Puluhan Tentara Meninggal Karena Serangan Bom Mobil di Afghanistan 

Dua serangan bom dalam satu hari 

Kabul, IDN Times – Afghanistan hingga kini masih bergejolak. Berbagai serangan seperti bom bunuh diri masih sering terjadi. Terbaru, bom bunuh diri dari sebuah mobil mengguncang sebelah timur kota Ghazni, sekitar 150 kilometer sebelah selatan ibukota Kabul.

Ledakan itu cukup dahsyat sehingga menyebabkan puluhan korban jiwa. Angka korban jiwa kemungkinan masih akan bertambah karena besarnya ledakan juga menyebabkan banyak orang terluka. Baik korban meninggal maupun terluka, dilarikan ke rumah sakit provinsi Ghazni.

1. Bom bunuh diri menargetkan pasukan keamanan

Puluhan Tentara Meninggal Karena Serangan Bom Mobil di Afghanistan Belum ada yang bertanggung jawab atas serangan bom mobil yang menyasar kompleks militer Afghanistan. Ilustrasi (twitter.com/Zheela Noori)

Bom bunuh diri dari sebuah mobil dicurigai sengaja menyerang kompleks militer dan menargetkan para tentara yang sedang bertugas. Bom tersebut dibawa di dalam sebuah kendaraan militer yang kemudian meledakkannya pada hari Minggu, 29 November 2020.

Melansir dari laman berita The Guardian, setidaknya ada 30 personel militer yang meninggal akibat serangan bom mobil tersebut (29/11). Selain itu, pihak rumah sakit provinsi Ghazni yang menjadi tempat rujukan perawatan para korban mengatakan setidaknya 24 orang terluka karena serangan tersebut.

Juru bicara kementrian dalam negeri Afghanistan, Tariq Arian, membenarkan bahwa telah terjadi serangan bom mobil. Akan tetapi informasi yang disampaikan oleh jubir kementrian dalam negeri tersebut tidak menyebutkan target pelaku dan jumlah korban jiwa.

Rentetan serangan yang terjadi di Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir, tidak memiliki kejelasan siapa yang bertanggung jawab. Saat ini, pembicaraan damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan masih berlangsung di Doha, Qatar.

2. Serangan bom lain di provinsi Zabul, Afghanistan

Puluhan Tentara Meninggal Karena Serangan Bom Mobil di Afghanistan Ilustrasi Detonator Bom (IDN Times/Mardya Shakti)

Selain serangan bom mobil yang menyasar kompleks militer, serangan lain juga terjadi di provinsi Zabul, Afghanistan pada hari yang sama. Serangan di provinsi Zabul juga berupa serangan bom yang sepertinya menargetkan pejabat tinggi setempat ketika sebuah konvoi sedang berlangsung.

Melansir dari kantor berita Reuters, serangan bom tersebut menyebabkan satu orang meninggal dunia dan menyebabkan 23 orang terluka (29/11). Ketua dewan provinsi Zabul, Haji Atajan Haqbayan yang ikut dalam rombingan konvoi menderita luka ringan.

Haqbayan adalah salah satu tokoh yang sering mengkritik Taliban secara blak-blakan. Hingga saat ini tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan konvoi di selatan Afghanistan tersebut.

Dalam informasi lain yang dihimpun oleh laman Al Jazeera, serangan bom yang ditujukan pada konvoi pejabat itu menyebabkan setidaknya tiga orang tewas (29/11). Hikmatullah Kochai, juru bicara kepolisian di provinsi Zabul memberikan keterangan bahwa salah satu korban tewas adalah pengawal ketua dewan tersebut.

Baca Juga: Jerman Tarik Pasukannya di Pangkalan Militer Kunduz, Afghanistan 

3. Pembicaraan damai Taliban dan Afghanistan yang masih terus berjalan

Puluhan Tentara Meninggal Karena Serangan Bom Mobil di Afghanistan Pembicaraan damai Afghanistan dan Taliban di Doha, Qatar. (twitter.com/Muhammad Najmuddeen Hamidi)

Sebelum dua serangan bom tersebut, serangan lain terjadi pada hari Sabtu, 21 November 2020 di pusat kota Kabul, di daerah yang memiliki pengamanan ketat. Serangan yang terjadi beberapa pekan lalu itu menyebabkan setidaknya 8 orang meninggal. Serangan dilakukan menggunakan roket mortir yang ditembakkan dengan dua kendaraan pada pagi hari yang sibuk.

Melansir dari VOA, kelompok teror ISIS, menurut SITE Inteligence Group, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut (22/11). Taliban mengaku tidak terlibat dalam serangan. Salah satu roket mortir yang ditembakkan jatuh di dekat kedutaan besar Iran namun hanya menimbulkan kerusakan pada kaca dan beberapa peralatan saja.

Pembicaraan damai antara Afghanistan dan Taliban masih berlangsung di Doha, Qatar. Pembicaraan tersebut bersejarah karena baru pertama kalinya pertemuan itu terjadi secara resmi dengan perwakilan dari kedua belah pihak.

Melansir dari laman BBC, kepala delegasi Afghanistan, Abdullah Abdullah, mengatakan bahwa kedua belah pihak “tidak harus sepakat 100 persen setiap masalah yang akan diselesaikan, namun diharapkan gencatan senjata demi kemanusiaan dan perdamaian yang diterima dan didukung oleh semua warga Afghanistan (12/11).

Mullah Baradar Akhund, pemimpin delegasi Taliban memberikan seruan agar Afghanistan memiliki sistem Islam “dimana setiap suku dan etnis menjalani hidup dalam cinta dan persaudaraan”. 

Baca Juga: Afghanistan Dihujani Roket Mortir, 8 Orang Meninggal 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya