tersebut akan legal tapi jika belum, maka hal itu akan dianggap ilegal dan melanggar hukum.

Baca Juga: Mata-mata Israel Pulang Setelah 35 Tahun Ditahan di AS

3. Uji coba

Perusahan Ini Memata-Matai Karyawan dengan BantalPerusahaan berkelit bahwa bantal pintar hanya purwarupa dan untuk ujicoba saja. Ilustrasi (pexels.com/Karol D)

Kabar ramainya bantal pengintai perusahaan menimbulkan gelombang kritik dan kecaman. Presiden kehormatan Federasi Teknologi Informasi Hong Kong, Francis Fong, mengatakan bahwa cara pengintaian menggunakan bantal itu adalah cara yang kuno. Meskipun sebenarnya ada sensor canggih yang ditanam di dalamnya.

Menurut Fong, kamera yang terhubung dengan analisis data besar sebenarnya sudah cukup dan dapat memberikan lebih banyak informasi.

Perusahaan kemudian berkelit dan menjelaskan bahwa bantal “pintar” itu hanya sebuah purwarupa untuk uji coba. Bantal diujicobakan kepada karyawan sebelum akhirnya akan diproduksi dan dilepaskan ke pasar.

Juru bicara perusahaan juga meyakinkan para staf perusahaan bahwa semua data yang dikumpulkan hanya untuk keperluan uji coba saja. Data-data tersebut juga tidak akan menjadi faktor tinjauan kinerja karyawan dan gaji.

Karyawan di bidang SDM yang menyebarkan informasi tentang data yang dikumpulkan oleh bantal “pintar” sudah dibina oleh perusahaan karena dianggap melakukan pelanggaran penyebaran data privasi rekan kerja yang lain.

Baca Juga: Jadi Mata-mata Moldova, Rusia Jerat Karina Tsurkan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya