Planet Venus Diklaim Sebagai Milik Rusia

Uni Soviet telah meluncurkan belasan misi ke Venus
Moskow, IDN Times – Rusia melalui Badan Antariksa miliknya yakni Roscomos menyatakan telah jauh lebih dulu melakukan eksplorasi planet Venus. Ketika bangsa-bangsa lain masih berusaha untuk memahami Bulan atau Mars, Rusia sudah mengurusi Venus.
 
Dmitry Rogozin, Kepala Roscomos mengatakan bahwa Planet Venus adalah planetnya Rusia. Dia menyatakan hal tersebut pada saat pameran dirgantara di Moskow, Selasa (15/9). Uni Soviet, sebelum akhirnya pecah dan melahirkan Rusia, telah melakukan kesuksesan dengan mengirim misi tanpa awak ke planet berjuluk Dewi Cinta tersebut sejak era 1960-an.
 
“Kami rasa Venus adalah planet Rusia, jadi kami tak boleh ketinggalan,” katanya kepada para jurnalis, Selasa, 15 September lalu seperti dilansir dari CNN (18/9). Dia menjelaskan bahwa Soviet adalah yang pertama dan satu-satunya yang pernah mendaratkan pesawat ruang angkasa di planet Venus.

1. Tepat sebelum Rusia mengklaim, ilmuwan mengungkap adanya gas fosfin di Venus

Planet Venus Diklaim Sebagai Milik RusiaIlmuwan temukan gas fosfin di Venus, gas yang juga terdapat di atmosfer Bumi. Ilustrasi (Unsplash.com/Pero Kalimero)
Pada pameran dirgantara yang bertajuk HeliRusia 2020 itu, Rogozin juga mengatakan bahwa pesawat ruang angkasa milik Soviet sudah mengumpulkan informasi dan mengirim gambar ke bumi, sebelum akhirnya hancur. Permukaan Venus yang bersuhu hampir 500 derajat celcius, kata Rogozin, panasnya seperti neraka, tulis laman Vice (17/9).
 
Sebelumnya, tim ilmuwan dari Cardif University menerbitkan laporan dalam jurnal Nature Astronomy, bahwa mereka menemukan gas bernama fosfin di atmosfer Venus. Menurut mereka adanya gas fosfin seperti di atmosfer Bumi menjadikan Venus memiliki kemungkinan kehidupan.
 
Namun pemimpin tim ilmuwan Jane Greaves menjelaskan bahwa jangan dulu menyimpulkan apapun mengenai Venus, karena masih diperlukan banyak penelitian dari para komunitas akademik.
 
Melansir dari laman berita CNN, ahli astronomi dari MIT bernama Sara Seager mengatakan, “dampak yang diharapkan dari komunitas sain planet adalah mendorong banyak penelitian tentang Venus, kemungkinan kehidupan di atmosfer Venus dan bahkan misi luar angkasa untuk mencari tahu tanda-tanda kehidupan atau bahkan kehidupan itu sendiri di planet Venus (18/9)”.

2. Venera D, misi patungan AS-Rusia untuk meneliti planet Venus

Planet Venus Diklaim Sebagai Milik RusiaNASA bekerja sama dengan Roscomos dalam proyek patungan bernama Venera D untuk menjelajahi Venus. Ilustrasi (Unsplash.com/NASA)
Kepala Roscomos Dmitry Rogozin yang dikenal sering menyindir dengan retorika anti-Barat, dalam eksibisi HeliRusia 2020 tersebut juga mengatakan bahwa minggu ini Rusia akan mengirim misinya sendiri ke Venus, meski juga memiliki misi patungan dengan Amerika yang bernama “Venera D.”
 
Venera D adalah misi Rusia yang rencananya akan mengirim pesawat ke orbit dan mendaratkannya ke permukaan Venus pada 2026 atau 2031. D pada Venera D adalah “dolgozhifushaya” yang artinya “tahan lama” dalam bahwa Rusia. Pesawat yang akan mendarat di permukaan Venus diperkirakan bertahan lebih dari satu setengah jam.
 
Pada 2014, Rusia menawarkan kepada AS untuk kolaborasi misi Venera D. NASA tertarik dan pada 2015 didirikan Venera D Joint Science Definition Team (JSDT), kolaborasi misi eksplorasi Venus antara Rusia dengan Amerika Serikat. Dengan begitu, Venera D dapat menggabungkan beberapa komponen milik Amerika.

3. Uni Soviet sudah belasan kali mengirim pesawat ke planet Venus

Planet Venus Diklaim Sebagai Milik RusiaGambar permukaan Venus yang diambil oleh pesawat milik Soviet (twitter.com/Ben Judah)
Ambisi Soviet untuk menjadi raja di luar angkasa memang membuat banyak kekaguman. Soviet, sejak 1961, telah melakukan misi peluncuran pesawat luar angkasa ke Venus dengan proyek bernama Venera. Venera 1 yang meluncur pada 1961, hilang kontak sebelum mendekati Venus. Misi selanjutnya Venera 2, gagal dan belum bisa mencapai Venus. 
 
Pada misi Venera 3 yang diluncurkan pada 16 November 1965, pesawat luar angkasa itu dapat mendarat di Venus pada 1 Maret 1966. Pesawat luar angkasa Soviet tersebut akhirnya menjadi pesawat pertama yang bisa mencapai dan mendarat di permukaan Venus sebelum akhirnya hancur karena panas permukaan planet.
 
Misi untuk melakukan penelitian planet Venus terus dilakukan oleh Uni Soviet. Belasan misi dilakukan untuk mengulik misteri Venus. Misi itu terus berlanjut hingga tahun 1983, dengan menerbangkan Venera 15 dan 16. Banyak hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Soviet tentang Venus.
 
Karena itu, pada Agustus lalu, Rogozin juga mengatakan bahwa tak tertarik dengan Falcon 9 milik Space X. Menurut Rogozin, Venus jauh lebih menarik daripada Mars. “Saya pikir akan menarik tidak hanya untuk mendaratkan kendaraan di Venus tetapi juga membawa kembali tanahnya ke Bumi. Ini akan menjadi terobosan nyata dalam ilmu ruang angkasa yang fundamental. Kami tahu bagaimana melakukan ini," kata Rogozin seperti dilansir dari CNN (10/8).

Baca Juga: Rusia Beri Tanggapan atas Temuan Dugaan Racun pada Botol Air Navalny

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya