Polisi Kamerun Digantung Massa Hingga Tewas Usai Menembak Anak Kecil

Polisi dituduh telah membunuh seorang anak kecil

Jakarta, IDN Times - Daerah barat laut Kamerun yang berbahasa Inggris, mengalami ketegangan setelah seorang polisi menembak anak berusia 5 tahun. Kematian anak tersebut memicu amarah warga kota Buea.

Masyarakat kemudian melakukan aksi dan memukuli polisi dengan batu. Sekitar 500 orang juga membawa jenazah perempuan kecil menuju kantor gubernur demi menuntut keadilan. Polisi yang telah membunuh anak kecil tersebut kabarnya dibunuh dan kemudian digantung oleh massa.

1. Polisi melakukan pungli

Secara keseluruhan, Kamerun didominasi oleh penduduk berbahasa Prancis. Tapi di dua wilayah bagian barat daya dan barat laut, penduduk di sana berbahasa Inggris. Selama lima tahun terakhir, mereka telah mencoba untuk memisahkan diri karena menganggap pemerintah telah melakukan kebijakan diskriminatif.

Upaya pemisahan itu telah menimbulkan ketegangan dan konflik yang mematikan, antara pejuang separatis dengan pasukan keamanan Kamerun.

Pada Kamis (14/10/2021), seorang ibu yang sedang mengantarkan anaknya ke sekolah diberhentikan di pos pemeriksaan oleh polisi. Dilansir Africa News, polisi itu meminta pungli 500 franc Kamerun (sekitar Rp12.454).

Sang ibu menolak dan terus menjalankan mobilnya. Polisi tersebut kemudian menembaki mobil, sehingga anak kecil yang berada di kursi belakang tertembak di bagian kepala dan meninggal dunia. 

Masyarakat yang melihat kejadian itu langsung meluapkan amarahnya kepada sang polisi.

Baca Juga: Kamerun: 15 Tewas dalam Serangan Kelompok Separatis

2. Pemerintah mengatakan pengemudi tidak mau berhenti ketika diperiksa

Massa yang marah telah menimbulkan ketegangan di kota Buea. Pemerintah setempat mendesak masyarakat untuk tenang,  dan berjanji akan mengusut kasus kematian tersebut, baik si anak kecil atau pun si polisi.

Dilansir Reuters, pemerintah Kamerun dalam sebuah pernyataan menjelaskan bahwa pengemudi itu menolak berhenti di pos pemeriksaan dan petugas berhasil memaksanya berhenti.

"Dalam reaksi yang tidak pantas, tidak sesuai dengan keadaan dan jelas tidak proporsional dengan perilaku tidak sopan pengemudi, salah satu polisi melepaskan tembakan peringatan untuk melumpuhkan kendaraan," kata pernyataan itu.

Daerah tersebut telah mengalami ketegangan dengan pemerintah Kamerun. Para pejuang yang marah karena kebijakan pemerintah meminggirkan mereka, telah berperang dengan pasukan keamanan negara.

Selama konflik sekitar lima tahun, lebih dari 3.000 orang telah tewas dan hampir satu juta mengungsi. Kedua kelompok, baik separatis dan pasukan keamanan, sama-sama dituduh telah melakukan serangkaian kekejaman.

3. Gubernur janjikan penyelidikan dengan segera

Kemarahan publik segera meluap dan ratusan orang berhamburan di jalanan untuk melakukan protes. Menurut The Guardian, gubernur wilayah yang bernama Bernard Okalia Bilai telah mengimbau masyarakat untuk tetap tenang.

"Ini adalah insiden yang menyedihkan dan tidak menguntungkan," kata dia.

Selain itu, gubernur juga menjanjikan tindakan penyelidikan dengan cepat. Dia mengatakan, "bagaimana bisa seorang anak dalam perjalanan ke sekolah dibunuh. Yakinlah bahwa mereka yang melakukannya akan membayar. Ini adalah kekejaman."

Di sisi lain, para penduduk wilayah yang telah bersitegang dengan pemerintah menuduh bahwa pasukan keamanan bertindak untuk mengintimidasi orang-orang.

Seorang pengunjuk rasa yang ikut protes di jalanan mengatakan, "yang mereka (polisi) lakukan hanyalah mengintimidasi orang. Jika Anda memiliki kartu identitas, itu masalah. Jika Anda tidak memiliki kartu identitas, itu (juga) masalah."

Saat protes penduduk berlangsung, tembakan sporadis juga terdengar di kota. Tapi tidak jelas siapa yang melancarkan tembakan tersebut dan tidak ada rincian pula apakah ada korban.

Baca Juga: Serang Sekolah, 4 Pria Kamerun Dijatuhi Hukuman Mati

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya