Puluhan Warga Sipil Tewas dalam Serangan bersenjata di Niger

Serangan dilakukan kelompok pemberontak jihadis

Niamey, IDN Times – Kelompok militan bersenjata di Niger melakukan serangan terhadap warga dua desa di Niger pada Sabtu, 2 Januari 2021. Serangan itu menyasar desa Tchombangou dan Zaroumdareye. Kedua desa itu berada di wilayah Tillaberi, zona perbatasan antara Niger Mali dan Burkina Faso.

Republik Niger berada di Afrika barat yang terkurung oleh daratan negara-negara tetangganya. Serangan yang baru saja terjadi, berada di daerah yang memiliki tingkat keamanan rapuh, yang berbatasan dengan Burkina Faso dan Mali.

Niger sebenarnya adalah negara kedua terbesar di belahan Afrika barat. Dengan luas wilayah sekitar 1,2 juta kilometer persegi, namun 80 persen wilayahnya termasuk gurun Sahara. Meskipun memiliki wilayah luas, Indeks Pembangunan Manusia (HDI) Republik Niger berada di posisi 189 dari 189 negara di dunia pada tahun 2018-2019. Total penduduk Niger sekitar 22 juta orang.

1. Puluhan warga sipil tewas

Puluhan Warga Sipil Tewas dalam Serangan bersenjata di NigerIlustrasi Pembunuhan (IDN Times/ Mardya Shakti)

Serangan yang terjadi di Republik Niger itu menambah daftar rangkaian serangan yang dilakukan oleh kelompok militan yang memiliki kaitan dengan jaringan al-Qaeda dan ISIS. Akibat serangan kelompok militan bersenjata tersebut, puluhan warga sipil kehilangan nyawa.

Melansir dari kantor berita Reuters, setidaknya 79 warga sipil tewas mengenaskan. Menurut informasi dari salah seorang pejabat keamanan yang tidak mau disebutkan namanya, dari 79 korban itu, 49 orang tewas berasal dari desa Tchombangou dan 30 orang tewas berasal dari desa Zaroumdareye.

Pemerintah Republik Niger belum memberikan komentar atas serangan tersebut. Namun korban luka akibat serangan bersenjata, ada sekitar 17 orang dan kemungkinan diantara mereka yang kritis bakal menambah catatan korban meninggal.

2. Kiriman pasukan militer untuk mengamankan situasi

Puluhan Warga Sipil Tewas dalam Serangan bersenjata di NigerPersonel militer segera dikirim ke perbatasan untuk meningkatkan keamanan. Ilustrasi (pixabay.com/Nambasi)

Republik Niger berada dalam wilayah yang disebut daratan Sahel, yang membentang dari Senegal di barat sampai Eritrea dan Ethiopia di timur. Di wiayah yang terbagi dan saling berbatasan yakni Niger, Burkina Faso dan Mali, satuan tugas militer keamanan yang dipimpin oleh Prancis dan sekutu beroperasi mengamankan wilayah itu.

Setelah peristiwa serangan bersenjata yang terjadi di zona perbatasan, Menter Dalam Negeri Alkache Alhada, segera mengirim pasukan militernya ke lokasi kejadian. Melansir dari laman BBC, Alhada tidak memberikan rincian berapa personel yang dikirim. Alhada juga tidak memberikan informasi yang jelas mengenai jumlah korban meninggal dalam serangan tersebut.

Konsentrasi utama pasukan keamanan Prancis berada di negara Mali. Sedangkan wilayah yang baru saja diserang tersebut tidak memiliki sistem pengamanan yang kuat. Untuk menghentikan serbuan para militan, sudah ada larangan agar tidak bepergian dengan kendaraan selama setahun di wilayah yang rawan itu.

Baca Juga: Pemilu Niger: Peralihan Kekuasaan Demokratis dalam Sejarah

3. Peningkatan serangan kelompok pemberontak

Puluhan Warga Sipil Tewas dalam Serangan bersenjata di NigerPemberontak semakin meningkatkan serangan di wilayah perbatasan Niger-Mali. (twitter.com/Nigeria Newspaper Online)

Jumlah personel Prancis di wilayah Sahel, khususnya bagian negara Mali, memiliki sekitar 5.000 personel. Belum lagi ditambah pasukan sekutu Uni Afrika. Mali dan Burkina Faso adalah negara yang paling parah mendapatkan serangan para pemberontak.

Namun, meskipun ada pasukan Prancis dan pasukan regional di wilayah Sahel tersebut, milisi pemberontak sering melakukan serangan. Bahkan dalam beberapa bulan terakhir, serangan itu semakin meningkat. Serangan yang baru saja terjadi kemungkinan adalah kelompok pemberontak yang menyeberang dari Mali.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada tahun 2019 serangan para militan pemberontak yang bersenjata telah mengakibatkan sekitar 4.000 korban meninggal dunia. Jurnalis Al Jazeera, Ahmed Idris menjelaskan analisisnya mengenai peningkatan serangan di wilayah Sahel tersebut.

Menurutnya, serangan terjadi di wilayah paling keropos di Niger. “Di perbatasan dengan Nigeria, kami telah melihat peningkatan aktivitas serangan Boko Haram yang menargetkan tidak hanya warga sipil, tetapi juga personel militer”.

4. Intensitas serangan bersenjata militan pemberontak

Puluhan Warga Sipil Tewas dalam Serangan bersenjata di NigerSalah satu sudut ibukota Niamey, Niger. (Wikimedia.org/NigerTZai)

Sebagai zona perbatasan yang dianggap tidak memiliki sistem keamanan yang bagus, wilayah Tillaberi telah terjadi peningkatan aktivitas serangan mematikan. Pada tanggal 21 Desember 2020, penyergapan di wilayah tersebut telah mengakibatkan setidaknya tujuh personel militer Niger tewas.

Pada tanggal 15 Desember 2020, di perbatasan Niger dengan Nigeria juga terjadi serangan mematikan. Kantor berita Reuters melaporkan serangan itu terjadi di wilayah Diffa dan membuat setidaknya 28 warga sipil tewas. Gubernur Diffa, Issa Lemine, mengatakan bahwa serangan dilancarkan oleh kelompok Boko Haram.

Menurut Manu Lekunze, seorang pengajar di Uniersitas Aberdeen di Inggris menjelaskan bahwa Niger, Mali, Chad, dan Burkina Faso memiliki masalah mendasar di mana negara tidak mampu melindungi penduduk, baik secara individu maupun secara kolaboratif.

Dia menambahkan “kita perlu menerima fakta ini dan mulai berpikir tentang bagaimana negara-negara ini perlu direformasi secara fundamental untuk memenuhi tantangan yang mereka hadapi di abad ke-21” katanya menjelaskan, seperti dikutip dari Al Jazeera (2/1).

Baca Juga: Pemilu Niger Tetap Digelar Meski Dibayangi Krisis

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya