Pesan PM India kepada Putin: Saat Ini Bukan Era Perang

Putin mengklaim Ukraina menolak proses negosiasi 

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di sela pertempuran puncak Organisasi Keamanan Shanghai (SCO) di Samarkand, Jumat (16/9/2022) waktu setempat. Keduanya membicarakan masalah bilateral termasuk perang di Ukraina.

PM India mengatakan kepada Putin bahwa dia memahami berbagai kekhawatiran yang Presiden Rusia yang kerap ungkapkan. Tapi Modi mengatakan bahwa dunia saat ini bukanlah era perang.

Presiden Putin mengatakan kepada Modi bahwa dia ingin mengakhiri perang sesegera mungkin. Namun dia mengklaim bahwa pihak Ukraina menolak negosiasi dan memilih jalur lain.

1. PM India memahami kekhawatiran Vladimir Putin

India dan Rusia menjadi anggota SCO bersama dengan China dan negara bekas Uni Soviet lainnya. Dalam pertemuan puncak SCO yang dilakukan di kota Samarkand, PM Narendra Modi dan Presiden Vladimir Putin sempat bertemu di sela-sela kegiatan yang berlangsung.

Dalam pertemuan tersebut, melansir Al Jazeera, Modi mengatakan secara langsung kepada Putin di depan umum bahwa dunia pada era saat ini bukanlah era perang.

"Saya tahu bahwa era hari ini bukanlah era perang, dan saya telah berbicara dengan Anda di telepon tentang hal ini," kata Modi. 

PM India memahami kekhawatiran Presiden Rusia tentang Ukraina tapi dia mengatakan bahwa nilai-nilai demokrasi, diplomasi dan dialog telah menjaga dunia tetap bersama.

Baca Juga: AS Akan Kirim Rudal ke Ukraina, Rusia: Akan Kami Balas dengan Cepat!

2. Putin mengklaim Ukraina menolak proses negosiasi

Moskow dan New Delhi telah memiliki hubungan panjang dan erat sejak puluhan tahun lalu. Moskow juga merupakan pemasok peralatan militer terbesar bagi New Delhi. Tapi dalam perang di Ukraina, India memiliki kekhawatiran bahwa situasi itu bisa semakin memburuk. 

Menjawab pernyataan timpalannya dari India, Presiden Rusia mengatakan bahwa pihaknya sebenarnya ingin mengakhiri perang di Ukraina sesegera mungkin.

Namun Ukraina menyatakan penolakannya terhadap proses negosiasi. Ukraina juga ingin mencapai tujuannya dengan paksa, kata Presiden Putin dikutip dari Tass.

Mantan agen rahasia KGB di era Soviet yang kini memimpin Rusia, juga berusaha meyakinkan mitranya dari India bahwa Moskow akan terus memberi tahu perkembangan situasi di Ukraina.

3. Rusia menderita kerugian militer signifikan

Pesan PM India kepada Putin: Saat Ini Bukan Era PerangChristine Lambrecht, Menteri Pertahanan Jerman (Twitter.com/Bundeswehr)

Negara-negara Barat dan Eropa menjatuhkan sanksi ekonomi bertubi-tubi kepada Rusia dan berusaha mengisolasinya dari dunia internasional. Jerman, salah satu negara pembeli utama gas alam dan sumber energi Rusia, termasuk yang menjatuhkan sanksi tersebut.

Sementara Putin menghadiri acara puncak SCO di Samarkand, Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengomentari kerugian yang telah diderita pasukan Rusia dalam perang di Ukraina.

"Gagasan bahwa pasukan Rusia memiliki sarana militer yang hampir tak terbatas yang mereka miliki, tidak sesuai dengan kenyataan. Akan sangat menarik untuk melihat seberapa besar sisa cadangan militer Rusia sebenarnya. Saya pikir itu jauh lebih sedikit daripada yang mungkin kita duga sebelumnya," kata Menteri Pertahanan Christine Lambrecht dikutip Reuters.

Meski begitu, Lambrecht menekankan bahwa Rusia jauh dari kekalahan. Rusia masih memiliki berbagai opsi militer yang mereka punya.

Baca Juga: Ukraina Temukan Ratusan Kuburan di Kota yang Sempat Dikuasai Rusia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya