Polisi Perancis Tembak Mati Terduga Teroris

Ada kaitannya dengan kasus Charlie Hebdo

Paris, IDN Times – Seorang pria terduga teroris ditembak mati oleh pihak kepolisian Perancis setelah dikabarkan membunuh seorang guru sejarah. Peristiwa penembakan terduga teroris itu terjadi di kota Eragny, 35 kilometer sebelah barat laut dari ibukota Paris, Perancis.

Pengejaran oleh terduga teroris dilakukan setelah ada laporan yang mengatakan bahwa guru sejarah dan geografi dibunuh dan ditemukan di luar sekolahnya di Conflants Sainte Honorine, sekitar 35 kilometer sebelah barat laut ibukota Paris, Perancis. Pembunuhan itu terjadi Jumat (16/10) sekitar pukul lima sore waktu setempat.

Pihak kepolisian yang mendapatkan laporan, langsung meluncur ke lokasi kejadian dan melakukan pengejaran saat itu juga untuk menangkap pembunuhnya. Pengejaran sampai di kota Eragny, kota tetangga Conflants Sainte Honorine, tempat pembunuh itu melarikan diri.

1. Pembunuhan guru sejarah tersebut terkait Charlie Hebdo

Polisi Perancis Tembak Mati Terduga TerorisPolisi Perancis melakukan pengejaran terhadap pembunuh guru sejarah di Eragny, kota dekat Paris. Ilustrasi (twitter.com/Reuters)

Pembunuhan yang terjadi dengan korban seorang guru yang mengajar sejarah dan geografi, terjadi di luar sekolahnya di Conflants Sainte Honorine. Saat ini Perancis sedang siaga tinggi terkait dengan isu terorisme. Presiden Emmanuel Macron sedang mendorong undang-undang baru yang menentang “separatisme” domestik, termasuk kelompok Islam radikal di negara tersebut.

Guru sejarah dan geografi yang menjadi korban, dikabarkan beberapa waktu sebelumnya mengajak murid-muridnya melakukan diskusi kritis mengenai kartun Nabi Muhammad yang diterbitkan oleh Charlie Hebdo pada tahun 2015. Ada orang tua murid yang kecewa dengan keputusan sang guru dalam melakukan diskusi itu.

Melansir dari laman berita The Guardian, pada sisi lain guru tersebut juga dipuji oleh orang tua muslim yang memiliki anak sekolah di mana guru tersebut mengajar. Katanya, sang guru dengan rasa hormat meminta para murid yang Islam boleh meninggalkan ruangan jika tidak berkenan dengan tema pembahasan (16/10). Sang guru hanya mendorong muridnya berpikir kritis dan tidak mengambil kesimpulan dengan membabi-buta dengan rasa penuh kebencian dari berbagai sisi.

2. Dibunuh dengan cara yang sadis

Polisi Perancis Tembak Mati Terduga TerorisPembunuh menggunakan pisau untuk membunuh korbannya yang bekerja sebagai guru sekolah menengah di Perancis. Ilustrasi (unsplash.com/Wu Yi)

Kepolisian Perancis yang mengejar pembunuh sampai di kota Eragny, memberikan keterangan bahwa terduga teroris tersebut membawa senjata pisau dan pistol air soft gun. Ketika pria bersenjata itu diperintahkan untuk menyerah dan meletakkan senjata, justru melakukan gerakan mengancam yang akhirnya membuat polisi harus menembaknya. Kantor berita Associated Press mengabarkan bahwa identitas pelaku terduga teroris tidak dipublikasikan. 

Pelaku melakukan pembunuhan dengan cara sadis kepada korbannya. Guru sejarah dan geografi itu, ditikam lehernya menggunakan pisau dapur yang ia bawa melarikan diri. Peristiwa terjadi di jalan depan sekolah dimana guru itu mengajar.

Laporan dari kantor berita Reuters mengatakan bahwa saksi yang memberikan informasi kepada polisi mengatakan mendengar pelaku meneriakkan kata “Allahu Akbar”, akan tetapi para polisi masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut (16/10).

Baca Juga: Majalah Charlie Hebdo Terbitkan Ulang Kartun Nabi Muhammad

3. Insiden kedua setelah persidangan kasus Charlie Hebdo dibuka

Polisi Perancis Tembak Mati Terduga TerorisIlustrasi TKP (IDN Times/Mardya Shakti)

Walikota Eragny, Thibault Humbert mengatakan kepada wartawan bahwa kejadian tersebut adalah insiden mengerikan. “Ini tindakan biadab” katanya dikutip dari laman berita The Guardian (16/10).

Insiden terkait terorisme tersebut adalah insiden untuk yang kedua kalinya semenjak sidang Charlie Hebdo dibuka. Saat persidangan dibuka, Charlie Hebdo kembali memuat kartun nabi dan menekankan kebebasan berekspresi.

Laman berita Euro News mengatakan, insiden sebelumnya terjadi pada tiga minggu yang lalu. Pada saat itu, seorang pemuda berumur 18 tahun berdarah Pakistan melakukan penikaman di luar kantor Charlie Hebdo (16/10). Polisi mengatakan bahwa luka penikaman tersebut tidak berbahaya dan tidak mengancam nyawa.

Persidangan 14 orang yang terkait dengan tindakan pembantaian di kantor redaksi Charlie Hebdo pada tahun 2015 silam sedang berlangsung saat ini. Pengadilan di Paris masih akan melanjutkan persidangan tersebut hingga November mendatang.

Baca Juga: Majalah Charlie Hebdo Terbitkan Ulang Kartun Nabi Muhammad

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya