Polandia Kecam Marcon dan Scholz, karena Sering Telponan dengan Putin

Menelepon Putin seperti berbicara dengan Hitler

Jakarta, IDN Times - Presiden Polandia Andrzej Duda mengecam Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Kecaman itu terkait komunikasi telepon mereka berdua dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Menurut Duda, berhubungan dengan Putin sama saja melegitimasi perang di Ukraina. Duda bahkan menggambarkan, menelepon dan berbicara dengan Putin seperti berbicara dengan Adolf Hitler.

Kecaman Presiden Polandia muncul dalam sebuah wawancara dengan media Jerman Bild. Media harian tersebut adalah salah satu media paling laris di Jerman.

1. Berbicara dengan Putin seperti berbicara dengan Hitler, kata Duda

Polandia Kecam Marcon dan Scholz, karena Sering Telponan dengan PutinAndrzej Duda dan Volodymyr Zelenskyy (Instagram.com/prezydent_pl)

Kanselir Olaf Scholz dan Presiden Emmanuel Macron adalah dua pemimpin Eropa yang kerap berbicara dengan Putin sejak sebelum Moskow melancarkan invasi. Selama perang Rusia di Ukraina, kedua pemimpin tersebut juga beberapa kali melakukan panggilan telepon.

Menurut Reuters, baru-baru ini komentar Macron memicu kemarahan Ukraina. Macron mengatakan Rusia tidak boleh dipermalukan untuk menjaga peluang dari solusi diplomatik.

"Apakah ada yang berbicara seperti ini dengan Adolf Hitler selama Perang Dunia Kedua?" kata Duda.

"Apakah ada yang mengatakan bahwa Adolf Hitler harus menyelamatkan muka? Bahwa kita harus bertindak sedemikian rupa, sehingga tidak mempermalukan Adolf Hitler? Saya belum pernah mendengar suara-suara seperti itu," kecam Duda. 

Baca Juga: Waspada Invasi, Finlandia akan Bangun Penghalang di Perbatasan Rusia

2. Melegitimasi kejahatan yang dilakukan Rusia di Ukraina

Menurut Istana Kepresidenan Elysee Prancis, Macron dan Scholz pada akhir Mei melakukan panggilan bersama dengan Putin. Dalam kesempatan itu, kedua pemimpin meminta Putin membebaskan 2.500 pejuang Ukraina yang ditangkap di pabrik baja Azovstal.

Menurut Deutsche Welle, Macron juga mengklaim bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah memintanya untuk terus menelepon Putin.

Akan tetapi, Polandia yang berbatasan langsung dengan Ukraina memberikan penilaian lain dalam hubungan tersebut.

Presiden Duda menggambarkan percakapan itu sebagai semacam legitimasi seseorang yang bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan oleh tentara Rusia di Ukraina.

Duda juga mengomentari tentang beberapa hubungan bisnis Berlin dengan Moskow yang masih berjalan.

"Mungkin bisnis Jerman tidak percaya bahwa tentara Rusia dapat kembali merayakan kemenangan besar di Berlin dan menduduki sebagian wilayah Jerman (dalam Perang Dunia Kedua). Kami di Polandia tahu bahwa itu mungkin," kata Duda.

3. Perang Rusia di Ukraina menyatukan Eropa, tapi tidak diketahui akan bertahan sampai kapan

Polandia Kecam Marcon dan Scholz, karena Sering Telponan dengan PutinKaja Kallas, Perdana Menteri Estonia (Twitter.com/Kaja Kallas)

Perang Rusia di Ukraina telah memasuki bulan keempat. Perang telah menyebabkan ribuan orang tewas dan memaksa sekitar 7 juta penduduk Ukraina meninggalkan rumah untuk mengungsi.

Kekuatan negara-negara Barat telah membentuk persatuan untuk melawan Rusia. Berbagai sanksi telah dijatuhkan untuk melumpuhkan ekonomi Rusia dan menghentikan mesin perang Putin.

Menurut Business Insider, belum diketahui sampai kapan solidaritas itu akan bertahan. Pemerintah Berlin sendiri telah mendapatkan kecaman dari dalam atas komunikasi yang dilakukan Scholz dengan Putin, serta keterlambatan pengiriman bantuan senjata ke Ukraina.

Sedangkan Estonia, Perdana Menteri Kaja Kallas memperingatkan solidaritas itu sulit dipertahankan saat negara-negara bersaing dengan konsekuensi ekonomi yang berkembang dari sanksi kepada Moskow.

Kallas juga salah satu pemimpin Eropa yang menolak gagasan mengadakan dialog dengan Vladimir Putin.

"Saya tidak melihat ada gunanya berbicara dengannya, jika kita ingin menyampaikan pesan bahwa dia diasingkan dan pesan bahwa dia tidak akan lolos tanpa hukuman untuk (perang) ini dan akan dimintai pertanggungjawaban atas semua kejahatan yang dilakukan," kata Kallas.

Baca Juga: Rusia-Ukraina Tak Kunjung Damai, PM Estonia: Putin Jangan Ditemenin!

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya