Profil Hungaria: Negara yang Pernah Dikuasai Islam hingga Komunisme

Bersama Austria, Hungaria pernah jadi kekuatan utama Eropa

Jakarta, IDN Times - Hungaria adalah negara yang terkunci daratan. Negara tersebut tidak memiliki garis pantai, tapi memiliki danau yang luas bernama Danau Balaton. Danau ini adalah danau terbesar di Eropa Tengah.

Hungaria dikelilingi setidaknya tujuh negara, yakni Ukraina di timur, Rumania dan Serbia di selatan, Kroasia, Slovenia dan Austria di barat serta Slovakia di utara.

Di Abad Pertengahan, Hungaria pernah menjadi provinsi bagian Turki Ustmani. Tapi ketika Turki Ustmani mulai melemah, Hungaria bangkit bersama Austria untuk menjadi salah satu kekaisaran terkuat di wilayah tersebut.

Berikut ini adalah profil negara Hungaria!

1. Sistem politik Hungaria

Profil Hungaria: Negara yang Pernah Dikuasai Islam hingga KomunismeViktor Orban, Perdana Menteri Hungaria (Twitter.com/Balazs Orban)

Hungaria adalah salah satu anggota Uni Eropa (UE). Usai memisahkan diri dari Uni Soviet, negara tersebut bergerak ke dalam sistem demokrasi dengan model multi-partai.

Hungaria menjadi republik parlementer dengan presiden dan perdana menteri yang menguasai cabang eksekutif. Saat ini, Presiden Hungaria adalah Janos Der dan Perdana Menterinya adalah Viktor Orban.

Presiden dipilih untuk masa jabatan 5 tahun, sedangkan Perdana Menteri untuk masa jabatan 4 tahun.

Dikutip dari Nations Encyclopedia, cabang legislatif Hungaria adalah Majelis Nasional dengan 386 anggota yang dipilih lewat kombinasi perwakilan dan pemilihan langsung.

Sedangkan untuk cabang yudikatif, Hungaria memiliki Mahkamah Konstitusi independen yang berdiri ketika Uni Soviet hampir runtuh. Sistem peradilannya dibagi menjadi tiga wilayah yuridiksi, yakni pidana, perdata dan administrasi.

2. Leluhur Hungaria menerima Kekristenan

Profil Hungaria: Negara yang Pernah Dikuasai Islam hingga KomunismeGereja Matthias di Budapest (Unsplash.com/Fay Tsoli)

Sebelum menjadi negara modern, Hungaria memiliki catatan masa lalu yang panjang dalam membentuk diri sebagai sebuah negara seperti saat ini.

Nenek moyang Hungaria adalah aliansi para suku Magyar, para penggembala yang nomaden. Seiring dengan perkembangan waktu, dijelaskan Country Studies, mereka ini menjadi suku yang terkenal sebagai prajurit yang kerap melancarkan serangan ke wilayah tetangga. Mereka memiliki pemimpin bernama Arpad.

Para prajurit Magyar kerap melancarkan serangan ke Bavaria, Moravia, Italia, Konstantinopel, dan wilayah-wilayah sejauh Pyrene. Mereka kadang bertempur sebagai tentara bayaran atau berperang karena terpikat oleh harta rampasan saja.

Sekitar tahun 955 M, tentara Jerman dan Ceko yang berada di bawah kepemimpinan Raja Otto I dari Kekaisaran Romawi Suci menghancurkan pasukan ini di dekat Augsburg. Serangan Magyar kemudian menyusut secara drastis.

Keturunan Arpad yang bernama Geza memiliki kekhawatiran bahwa mereka akan dihancurkan. Lalu kepada Raja Otto II, Geza meminta dikirim missionaris dan orang-orang Magyar dibaptis dalam Gereja Katolik Roma.

Baca Juga: Viktor Orban, Sekutu Putin yang Terpilih Kembali sebagai PM Hungaria

3. Kerajaan Hungaria dan kedatangan pasukan Mongol

Profil Hungaria: Negara yang Pernah Dikuasai Islam hingga Komunismeilustrasi Jengis Khan yang diabadikan di lembar mata uang (Pixabay.com/jackmac34)

Hungaria yang bersatu membentuk kerajaan di sekitar tahun 1000 masehi di bawah Dinasti Arpad Meski. Mereka telah menerima Kekristenan. Tapi posisi Hungaria yang berada di perbatasan memiliki hal yang unik.

Kristen tidak menjadi agama penguasa mutlak, karena pada dasarnya masyarakat di bawah kekuasaan Kerajaan Hungaria memiliki identitas beragam. Mereka juga memiliki hubungan tidak hanya dengan Katolik Roma, tapi juga Bizantium, Yahudi, dan masyarakat pagan.

Dalam penjelasan Rachel Steigerwald di Stony Brook, komunitas kecil Muslim juga telah ada di bawah kerajaan ini sekitar abad ke-11. Bahkan disebutkan ada yang memegang jabatan publik di sektor militer.

Hungaria juga kedatangan suku pengembara Qipchaq atau yang dikenal Cuman. Mereka adalah suku yang diburu oleh pasukan Mongol dan melarikan diri sampai ke Hungaria.

Kekuatan Mongol dari Asia Tengah yang memperluas diri, terus menuju ke barat ke Eropa Tengah. Mereka juga terus berlanjut mengejar orang-orang Qipchaq.

Pada 1240, Hungaria akhirnya menerima ancaman dari Mongol yang diperintah Batu Khan, cucu Jengis Khan. Dilansir Medievalist, Raja Bela IV saat itu menerima surat ancaman dari Batu Khan karena telah melindungi suku Qipchaq tersebut.

Pertempuran pertama terjadi di Sungai Sajo dengan sebutan Pertempuran Mohi. Sekitar 50 ribu pasukan Hungaria berantakan dibantai Mongol. Raja Bela melarikan diri ke Austria. Di bawah kekuasaan Mongol, banyak rakyat yang dibantai dan kota-kota dibakar.

Tapi secara mengejutkan, kekuatan Mongol ini telah menarik diri ke arah Rusia ketika Jerman dan Austria telah mempersiapkan diri dari serangan. Dua teori yang menjelaskan kemungkinan penarikan diri Mongol adalah kematian Ogedei Khan dan padang rumput Hungaria yang tak cukup memberi makan kuda-kuda pasukan Mongol.

4. Hungaria di bawah Turki Ustmani

Profil Hungaria: Negara yang Pernah Dikuasai Islam hingga Komunismekota di Hungaria (Unsplash.com/Lucas Davies)

Turki Ustmani yang berpusat di Anatolia telah menjadi salah satu kekuatan raksasa. Mereka telah memperluas wilayahnya dan terus merambah daratan Eropa tenggara. Pada akhirnya, di tahun 1500-an mereka mengancam Hungaria.

Kejatuhan Hungaria melawan Turki Ustmani terjadi pada Pertempuran Mohacs yang kini lokasinya berada di sebelah selatan Hungaria modern. Pada tahun 1526, pasukan Turki Ustmani yang dipimpin Sultan Suleiman I menghancurkan pasukan Raja Louis II.

Dijelaskan oleh The Orange Files, Raja Louis II bahkan tewas dalam pertempuran itu karena tenggelam di sungai setelah jatuh dari kudanya akibat diburu pasukan Turki. Baju besi yang ia pakai berperan pada kematiannya.

Pada 1541, Turki Ustmani yang menguasai sebagian besar Hungaria memusatkan kekuasaan di kota Buda. Turki Ustmani membagi Hungaria menjadi distrik administratif.

Militer Turki Ustmani juga membangun benteng-benteng besar Buda, Pest, Szekesfehervar dan Esztergom. Jumlah pasukan Utsmaniyah yang ditempatkan di benteng-benteng ini dan benteng-benteng lain hanya sekitar 20 ribu tentara.

Hungaria selama sekitar 145 tahun kemudian menjadi bagian dari Turki Ustmani. Di bawah kekuatan baru tersebut, rakyat Hungaria yang Kristen tidak dipaksa memeluk agama Islam.

Turki Utsmani mulai terusir dari Hungaria setelah kalah dalam pengepungan kota Wina pada 1683. Kekuatan-kekuatan Eropa bergabung yang terdiri dari Kekaisaran Romawi Suci, Monarki Habsburg, Polandia-Lithuania dan Venesia.

Secara bertahap, pasukan gabungan itu mengusir Turki dari Hungaria sampai akhir tahun 1600-an. Turki Ustmani secara resmi keluar dari Hungaria dalam perjanjian Karlowitz pada tahun 1699.

Baca Juga: Dianggap Sobat Putin, PM Hungaria Masuk ke Daftar Musuh Ukraina

5. Monarki Ganda Austria-Hungaria dan Perang Dunia I

Profil Hungaria: Negara yang Pernah Dikuasai Islam hingga Komunismekota Keszthely, Hungaria (Unsplash.com/Dope Masters)

Keluar dari kekuasaan Turki Ustmani, Hungaria kemudian berada di bawah Monarki Habsburg. Country Studies menyebut Habsburg menerapkan model pemerintahan otokratis pada hampir semua masalah kecuali pajak.

Habsburg dari Austria kemudian pada 1867 membentuk Monarki Ganda, dengan Hungaria sehingga menjadi kekuatan Austria-Hungaria. Dalam era keemasannya, monarki ganda tersebut menjadi salah satu kekuatan terbesar di Eropa Tengah.

Dilansir Habsburger, kota Wina dan Budapest menjadi kota administrasi dan pusat pemerintahan monarki ganda tersebut. Kekuatan Austria-Hungaria ini kocar-kacir ketika Perang Dunia I.

Austria-Hungaria yang memerangi Serbia akhirnya menyeret Kekaisaran Rusia dan Kekaisaran Jerman untuk terlibat perang. Bahkan Prancis yang bersekutu dengan Rusia dan Inggris yang melawan Jerman turut terlibat perang.

Akhir Perang Dunia I memicu pembubaran Austria-Hungaria dan Hungaria dikuasai komunis dengan pimpinan Bela Kun. Tapi perang dengan Cekoslovakia dan Rumania membuat dua pertiga Hungaria wilayah jatuh pada 1920.

6. Perang Dunia II dan kemenangan komunis serta runtuhnya Soviet

Profil Hungaria: Negara yang Pernah Dikuasai Islam hingga Komunismeilustrasi perang (Pixabay.com/jarmoluk)

Sepanjang 1920-1930, kekalahan Hungaria pada perang sebelumnya telah memicu kebencian pahit terhadap pihak-pihak yang menguasai wilayah negara tersebut. Mereka akhirnya mendekatkan diri pada Nazi Jerman.

Ketika Perang Dunia II, Hungaria berperang di pihak Nazi dan kehilangan banyak sekali prajuritnya ketika berperang melawan Rusia. Ketika Nazi kalah, Hungaria jatuh ke dalam pelukan komunis Soviet.

Selama berada di bawah pengaruh Soviet, tidak selamanya Hungaria dalam keadaan tenang dan damai. Pada 1956, terjadi pergolakan besar karena rakyat menuntut sistem politik yang demokratis dan bebas dari penindasan komunis. Ini disebut Revolusi Hungaria 1956.

Dijelaskan History, pemberontakan nasional Hungaria yang meletus membuat Soviet mengirim tank-tanknya ke Budapest untuk memadamkannya. Pertempuran jalanan pecah dengan brutal.

Dalam kekisruhan itu, diperkirakan 2.500 orang Hungaria tewas dan 200 ribu lainnya melarikan diri sebagai pengungsi. Perlawanan gerilya lebih lanjut menyebabkan gangguan ekonomi di wilayah tersebut.

Ketika Soviet di ambang kehancuran, pada 1989 rezim di Hungaria mulai terasa longgar. Bahkan beberapa pagar perbatasan beraliran listrik mulai dimatikan dan dirobohkan.

Pada Agustus, dikutip Cato Institut, Hungaria dan Austria bekerjasama mengadakan tamasya perbatasan. Uniknya di tahun ini, hampir 1.000 rakyat Jerman Timur yang diperintah komunis berhasil melarikan diri dengan menggunakan kesempatan tersebut.

Merosotnya komunisme juga memicu Hungaria menyetujui pemilihan multi-partai pada tahun tersebut. Pada 23 Oktober 1989, Hungaria bahkan memproklamasikan diri.

7. Hungaria menjadi negara demokrasi

Profil Hungaria: Negara yang Pernah Dikuasai Islam hingga Komunismekota Esztergom, Hungaria (Unsplash.com/Gergely Meszárcsek)

Runtuhnya Soviet telah membuat terjadinya transisi dari sistem komunis menuju sistem demokrasi dan kapitalis di Hungaria. Transisi itu sebagian besar berlangsung secara aman dan damai.

Sepanjang 1990 sampai 2000, Hungaria dipimpin oleh Presiden Arpad Goncz, salah satu tokoh yang juga berperan penting dalam Revolusi Hungaria 1956.

Hungaria bergabung dengan NATO pada 1999 dan menjadi anggota Uni Eropa pada 2004.  Selama transisi dari komunisme menjadi demokrasi, sektor pariwisata, manufaktur elektronik dan otomotif sangat kuat menggerakkan perekonomian negara ini.

Dilansir Eugo, lembar resmi pemerintah UE, hampir 21 persen produk otomotif Hungaria menyumbang total ekspor. Lebih dari 600 perusahaan hadir dengan pekerja sekitar 100 ribu orang.

Elektronik juga merupakan salah satu andalan ekspor Hungaria dengan sekitar 22 persen dari total ekspor. Sekitar 112 ribu orang bekerja di sektor ini. Selain dua sektor tersebut, industri farmasi dan makanan juga menjadi andalan Hungaria.

Baca Juga: Menlu Hungaria: Oposisi Berkomplot sama Ukraina demi Lengserkan Orban

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya