Protes Anti-Netanyahu di Israel Terus Berlangsung 

Ribuan demonstran masih bertahan meski cuaca dingin 

Tel Aviv, IDN Times – Protes anti-Netanyahu di Israel telah terjadi selama berbulan-bulan. Bahkan meskipun dalam masa pembatasan virus corona, protes masih terus berlangsung. Mereka menuntut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk meletakkan jabatannya karena skandal korupsi dan dianggap tidak bisa menangani wabah corona.

Pada awal Oktober 2020, Israel mengesahkan undang-undang baru, yang membatasi penduduk untuk tidak bepergian lebih dari satu kilometer dari rumahnya. Mereka yang anti terhadap Netanyahu, langsung melakukan protes atas undang-undang tersebut. Batasan untuk mengekang sebaran infeksi virus corona yang dibuat oleh pemerintah, dianggap sebagai sebuah cara untuk mengekang demonstrasi.

Melansir dari kantor berita Reuters, demonstrasi pada awal Oktober tersebut terjadi di banyak kota di Israel. Namun, sebagian besar dari ribuan demonstran yang protes, berkumpul di ibukota Tel Aviv (4/10). Bentrokan terjadi antara demonstran dan petugas keamanan, sekitar lima belas orang ditangkap dalam aksi bulan Oktober tersebut.

1. Hilangnya kepercayaan publik terhadap Perdana Menteri

Protes Anti-Netanyahu di Israel Terus Berlangsung Patung demonstran didirikan sebagai bentuk perlawanan terhadap rezim Netanyahu. (twitter.com/Or-ly Barlev)

Pada hari Sabtu malam, 12 November 2020, sekitar dua ribu demonstran anti-Netanyahu melakukan protes. Protes tersebut masih memiliki tuntutan yang sama seperti aksi pada bulan-bulan sebelumnya. Mereka menuntut PM Benjamin Netanyahu untuk mundur dari jabatannya.

Menurut Associated Press, ribuan demonstran itu menuntut Netanyahu harus mengundurkan diri karena tuduhan korupsi, dan Netanyahu telah kehilangan kepercayaan publik (12/12). Netanyahu dituduh tidak becus dalam mengelola negara dibawah tuduhan penipuan yang telah dia lakukan. Netanyahu juga dituduh melakukan pelanggaran kepercayaan dan menerima suap.

Benjamin Netanyahu telah menolak semua tuduhan itu, karena menurutnya semua tuduhan tersebut tidak pernah terbukti. Netanyahu dikabarkan terlibat skandal suap dengan pengusaha media dan rekan miliardernya. Pengadilan setempat akan memulai memeriksa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada awal tahun 2021 mendatang.

2. Demonstran tetap melakukan protes meski cuaca dingin menerpa

Protes Anti-Netanyahu di Israel Terus Berlangsung Kapal selam tiup mainan sebagai kritik terhadap Netanyahu karena membeli kapal selam dari Jerman. (twitter.com/Nir Hasson)

Selama protes anti-Netanyahu yang dilakukan selama berbulan-bulan, hal itu telah berdampak pada merosotnya popularitas Benjamin Netanyahu di masa pandemi. Israel saat ini sedang berada diambang penguncian nasional untuk yang ketiga kalinya karena kasus infeksi baru virus corona yang kembali meningkat. Ribuan orang yang anti-Netanyahu terus mendesak agar Perdana Menteri itu mundur dari jabatannya.

Dalam beberapa pekan terakhir, jumlah demonstran anti-Netanyahu terus menyusut seiring cuaca dingin yang menyambangi negara tersebut. Meski begitu, sekitar dua ribu orang masih bertahan untuk protes di sekitar kediaman Perdana Menteri sambil membawa plakat bertuliskan “Semua orang setara dibawah hukum”. Demonstran juga membawa mainan kapal selam tiup sebagai kritik karena Netanyahu justru membeli kapal selam dari Jerman seharga dua miliar dolar AS dari Jerman saat masalah wabah belum terselesaikan.

Di kota pesisir Caesaria, rumah pribadi Benjamin Netanyahu, protes juga dilangsungkan oleh ratusan orang. Laman Times of Israel mengabarkan, meski jumlah demonstran mulai menyusut, namun dalam jumlah kecil para demonstran berada di bawah jalan layang dan di persimpangan jalan raya di seluruh negeri (12/12). Mereka membawa obor dan juga memprotes Menteri Pertahanan Benny Gantz yang bekerja sama dengan pemerintahan Netanyahu. Padahal sebelumnya berkampanye untuk melawan Perdana Menteri tersebut.

Baca Juga: Dinilai Tak Becus Tangani COVID, Netanyahu Digeruduk Ribuan Demonstran

3. Puluhan demonstran yang melakukan protes ditangkap

Protes Anti-Netanyahu di Israel Terus Berlangsung Ribuan orang masih bertahan melakukan demo anti Netanyahu di Yerusalem dan di kediaman pribadi Netanyahu di Cesaeria. (twitter.com/Charles Enderlin)

Pada awal Desember, Benny Gantz bergabung dengan oposisi dan menyetujui langkah awal pembubaran parlemen serta memaksa pemilihan baru dalam waktu kurang dari dua tahun. Gantz mencontohkan kegagalan pemerintah gagal menyetujui anggaran yang seharusnya dilakukan pada 23 Desember. Namun, Gantz kemudian berbalik arah dan bekerja sama dengan pemerintahan Netanyahu. Hal tersebut juga memicu protes dari pada demonstran.

Awal Desember, demonstrasi besar yang menyebabkan beberapa kerusuhan telah membuat petugas keamanan bertindak lebih keras. Melansir dari laman Al Jazeera, sekitar 30 orang ditangkap karena memblokade jalan dan menyebabkan kerusuhan (6/12). Salah satu kelompok dalam demonstrasi berjanji akan mengadakan “pengepungan” di kediaman Perdana Menteri karena penangkapan yang dilakukan terhadap kawan-kawannya.

Selama demontrasi pada hari Sabtu, 12 Desember, petugas keamanan telah menangkap setidaknya empat orang karena terlibat perkelahian di kota Haifa. Dua orang demonstran juga ditangkap oleh petugas keamanan di Yerusalem karena dicurigai akan memblokade jalur kereta api. Demonstrasi dimungkinkan akan terus dilakukan di Israel oleh orang-orang yang anti-Netanyahu.

Baca Juga: Gagal Tangani COVID-19, Kediaman Netanyahu Digeruduk Ribuan Demonstran

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya