PM Pakistan Dukung China Soal Kebijakan di Xinjiang

China telah menolong Pakistan di masa-masa sulit 

Islamabad, IDN Times - Perdana Menteri Pakistan yang bernama Imran Khan memiliki sikap berbeda dalam memandang China soal kebijakan di Xinjiang yang menindas muslim Uighur. Pandangannya bertolak belakang dari banyak negara yang menilai bahwa China telah melakukan genosida budaya di Xinjiang.

Pada hari Kamis (1/7), berbicara kepada media China yang datang ke Islamabad, Imran Khan mengatakan dukungan negaranya kepada pemerintah China mengenai kebijakannya di provinsi Xinjiang yang mayoritas muslim. Menurut Khan, informasi yang diberikan Barat atas situasi di Xinjiang berbeda dengan informasi yang disampaikan oleh Beijing.

1. Imran Khan lebih menerima informasi yang disampaikan China dari pada Barat

Ketika banyak negara di dunia, terlebih Barat, menuduh China melakukan genosida budaya terhadap muslim Uighur di Xinjiang, Pakistan memiliki pandangan yang berbeda. Ketika banyak negara mengecam tindakan China terhadap Uighur, Pakistan menolak mengecamnya.

Pakistan, negara yang memiliki penduduk mayoritas muslim dengan ibukota Islamabad, justru lebih menerima informasi yang disampaikan oleh Beijing daripada fakta-fakta yang disampaikan oleh Barat.

Melansir laman Al Jazeera, Khan mengatakan bahwa "interaksi kami dengan pejabat China, versi apa yang terjadi di Xinjiang benar-benar berbeda dengan versi yang kami dengar dari media Barat dan pemerintah Barat. Karena kami memiliki hubungan yang sangat kuat dengan China, dan karena kami memiliki hubungan berdasarkan kepercayaan, jadi kami benar-benar menerima versi China. Apa yang mereka katakan tentang program mereka di Xinjiang, kami menerimanya."

Pandangan Imran Khan ini menjadi salah satu anomali tersendiri. Ini karena sebagian besar negara dengan mayoritas muslim mengutuk China atas kebijakan di Xinjiang tapi dirinya justru mendukung China.

2. China telah menolong Pakistan di masa-masa sulit

Baca Juga: RI-Pakistan Terus Rekatkan Hubungan Ekonomi di Tengah Pandemik

Pakistan memiliki hubungan yang strategis dengan China. China telah menopang ekonomi Pakistan yang morat-marit, memberikan banyak pinjaman dan menginvestasikan miliaran dolar AS di Pakistan.

Dalam wawancara profil tinggi dengan Jonathan Swan, Imran Khan menurut Vox, menjelaskan bahwa "China telah menjadi salah satu teman terbaik bagi kami di masa-masa tersulit, ketika kami benar-benar berjuang. Ketika ekonomi kami sedang berjuang, China datang untuk menyelamatkan kami."

China memiliki proyek Belt and Road Initiative. Proyek ini berusaha menyambungkan jalur sutra perdagangan yang berpusat di China dari darat dan laut. Negara-negara yang dilewati oleh jalur tersebut, ditawari oleh China kesepakatan investasi dan pinjaman, termasuk di antaranya Pakistan.

Relasi ini telah membantu Pakistan menghindari bencana ekonomi. Tapi sampai sekarang, Pakistan disebut kesulitan membayar pinjaman tersebut. Untuk menghindari nasib seperti Sri Lanka, di mana aset pelabuhannya di ambil alih oleh China pada tahun 2018, Imran Khan dianggap lebih memilih "melunak" di hadapan China.

Jurnalis Vox yang bernama Alex Ward menilai bahwa Khan sepertinya tidak ingin menjelek-jelekkan China di depan umum. Sameer Lalwani, direktur program Asia Selatan di Stimson Center di Washington, DC, mengatakan bahwa “China adalah satu-satunya penyelamat Pakistan yang keluar dari utang."

3. Pakistan sepenuhnya mengikuti garis China dalam sikap terhadap muslim Uighur

PM Pakistan Dukung China Soal Kebijakan di XinjiangProtes menentang penindasan etnis Uyghur. (twitter.com/Voice of Uyghur)

Pakistan sebagai negara muslim dan dekat dengan perbatasan China, banyak dari anggota komunitas muslim Uighur yang berlindung di negara tersebut pada tahun 1960-an silam. Itu karena pedoman bahwa sesama muslim adalah saudara.

Namun saat ini, hal itu sangat berbeda. Melansir laman The Diplomat, keluarga Zumretay Arkin, warga Uighur yang berhasil melarikan diri dari Xinjiang menceritakan bahwa "kami berbagi perbatasan dengan Pakistan, yang juga merupakan negara Islam. Lebih mudah bagi kami untuk menemukan perlindungan di sana beberapa dekade yang lalu. Tapi sekarang Pakistan mendeportasi Muslim Uighur, membahayakan nyawa kami. Sekarang agen-agen Pakistan melaporkan langsung ke pihak berwenang China dalam tindakan keras yang sedang berlangsung."

Peter Irwin penulis Islam Dispossed, termasuk yang mengungkap kekejaman China atas muslim Uighur di Xinjiang, menyoroti fakta bahwa Pakistan mengekor garis narasi yang diberikan China atas peristiwa di Xinjiang. Dengan menyangkal tuduhan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Beijing di Xinjiang, Pakistan dinilai termasuk pendukung China yang meremehkan kejahatan terhadap muslim Uighur.

China telah dinilai oleh Barat melakukan genosida terhadap muslim Uighur di Xinjiang. Beberapa fakta dari laporan penyelidikan media mengungkap bahwa ribuan masjid telah dihancurkan di Xinjiang. Ada juga larangan pakaian Islami termasuk cadar dan "jenggot abnormal." Ada pula penargetan khusus imam Islam, larangan puasa selama Ramadhan untuk pegawai pemerintah dan siapa pun yang berusia di bawah 18 tahun.

Baca Juga: Pemimpin Oposisi Pakistan Dilarang Berobat ke Luar Negeri

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya