Protes Brutalitas Polisi di Yunani Berlangsung Ricuh

Kekerasan polisi meningkat dalam setahun terakhir

Athena, IDN Times - Aksi protes atas brutalitas petugas polisi terjadi di pinggiran ibukota Yunani yang tenang pada hari Selasa (9/3). Dalam aksi tersebut, para demonstran terlibat bentrokan sengit dengan polisi.

Dalam beberapa bulan terakhir, laporan kebrutalan polisi terus meningkat. Ketegangan antara masyarakat dengan petugas polisi terjadi di Yunani, khususnya di ibukota. Hal itu karena pemerintah menggunakan petugas polisi untuk menjaga aturan batasan virus corona.

Namun polisi dianggap menggunakan kekuatan berlebih. Aktivis hak asasi manusia telah memperingatkan tentang perilaku aksi kekerasan yang meningkat yang dilakukan oleh polisi. Sedangkan politisi oposisi menuduh pemerintah tak mampu mengendalikan situasi pandemi.

1. Petugas polisi terluka serius

Sekitar 5.000 orang berbaris melakukan unjuk rasa di Nea Smyrni, pinggiran ibukota Athena. Mereka memprotes aksi kebrutalan polisi yang dilakukan selama menjaga aturan batasan virus corona.

Hingga malam hari, ratusan demonstran masih bertahan di jalanan dan terlibat bentrokan sengit dengan polisi. Pertempuran jalanan terjadi. Melansir dari laman Al Jazeera, seorang petugas polisi terlihat tergeletak di tanah dengan luka serius di kepala.

Petugas keamanan terus maju untuk membubarkan massa dengan mengggunakan tembakan gas air mata dan meriam air. Di satu sisi, para demonstran terus menghujani polisi dengan batu dan bom molotov. Sekitar 10 demonstran ditangkap, namun belum ada rincian yang mengungkapkan jumlah peserta aksi yang terluka.

Polisi sebelumnya juga mengaku telah menangkap beberapa demonstran sebelum aksi berlangsung. Hal itu dilakukan karena diketahui mereka memiliki bom molotov dan tongkat besi. Barang-barang itu disinyalir akan digunakan untuk menyerang polisi.

Ricuh pada hari Selasa adalah dampak dari kebrutalan polisi dalam beberapa bulan terakhir. Namun salah satu peristiwa yang diduga paling memicu adalah insiden pada hari Minggu (7/3) yang memperlihatkan sebuah video viral petugas polisi memukuli seorang pemuda.

2. Penyelidikan dalam kasus pemukulan di taman

https://www.youtube.com/embed/qUDtwC8I3Dg

Baca Juga: Budayawan Yunani Ditahan karena Tuduhan Pelecehan Seksual

Dari ribuan demonstran yang berbaris di jalanan pada hari Selasa, beberapa di antaranya membawa spanduk yang bertuliskan "Taman untuk tertawa, bukan untuk mendengar teriakan 'Saya kesakitan'". Kalimat tersebut merujuk ucapan sang pemuda yang dipukuli oleh polisi pada hari Minggu.

Melansir dari laman France24, surat kabar lokal melakukan wawancara terhadap korban pemukulan yang diidentifikasi sebagai Alexandros dengan usia 29 tahun. Dalam wawancara itu, Alexandros mengaku insiden bermula saat polisi akan mendenda 300 euro atau setara Rp5,1 juta karena dianggap melanggar aturan penguncian.

Perdebatan pun terjadi. Lalu "seorang polisi kemudian mendatangi saya dan menargetkan saya," kata Alexandros. "Dia mendorong saya dan kemudian petugas lain menyerang seluruh tubuh saya."

Jaksa penuntut telah memerintahkan penyelidikan awal terkait insiden pemukulan. Polisi juga mengaku telah melakukan penyelidikan internal terkait petugas yang menyerang penduduk sipil tersebut.

3. "Kekerasan tidak boleh dibalas kekerasan" kata tokoh oposisi

Selama berbulan-bulan, Yunani telah menerapkan aturan penguncian untuk mengendalikan sebaran infeksi virus corona. Pemerintah menurunkan polisi untuk mengatur dan memastikan bahwa penduduk mentaati aturan. Namun tindakan para polisi dianggap berlebihan.

Dalam video yang viral, polisi awalnya mengklaim bahwa yang dipukuli adalah petugasnya. Namun video-video lainnya yang direkam oleh orang-orang di dekat pertokoan dengan taman, memperlihatkan bahwa sosok yang dipukuli adalah warga sipil.

Demonstrasi kemudian terjadi pada Selasa untuk memprotes kebrutalan polisi. Demonstrasi awalnya berlangsung dengan damai, tapi hingga waktu beranjak malam, pertempuran jalanan terjadi.

Melansir dari laman Politico, partai oposisi sayap kiri Syriza mengatakan "kekerasan tidak bisa dijawab dengan kekerasan." Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dari sayap kanan juga memperingatkan dan berharap bahwa aksi kekerasan pada hari Selasa adalah yang terakhir kalinya.

"Gambaran kekerasan yang menyedihkan yang kami lihat di Athena malam ini adalah yang terakhir," katanya. Ia juga menambahkan bahwa "Aku tidak akan membiarkan siapa pun memecah belah kita."

Namun dalam pernyataannya tersebut, Perdana Menteri tidak menyinggung insiden pada hari Minggu atau menyinggung meningkatnya aksi kebrutalan polisi. Andreas Potakis dari Ombudsman Yunani mengatakan pada hari Senin (8/3) laporan tentang kekerasan polisi telah meningkat 75 persen selama setahun terakhir.

Baca Juga: Budayawan Yunani Ditahan karena Tuduhan Pelecehan Seksual

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya