Presiden Sementara Peru Mundur, Demonstran Bentrok dengan Polisi

Aksi damai berubah jadi kericuhan

Lima, IDN Times – Kekacauan politik yang terjadi di Peru masih seperti benang kusut yang tak mudah untuk diurai. Pemakzulan Kongres terhadap presiden Vizcarra dan dipilihnya Ketua Kongres, Merino, menjadi presiden sementara telah memicu demonstrasi di kota-kota Peru. Rakyat Peru meluap dijalanan, melakukan aksi protes selama berhari-hari.

Pada Senin, 9 November 2020, ketika Vizcarra digulingkan dari kursi presiden, protes massal terjadi di Peru hingga hari ini. Sabtu, 14 November 2020, puluhan ribu demonstran berkumpul di ibukota Lima, Peru, dan di kota-kota lain untuk melanjutkan aksi protes. Bentrokan dengan petugas keamanan pun tak terhindarkan.

1. Bentrokan menjadi mematikan

Presiden Sementara Peru Mundur, Demonstran Bentrok dengan PolisiBentrokan antara demonstran dengan polisi di Peru jadi insiden mematikan. (twitter/Tamer Yazar)

Sabtu, 14 November 2020, jumlah demonstran membengkak menjadi puluhan ribu. Demonstran awalnya melakukan aksi protes damai. Keadaan memanas menjelang malam ketika demonstran melempari polisi dengan batu dan kembang api, sedangkan polisi membalas dengan gas air mata.

Di ibukota Lima, suasana mencekam dengan suara sirene, serta teriakan-teriakan demonstran yang menuntut pemecatan presiden sementara, Manuel Merino.

Menurut laman berita BBC, bentrokan terjadi ketika sekelompok demonstran yang bertutup kepala melemparkan kembang api dan batu ke arah petugas kepolisian. Polisi membalas dengan menembakkan gas air mata ke arah para demonstran (15/11). Peristiwa tersebut kemudian memanas dan membuat dua kubu saling beradu.

Polisi yang mengenakan perlengkapan lengkap anti huru-hara dilaporkan telah melakukan kekerasan kepada para demonstran. Puluhan orang terluka dan dua demonstran meninggal dalam kejadian tersebut.

2. Presiden sementara Peru akhirnya mengundurkan diri

Presiden Sementara Peru Mundur, Demonstran Bentrok dengan PolisiManuel Merino, presiden sementara Peru, mengundurkan diri. (twitter.com/Anonymous)

Aksi massa yang terus berlanjut hingga sepekan dan bahkan menyebabkan kematian dua demonstran membuat posisi presiden sementara semakin tertekan. Melansir dari laman Associated Press, Manuel Merino mengundurkan diri dalam sebuah pidato singkat di televisi pada hari Minggu siang (15/11).

Dalam pidato singkat tersebut, Merino masih tetap mengatakan bahwa Kongres melantik dirinya bertindak sesuai hukum meski para demonstran menuduh para legislator telah melakukan kudeta parlemen. Dia juga meminta kabinetnya untuk tetap berada diposisinya guna membantu transisi kepemimpinan.

“Saya, seperti semua orang, menginginkan yang terbaik untuk negara kita” kata Manuel Merino dalam pidato singkatnya. Merino mengatakan bahwa pengunduran dirinya tidak dapat dibatalkan dan dia juga menyerukan “perdamaian dan persatuan” di seluruh penjuru Peru.

Baca Juga: Demonstrasi Besar Terjadi di Peru Usai Pelantikan Presiden Baru

3. “Kita berhasil!” teriak pada demonstran

Presiden Sementara Peru Mundur, Demonstran Bentrok dengan PolisiSuasana bentrok antara demonstran dengan polisi di Peru pada Sabtu malam. (twitter.com/Linda Mera)

Warga Peru yang menyaksikan pidato Manuel Merino, menyambutnya dengan baik. Warga mengibarkan bendera kebangsaan mereka sambil berteriak “Kita berhasil!”. Di jalan-jalan di ibukota Lima, warga terus meneriakkan kalimat “Kita berhasil!” setelah demonstrasi berlangsung selama satu minggu. Selain meneriakkan kalimat tersebut, di Plaza San Martin di Ibukota, demonstran juga menyanyikan lagu kebangsaan Peru, seperti dikabarkan oleh kantor berita Reuters (15/11).

Akan tetapi, pengunduran diri presiden sementara Manuel Merino sebenarnya punya sisi lain. Meski warga Peru bersuka cita, namun secara politik hal tersebut lebih menjerumuskan negara tersebut jatuh kedalam ketidakpastian hukum. Anggota Kongres akan bergumul dan berebut untuk menentukan siapa yang bakal menggantikan posisi tersebut.

4. Seruan agar tidak mengizinkan Kongres mengambil keputusan

Presiden Sementara Peru Mundur, Demonstran Bentrok dengan PolisiDemonstran Peru sebagian besar anak muda berkumpul di ibukota Lima. (twitter.com/pedrgs)

Digulingkannya Martin Vizcarra dan digantikannya dengan mantan Ketua Kongres, Manuel Merino, adalah dua hal utama yang memicu demonstrasi besar-besaran terjadi di Peru. Ketika Vizcarra digulingkan, sudah banyak pengamat yang mengatakan bahwa Peru kemungkinan akan terjatuh dalam kekacauan politik.

Vizcarra yang menyebut Merino sebagai “diktator” yang didudukkan oleh Kongres, memperingatkan agar Kongres tidak diberi izin untuk menentukan siapa pemimpin Peru berikutnya. Mengutip laporan dari kantor berita Reuters, Vizcarra mengatakan dihadapan para wartawan “Haruskan mereka yang mengambil tindakan inkonstitusional ini menjadi orang-orang yang memberi kita solusi?” (15/11).

Demonstrasi damai yang berujung bentrokan dan menyebabkan dua anak muda Peru meninggal dunia, juga diwarnai tindakan kekerasan yang dilakukan oleh polisi terhadap wartawan. Ada 35 serangan terhadap awak media dari mulai Senin hingga Kamis. Laman berita US News melaporkan bahwa direktur Human Rights Watch America, Jose Miguel Vivanco, “Kami mendokumentasikan kasus-kasus kebrutalan polisi di pusat kota Lima” katanya (15/11).

Baca Juga: Kongres Peru Pilih Makzulkan Martin Vizcarra dari Jabatan Presiden

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya