Baru di Politik, Ini Rekam Jejak Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol

Pemain baru dalam politik Korsel tapi bisa menangi pemilu

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan (Korsel) baru saja melangsungkan pemilu yang sangat ketat. Pada Kamis (10/3/2022), lebih dari 99 persen suara telah dihitung dan Yoon Suk Yeol dari People Power Party terpilih sebagai Presiden Kosel yang baru, dilansir Yonhap.

Yoon Suk Yeol melawan Lee Jae Myung, kandidat Democratic Liberal Party, partai yang berkuasa di pemerintahan sebelumnya. Yoon memperoleh 48,6 persen suara sedangan Lee mendapat 47,8 persen suara.

Yoon Suk Yeol dengan begitu akan menggantikan Presiden Moon Jae In. Berikut ini rekam jejak Yoon, mantan jaksa penuntut umum yang pernah bekerja di bawah pemerintahan Moon Jae In, tetapi mundur dan bergabung dengan partai oposisi dan kini memenangkan pemilu.

Baca Juga: Mantan Jaksa Yoon Suk-yeol Terpilih Sebagai Presiden Korea Selatan

1. Meraih gelar master di bidang hukum

Yoon Suk Yeol saat ini berusia 61 tahun. Pada akhir 2022, dia akan berusia 62 tahun. Yoon lahir di Seoul pada 18 Desember 1960.

Yoon lahir dari orang tua akademisi. Ayahnya, Yoon Ki Joong adalah jebolan Yonsei University yang mendirikan Korean Statistical Society. Ibunya adalah seorang dosen di Ewha Womans University yang meninggalkan pekerjaan tersebut setelah menikah.

Yoon mendapatkan pendidikan di sekolah bergengsi di ibu kota. Dia meraih gelar sarjana hukum pada 1983 dari Seoul National University. Pada 1988, Yoon meraih gelar master dari universitas yang sama.

Dalam upaya mendapatkan pekerjaan dalam karirnya di bidang hukum, Yoon baru lulus ujian pengacara negara bagian pada percobaan yang ke-9 kalinya. Menurut Yonhap, setelah lulus, pada 1994 Yoon mulai berkantor di kejaksaan Daegu, Seoul dan Busan sampai 2001.

Baca Juga: [UPDATE] Tak Ada Pasien COVID-19 yang Sembuh di Korsel dalam 24 Jam

2. Mengguncang Korsel dengan menuntut Presiden Park Geun Hye

Baru di Politik, Ini Rekam Jejak Presiden Korea Selatan Yoon Suk YeolPark Geun-hye, mantan Presiden Korsel. (instagram.com/geunhpark)

Presiden Korsel terpilih Yoon Suk Yeol banyak menghabiskan waktunya didedikasikan dalam karier bidang hukum. Bahkan bisa dibilang, sebagian besar waktunya berkutat di bidang tersebut.

Pada 2012, Yoon yang berusia 52 tahun menikah dengan Kim Keon Hee. Satu tahun kemudian, Yoon jadi kepala jaksa cabang Yeoju dan memimpin penyelidikan khusus pada kasus kecurangan opini yang melibatkan Badan Intelijen Nasional.

Pada 2016, Yoon mengguncang Korea Selatan. Dia memimpin tim penyelidikan khusus skandal korupsi Presiden Park Geun Hye. Presiden Park saat itu kemudian dimakzulkan berdasarkan penyelidikan tersebut.

Pada 2019, Yoon dipercaya oleh Presiden Moon Jae In untuk menduduki jabatan Jaksa Agung Korsel. Tapi pada 2021, dia mengundurkan diri dan bergabung dengan partai oposisi pesaing Presiden Moon.

Baca Juga: 5 Negara Ini Menerapkan Hukuman Kebiri Kimia, Ada Korea Selatan

3. Yoon Suk Yeol dipandang pemula dalam politik tapi memenangi pemilu

https://www.youtube.com/embed/OOYohsroxrw

Dengan menghabiskan sebagian besar hidup dalam karier di bidang hukum, tentu saja Yoon Suk Yeol adalah pemula dalam politik, dilaporkan CNN. Dia baru bergabung dengan partai oposisi People Power Party pada Juli 2021. Pada Juni, dia menyatakan diri mencalonkan sebagai Presiden Korsel.

Karier Yoon dalam bidang hukum digeluti selama 27 tahun. Beberapa prestasi luar biasa telah ditorehkan, termasuk memimpin penyelidikan skandal korupsi Presiden Park Geun Hye, perempuan pertama yang memimpin Korsel dan kemudian dimakzulkan berdasar penyelidikan Yoon.

Di bawah pemerintahan Presiden Moon Jae In, Yoon menyelidiki skandal korupsi yang melanda para pembantu presiden. Karena kecewa, pada akhirnya Yoon putar arah karena gejolak politik internal pemerintahan. Dia mundur dari jabatan Jaksa Agung, lalu memutuskan melawan partai Moon Jae In dengan bergabung di partai oposisi.

Sebagai orang baru dalam politik, Yoon sering mendapatkan serangan dari lawannya. Dilansir NBC News, Yoon dinilai kurang pengalaman dalam politik partai, kebijakan luar negeri, dan urusan negara lainnya. Tapi sebagai orang baru dalam politik, Yoon berhasil memenangkan pertarungan dengan kemenangan tipis, selisih hanya sekitar 1 persen suara.

4. Hubungan luar negeri dan perkuatan militer

Sebagai orang baru dalam politik dan dinilai kurang pengalaman dalam hubungan luar negeri, Yoon menegaskan dia akan menunjuk orang-orang yang berpengalaman untuk bekerja di bidang tersebut.

Yoon dan timnya, dilansir Reuters, akan berusaha membuat peta baru kebijakan luar negeri, khususnya tentang negara saudara, yaitu Korea Utara (Korut). Yoon akan merancang rencana manfaat yang signifikan jika Pyongyang memutuskan tindakan nyata denuklirisasi.

Selain itu, dengan alasan pencegahan, Yoon mengatakan akan memperkuat pencegahan dengan meningkatkan kemampuan militer, termasuk memperkuat hubungan dengan Amerika Serikat (AS).

Yoon mengatakan ingin membeli radar THAAD produksi AS. Ini adalah radar canggih dengan kemampuan sensor pendeteksi yang sangat luas dan bisa jadi senjata pencegah rudal dari Korut.

Risiko dari radar THAAD adalah, sensor dapat menembus wilayah China, yang tentu saja dapat menyebabkan ketegangan baru. Tapi Yoon menegaskan akan mempromosikan dialog keamanan yang lebih teratur untuk meyakinkan radar THAAD tidak diarahkan ke China.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya