Profil Imran Khan, PM Pakistan yang Digulingkan

Pemain Kriket yang sukses jadi pemimpin Pakistan

Jakarta, IDN Times - Pada Minggu (10/4/22), Majelis Nasional (parlemen) Pakistan mengajukan mosi tidak percaya untuk menumbangkan Perdana Menteri Imran Khan. Langkah itu sukses dan Khan secara resmi digulingkan.

Imran Khan dinilai tidak memenuhi janji-janjinya ketika dulu ia berkampanye. Saat memerintah, dia meyakinkan para pendukungnya akan bekerja memerangi korupsi, membangkitkan ekonomi dan mengejar kebijakan luar negeri yang independen. Tapi pihak oposisi melihatnya tidak demikian.

Ketika Imran Khan menjabat, ekonomi Pakistan tetap tidak begitu cerah, apalagi ketika dihantam COVID-19. Korupsi juga masih terjadi dan kebijakan luar negeri Khan lebih dilihat menguntungkan China dan Rusia.

Dalam upaya penggulingannya itu, kelompok pendukung Khan sempat menuding bahwa itu adalah sekongkol antara oposisi dengan pengaruh asing, yang merujuk kepada Amerika serikat (AS). Tapi oposisi membantahnya. Berikut ini adalah profil Imran Khan, Perdana Menteri Pakistan yang digulingkan.

Baca Juga: 7 Fakta Seputar Penggulingan PM Pakistan Imran Khan

1. Lahir dari keluarga kelas menengah

Profil Imran Khan, PM Pakistan yang DigulingkanImran Khan (Instagram.com/imrankhan.pti)

Imran Khan lahir pada1952 di Lahore, Pakistan timur. Ayahnya berasal dari etnis Pashtun dan tumbuh bersama empat saudara perempuan dalam lingkungan kelas menengah.

Dikutip dari Business Standard, Khan dididik di Royal Grammar School Worcester di Inggris. Dari sekolah ini, ia belajar dan unggul dalam olahraga Kriket. Khan juga belajar di Oxford pada 1972 untuk belajar filsafat, politik dan ekonomi. Dia lulus pada tahun 1975.

Selama tinggal di Inggris inilah, Khan bermain Kriket, baik untuk klub maupun untuk Kriket Pakistan internasional. Di masa depan, olahraga tersebut yang akan membuat seluruh orang Pakistan mengenalnya.

Khan sudah menjadi pemain Kriket yang bagus pada usia 16 tahun. Pada usia 18 tahun dan tinggal di Inggris, dia juga semakin mengasah kemampuan olahraganya itu. Dia ikut bergabung dalam pertandingan Piala Dunia Kriket pada tahun 1975, 1979, 1983, 1987 dan 1992.

Baca Juga: PM Pakistan Imran Khan Menang Mosi Percaya di Majelis Nasional

2. Kapten Kriket tim nasional Pakistan dan gerakan filantropis

Profil Imran Khan, PM Pakistan yang Digulingkanilustrasi olahraga Kriket (Unsplash.com/Sagar Kulkarni)

Berasal dari keluarga berlatar belakang kelas menengah, Khan termasuk dari sedikit politikus Pakistan yang memiliki rekam jejak pendidikan dan almamater yang mengesankan. Tapi sebelum dia memasuki dunia politik, dia memulai karirnya sebagai pemain Kriket.

Pada 1971, Khan ikut bergabung dengan tim Pakistan dalam pertandingan uji melawan Inggris. Pada 1976, dia pulang ke Pakistan dan mendapatkan tempat permanen di tim nasional. Pada 1982, Khan mendapatkan tempat sebagai kapten tim Kriket nasional.

Dalam setiap pertandingan Piala Dunia Kriket, Khan terus memimpin timnya. Pada Piala Dunia 1992, dia dan tim berhasil meraih kemenangan ketika final melawan Inggris di Melbourne Cricket Ground.

Nama Khan sebagai kapten tim segera dikenal luas di publik Pakistan yang gemar dengan olahraga tersebut. Itu adalah tahun di mana Pakistan menjadi juara dunia olahraga Kriket.

Tapi pria dari Lahore itu memutuskan kemudian pensiun dan memasuki dunia filantropi serta aktivis sosial. DIkutip dari Al Jazeera, dia  meluncurkan kampanye mencari bantuan untuk mendirikan pusat kanker pertama dan tercanggih saat itu di Pakistan. Kampanyenya sukses dan pusat kanker itu bernama Shaukat Khanum.

Pada 2008, Khan juga mendirikan perguruan tinggi teknik swasta di Punjab. Gerakannya mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat dan para donatur yang dermawan.

3. Dianggap tak serius dalam politik

Profil Imran Khan, PM Pakistan yang DigulingkanImran Khan (Instagram.com/imrankhan.pti)

Selain mantan kapten Kriket yang sudah terkenal ke segala penjuru Pakistan, Imran Khan juga seorang yang vokal. Pada 1996, dia mendirikan partai politik bernama Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) atau Gerakan Keadilan Pakistan.

Meski popularitas Khan menunjang, tapi pada Pemilu 1997 tak membuatnya terpilih. Baru pada 2002, Khan mampu memenangkan kursi perwakilan. Oleh para politisi Pakistan lain yang senior, awalnya Khan dilihat bukan orang yang serius dalam dunia politik. Khan juga dianggap bukan siapa-siapa karena politik Pakistan terbentuk dari klan dan dinasti tradisional.

Namun posisi Khan yang terus berada di pihak oposisi, pada 2011 berhasil mengumpulkan lebih dari 100 ribu orang dalam rapat umum di Lahore yang mengambil oposisi pemerintah yang berkuasa. Pertemuan itu mengejutkan, bahkan dari pejabat partai PTI sendiri.

Owais Tohid, seorang jurnalis senior di Karachi menilai akibat pertemuan besar itu, posisi Khan tidak menganggapnya sebelah mata. "Itu adalah pertama kalinya analis politik dan orang biasa mulai menganggapnya serius," kutip Deutsche Welle.

Baca Juga: PM Pakistan akan Kembali Hadapi Mosi Tidak Percaya

4. Imran Khan menjadi Perdana Menteri Pakistan

Profil Imran Khan, PM Pakistan yang DigulingkanImran Khan di depan pendukungnya (Instagram.com/imrankhan.pti)

Pada 2013, kekuatan Imran Khan dan partainya semakin terlihat. Kharisma Khan dan populismenya menuding para elit telah korup, membuatnya mendapatkan banyak dukungan dari para kelas pekerja dan masyarakat miskin.

Ledakan pengaruh Khan itu terjadi pada tahun 2018, ketika PTI memenangkan kursi terbanyak. PTI mendominasi dan membentuk pemerintahan di provinsi Khyber Pakhtunkwa dan Punjab, berkoalisi dengan partai lain yang menyambut uluran tawaran ide "Pakistan Naya" atau Pakistan Baru milik Imran Khan.

Khan, kemudian sukses menjadi Perdana Menteri Pakistan ke-22. Lelaki yang pernah jadi kapten Kriket nasional, mengantarkan negara itu menjadi juara dunia dalam Kriket, lalu meraih puncak kekuasaan politik.

Tapi kemenangan Khan itu juga tidak terlepas dari dukungan kelompok sayap kanan dan militer, yang telah memerintah hampir separuh dalam usia kemerdekaan Pakistan. 

Amima Sayeed, seorang peneliti dari Karachi mengatakan, Khan "menentang tindakan keras militer terhadap militan dan menolak gagasan bahwa telah terjadi peningkatan budaya jihad di Pakistan selama bertahun-tahun." Inilah yang membuatnya mendapatkan banyak dukungan dari sayap kanan.

5. Imran Khan digulingkan dari kekuasaan

Profil Imran Khan, PM Pakistan yang DigulingkanImran Khan (Instagram.com/imrankhan.pti)

Imran Khan sebenarnya adalah sosok impian, berasal dari orang yang tak dianggap dalam politik dan mendobrak dominasi politik tradisional yang telah menguasai Pakistan selama beberapa dekade. Khan memang sukses dalam dobrakannya, tapi tidak seratus persen berhasil.

Selama memerintah, ekonomi Pakistan tak kunjung membaik. COVID-19 ikut memperburuk kondisi. Korupsi juga tak benar-benar bisa diberantas. Ini adalah dua faktor utama yang membuat oposisi kemudian menggulingkan Imran Khan dari jabatan Perdana Menteri, lewat mosi tidak percaya yang sukses.

Selain itu, kebijakan luar negeri Imran Khan lebih condong menguntungkan China. Tetangga Pakistan, India, adalah saingan utama China. Kedekatan Pakistan ke China cenderung dianggap sebagai persekutuan untuk melawan India.

Selain itu, dikutip dari The Atlantic, kelas menengah Pakistan yang terglobalisasi dan mendukung Khan, juga tak lagi bercita-cita untuk liberalisme Barat. Kiblat Pakistan beralih tak lagi menghadap AS atau Eropa, tapi lebih ke Asia, termasuk Dubai, Saudi, Singapura atau China dan Rusia.

Para pendukung Imran Khan, juga sempat menuding bahwa langkah oposisi untuk menggulingkan Perdana Menteri karena persekongkolan mereka dengan AS. Pemerintah AS dengan tegas membantah hal itu, begitu juga dengan oposisi.

Kini, dengan lengsernya Imran Khan, dia masih berjanji akan melakukan perlawanan. Khan di waktu-waktu ke depan dalam politik Pakistan, sepertinya akan kembali menjadi oposisi, seperti perjuangan awalnya dalam menapaki jalur politiknya.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya