Prancis Serukan Akhiri Konflik Ethiopia

Gizi buruk dan kelaparan mengancam anak-anak di Tigray

Addis Ababa, IDN Times - Konflik di Ethiopia utara, tepatnya di regional Tigray telah menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pihak. PBB telah membunyikan alarm, bahwa lebih dari lima juta penduduk Tigray saat ini menggantungkan bantuan dari luar, namun konflik semakin memanas dengan terbukanya front pertempuran baru di Afar dan Amhara.

Pada hari Sabtu (31/7) Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dengan PM Ethiopia Abiy Ahmed dan PM Sudan Abdalla Hamdok di Istana Elysee. Macron menyerukan dilakukan pembicaraan untuk mengakhiri konflik di Tigray.

Di sisi lain, konflik Tigray telah mengancam ratusan ribu anak-anak. UNICEF memperkirakan ratusan ribu anak-anak korban konflik Tigray menghadapi kematian karena kelaparan dan kekurangan gizi. Amerika Serikat berjanji akan meningkatkan bantuan dan memberikan dana sekitar Rp2,1 triliun untuk membantu memerangi kelaparan di wilayah konflik Ethiopia.

1. Emmanuel Macron menyeru dibukanya pembicaraan perdamaian dan dicabut batasan agar bantuan bisa dikirim di Tigray

Melansir kantor berita Reuters, Macron telah melakukan pertemuan dengan Abiy Ahmed dan Abdalla Hamdok di Istana Elysee, Prancis, pada hari Sabtu (31/7). Setelah itu, dalam sebuah pernyataan, Emmanuel Macron menyerukan dibukanya pembicaraan untuk mengakhiri permusuhan di wilayah Tigray.

Presiden Prancis tersebut juga mengatakan bahwa semua pembatasan di wilayah Tigray harus dicabut sehingga memungkinkan bantuan kemanusiaan dapat memasuki Tigray. Sejak pertengan bulan Juli, jalur utama bantuan telah diblokade yang membuat truk-truk bantuan dari PBB tak bisa membawa pasokan bantuan kepada para pengungsi di Tigray.

Menurut Al Mayadeen, Macron menilai situasi Tigray memerlukan negosiasi guna membantu mengakhiri konflik dengan tetap menghormati kedaulatan dan persatuan Ethiopia. "Bersama mitranya, Prancis siap mendampingi Ethiopia," katanya.

Konflik di Tigray telah berlangsung mulai November tahun 2020 lalu. Ribuan orang tewas, jutaan orang mengungsi dan terancam kelaparan. Puluhan ribu orang melarikan diri dari konflik dan menyeberang ke Sudan untuk berlindung dari marabahaya.

Pertempuran saat ini terus berkecamuk antara pasukan Tigrayan People's Liberaton Front (TPLF) melawan pasukan federal Ethiopia yang dibantu pasukan regional Amhara dan pasukan regional lainnya.

2. Pejabat tinggi AS dan PBB menuju Ethiopia untuk mendesak dibukanya batasan agar akses kemanusiaan bisa dikirim

Bulan lalu, terjadi serangan mengejutkan karena TPLF telah mengambil alih ibukota Mekelle, Tigray, setelah sekitar delapan bulan diduduki oleh pasukan militer federal Ethiopia. Setelah itu, TPLF meningkatkan serangan ke kota-kota lain yang dikuasai militer pemerintah untuk kembali diambil alih.

TPLF bahkan dikabarkan telah membuka front pertempuran baru di wilayah tetangga yakni Afar dan Amhara.

Sementara ini, semua rute menuju Mekelle, Tigray, telah dibatasi karena masalah keamanan menyusul serangan terhadap konvoi World Food Programme dari PBB. Hal itu telah menimbulkan ancaman terhadap 5,2 juta penduduk Tigray yang bergantung pada bantuan dari luar.

Melansir France24, dengan semakin meningkatnya konflik, telah menimbulkan keprihatinan tersendiri bagi kondisi kemanusiaan warga sipil. Samantha Power, seorang pejabat tinggi AS tiba di Ethiopia pada Sabtu (31/7) untuk mendesak dibukanya batasan agar bantuan kemanusiaan dapat dikirim.

Wakil Sekretaris Jendral PBB untuk urusan kemanusiaan yang bernama Martin Griffiths, juga dikabarkan telah tiba di Ethiopia. Itu adalah perjalanan pertamanya ke Ethiopia dalam upaya menyelesaikan konflik dan memberikan bantuan kemanusiaan.

Eri Kaneko, juru bicara PBB menjelaskan "dia (Griffiths) menantikan diskusi konftruktif untuk meningkatkan respons (bantuan) kemanusiaan di seluruh negeri (Ethiopia)," katanya kepada wartawan. Griffiths akan berbicara dengan warga sipil dan menyaksikan secara langsung "tantangan yang dihadapi para pekerja bantuan."

Samantha Power di sisi lain akan menemui para pejabat tinggi Ethiopia di ibukota Addis Ababa. Dia mendesak dibukanya "akses kemanusiaan tanpa hambatan untuk mencegah kelaparan di Tigray dan memenuhi kebutuhan mendesak di wilayah lain yang terkena dampak konflik."

Power yang tiba di Ethiopia pada Sabtu (31/7) juga akan menuju Sudan. Ada puluhan ribu warga Tigray yang mengungsi di wilayah tersebut. Power akan berdiskusi masalah lain seperti memberikan dukungan pemerintah transisi Sudan yang didukung sipil setelah beberapa dekade pemerintahan dikuasai oleh otoriter.

Baca Juga: Prancis Tuduh Aturan Karantina Inggris Diskriminatif

3. AS akan memberikan bantuan Rp2,1 trilun untuk memerangi kelaparan di Tigray

Dalam 12 bulan ke depan, lebih dari 100.000 anak-anak di wilayah Tigray dapat menderita kekurangan gizi yang mengancam jiwa, kata PBB. Melansir kantor berita Reuters, "ketakutan terburuk kami tentang kesehatan dan kesejahteraan anak-anak, sedang dikonfirmasi," kata Marixie Mercado, juru bicara UNICEF yang mengatakannya dalam sebuah acara pengarahan di Jenewa.

Mercado juga menyampaikan bahwa satu dari dua wanita hamil dan menyusui di wilayah Tigray mengalami kekurangan gizi akut.

Dalam tinjauan Reuters di rumah sakit Wukro, Tigray, sejak Februari tahun ini, anak-anak telah meninggal karena kondisi kesehatan yang semakin memburuk.

Tsehaynesh Gebrehiwot, salah satu perawat menyebutkan beberapa nama anak-anak balita seperti Awet Gebreslassie yang berusia empat bulan memiliki berat 2,6 kilogram, sepertiga dari berat normal; Robel Gebrezgiher yang berusia satu tahun memiliki berat 2 kg, kurang dari seperempat berat normal; dan Kisanet Hogus, juga berusia satu tahun, hanya memiliki berat 5 kg, setengah berat badan normal.

Tiga anak-anak yang kekurangan gizi itu semua meninggal dalam beberapa hari setelah masuk rumah sakit. Para dokter mengaku mereka menyaksikan empat sampai 10 anak-anak menderita kekurangan gizi akut setiap bulannya, naik dua kali lipat dari kondisi normal.

Pemerintah Ethiopia menyalahkan para pejuang TPLF yang telah melakukan blokade rute utama bantuan kemanusiaan. Namun TPLF sejauh ini belum memberikan komentar atas tuduhan tersebut.

Menanggapi kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan di Tigray, Amerika Serikat bergerak untuk memberikan bantuan. Melansir laman USAID, AS akan memberikan bantuan 149 juta dollar atau setara Rp2,1 triliun sebagai dana untuk melawan kelaparan.

Selain itu, AS juga menyampaikan keprihatinan dengan meningkatnya eskalasi, termasuk ekspansi TPLF ke Afar dan keputusan pemerintah Ethiopia untuk memobilisasi milisi regional tambahan. Ekspansi semacam itu memperburuk situasi kemanusiaan dan membahayakan stabilitas negara Ethiopia.

Baca Juga: Front Baru Perang Tigray-Ethiopia Terbuka di Wilayah Afar

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya