Profil Gustavo Petro, Mantan Pemberontak yang Jadi Presiden Kolombia

Presiden Kolombia pertama yang berhaluan sayap kiri

Jakarta, IDN Times - Gustavo Francisco Petro Urrego, atau yang biasa dikenal sebagai Gustavo Petro, memenangi pemilihan presiden (pilpres) di Kolombia pada Minggu (19/6/2022). Petro bersaing melawan politikus jutawan Rodolfo Hernandez.

Gustavo Petro adalah seorang bekas pemberontak. Dia mengambil jalur politik berhaluan kiri dan memenangi pilpres Kolombia pada 2022 dengan selisih tipis dibanding lawannya. Petro mendapatkan 50,48 persen suara, sedangkan Hernandez memperoleh 47,26 persen suara.

Petro menjadi pemimpin berhaluan kiri pertama yang memenangkan pilpres, dan secara otomatis akan menjadi Presiden Kolombia pertama yang memiliki ideologi tersebut.

Berikut ini adalah profil Gustavo Francisco Petro Urrego, eks pemberontak yang jadi presiden.

1. Lahir di pedesaan dari orang tua petani

Profil Gustavo Petro, Mantan Pemberontak yang Jadi Presiden KolombiaGustavo Petro, Presiden Kolombia (Instagram.com/gustavopetrourrego)

Gustavo Petro berasal dari Cienaga de Oro, sebuah daerah pedesaan di wilayah Cordoba, Kolombia. Wilayah itu menjadi salah satu wilayah peternakan sapi dan budi daya kapas.

Petro lahir pada 19 April 1960 dan saat terpilih sebagai Presiden Kolombia, dia telah berusia 62 tahun. Orang tuanya adalah petani.

Dicatat oleh Peoplepill, demi mencari masa depan yang lebih baik, keluarga Petro kemudian pindah ke kota Zipaquira yang lebih makmur. Kota itu terletak di utara ibu kota Bogota. Keluarga tersebut pindah pada 1970-an.

Memasuki sekolah Colegio de Hermanos de La Salle, Petro muda mendirikan surat kabar Carta al Pueblo atau Surat untuk Rakyat. Dia kemudian memasuki Universidad Externado di Bogota. Di kampus itu, Petro menggembleng diri menjadi aktivis politik dan seorang militan.

Petro juga mendapatkan gelar master ekonomi dari Universidad Javeriana. Dia pernah pergi ke Belgia untuk belajar ekonomi dan hak asasi manusia, tapi tidak lulus saat mendaftar Universite catholique de Louvain.

Baca Juga: Perdana di Kolombia, Tokoh Sayap Kiri Gustavo Petro Jadi Presiden

2. Bergabung dengan gerilyawan M-19

Profil Gustavo Petro, Mantan Pemberontak yang Jadi Presiden KolombiaGustavo Petro (Twitter.com/Gustavo Petro)

Dari universitasnya, Gustavo Petro lulus dalam bidang ekonomi. Di usia yang masih remaja, yakni 17 tahun, Petro telah bergabung dengan gerakan M-19, sebuah gerakan revolusioner menentang koalisi Front Nasional Kolombia yang dituduh telah melakukan penipuan dalam pemilu 1970.

Pertro bergabung dengan kelompok itu pada 1977 ketika masih berkuliah. M-19 kemudian menjadi gerilyawan perkotaan yang menentang pemerintahan saat itu.

"Dia kurus, kuruuus, sangat halus," kata Pacho Paz, salah satu teman yang mengenalnya di M-19, dikutip dari Colombia Reports.

Saat siang hari, Petro berangkat kuliah di universitas. Ketika malam hari, dia bergabung dengan kelompok gerilyawan.

"Tidak semua gerilyawan menembakkan senjata. Ada beberapa yang bertugas melakukan kerja komunitas dan propaganda, itulah Gustavo," menurut Paz.

Pada 1981, Petro terpilih sebagai ombudsman Zipaquira, kota tempat tinggal orang tuanya, sekaligus kota yang telah membesarkannya. Tiga tahun kemudian, pada 1984, dia terpilih sebagai anggota dewan kota.

3. Menyamar sebagai perempuan untuk melarikan diri dari tentara

Profil Gustavo Petro, Mantan Pemberontak yang Jadi Presiden KolombiaGustavo Petro (Instagram.com/gustavopetrourrego)

M-19 bukanlah kelompok gerilyawan yang ingin melakukan kudeta terhadap pemerintahan seperti FARC dan ELN, kelompok gerilyawan lain di Amerika Latin. M-19 lebih bergerak ke arah untuk menanamkan demokrasi, kesetaraan, dan membongkar oligarki.

Meski M-19 terlibat bentrokan berdarah dengan pasukan keamanan negara, tapi Petro disebut tak pernah terlihat di medan tempur. Dia lebih terkenal sebagai seorang pemikir dan ahli propaganda dalam kelompok tersebut.

Karena bertujuan untuk membumikan demokrasi, banyak dari anggota M-19 kemudian terlibat dalam politik praktis seperti halnya Gustavo Petro.

Pada 1985, saat Petro telah menjadi anggota dewan kota, status politiknya itu tidak cukup memberinya perlindungan dari kejaran tentara. Colombia Reports melaporkan, Petro awalnya berhasil melarikan diri dengan menyamar sebagai seorang perempuan, lengkap mengenakan gaun dan sepatu hak tinggi.

Tapi dia akhirnya tertangkap atas tuduhan kepemilikan senjata api secara ilegal. Dia dipenjara 18 bulan, dipindahkan beberapa kali dari satu penjara ke penjara lain, dan juga disebut mendapatkan siksaaan.

Pada akhir 1980-an, Petro yang sudah dibebaskan dari penjara turut mendirikan partai politik Alianza Democratica M-19 (AD M-19), partai politik untuk menggantikan gerakan gerilyawan M-19.

4. Menjadi wali kota Bogota dua periode

Profil Gustavo Petro, Mantan Pemberontak yang Jadi Presiden KolombiaGustavo Petro saat kampanye (Twitter.com/Gustavo Petro)

Dengan kendaraan partai politik AD M-19, Gustavo Petro pada 1991 berhasil terpilih menjadi anggota parlemen. Tapi dia kehilangan kursinya pada 1994 ketika menerima ancaman pembunuhan atas tuduhan korupsi, dan akhirnya bekerja di Kedutaan Besar Kolombia di Belgia.

Lelaki yang sejak muda telah kerap tampil berkacamata itu, pada 2002, kembali ke parlemen setelah mendapatkan dukungan dari kelompok kiri Via Alterna. Pada 2005, Petro berperan menyatukan partai-partai kiri dan membentuk Polo Democratico Alternativo, PDA.

Colombia Reports mencatat, dengan PDA, Petro berhasil menjadi seorang senat. Dia menjadi tokoh yang bersuara sangat keras dalam mengkritik Presiden Alvaro Uribe saat itu.

Pada 2010, Petro ikut kampanye presiden tapi gagal. Satu tahun setelahnya, mantan gerilyawan M-19 itu terpilih sebagai walikota Bogota, salah satu jabatan eksekutif yang bergengsi.

Selama menjabat sebagai wali kota, lelaki yang besar di Zipaquira kerap mendapatkan gangguan dari lawan politiknya. Bahkan dia pernah dipecat dari jabatannya, sebelum akhirnya jabatan itu dikembalikan pada Gustavo Petro lagi.

5. Menjadi Presiden Kolombia pertama yang berhaluan kiri

https://www.youtube.com/embed/JwjKJaG5q8Y

Perjuangan politik Gustavo Petro terus bergerak meski usia telah menua. Pada 2018, dia kembali bertarung untuk pemilihan presiden dari dukungan sayap kiri. 

Dia berhasil masuk dalam putaran kedua, bertarung dengan Ivan Duque Marquez yang akhirnya mengalahkannya. Tapi dalam upaya kedua yang gagal tersebut, Petro adalah satu-satunya kandidat presiden sayap kiri yang sukses meraih suara terbanyak.

Dalam wawancara yang diterbitkan Democracy Now, Petro disebut sebagai satu-satunya politikus kiri Kolombia yang berhasil mencetak sejarah dengan meraih suara terbanyak. Saat itu dia meraih sekitar 8 juta suara, sedangkan Duque meraih 10 juta suara.

Pada 2022, Gustavo Petro kembali berupaya untuk menjadi Presiden Kolombia. Kali ini, dia berhasil memenangkan suara dengan selisih sekitar 700 ribu dari lawannya, Rodolfo Hernandez.

Tapi kemenangan tipis tersebut membuatnya kembali menuliskan sejarah, menjadi Presiden Kolombia pertama yang berhaluan kiri. Kemenangan itu disambut gembira dan dipuji oleh pemimpin Amerika Latin lain yang berhaluan kiri. 

"Kemenangan Anda memvalidasi demokrasi dan memastikan jalan menuju Amerika Latin yang terintegrasi saat ini, ketika kita menuntut solidaritas maksimum di antara saudara-saudara," kata Presiden Argentina, Alberto Fernandez, dikutip dari Deutsche Welle.

Presiden Chili, Gabriel Boris, menyebut kemenangan Petro adalah kegembiraan bagi Amerika Latin.

Sedangkan Pedro Castillo, Presiden Peru yang berhaluan kiri, berharap bisa meningkatkan integrasi kolektif, sosial dan regional untuk masyarakat. Luis Acre dari Bolivia juga menyerukan agar integrasi Amerika Latin bisa diperkuat.

Gustavo Pedro, putra petani yang lahir dari pedesaan dan mantan gerilyawan pemberontak itu, dijadwalkan akan mulai berkantor pada Agustus 2022 sebagai Presiden Kolombia.

Baca Juga: Presiden Kolombia Jadi Tahanan Rumah karena Dinilai Gagal Menjaga Alam

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya