Ribuan Pendukung Imran Khan Minta Pemilu Pakistan Segera Digelar

Lebih dari 1.000 orang ditangkap

Jakarta, IDN Times - Pendukung mantan Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan, berencana melakukan rapat umum besar-besaran dan demonstrasi menuju ibu kota Islamabad. Demonstran menuntut dilakukan pemilu dan mendesak pemerintahan saat ini untuk mundur.

Di beberapa kota besar Pakistan, polisi melakukan blokade untuk menahan para demonstran. Polisi juga melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa. Bentrokan terjadi di beberapa kota yang menyebabkan demonstran terluka dan ditangkap.

Imran Khan digulingkan dari jabatannya dengan mosi tidak percaya. Dia telah menyerukan kepada pendukungnya untuk mengadakan rapat umum di depan parlemen dan mendesak tanggal pemilu ditetapkan dan diumumkan.

1. Lebih dari 1.000 massa PTI ditangkap

https://www.youtube.com/embed/K6y0xIS60Nc

Penggulingan Imran Khan dari jabatan PM berbuntut pada rencana untuk mendesak pemerintahan saat ini mengadakan pemilu. Ribuan pendukung partai Imran Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), melakukan demonstrasi di beberapa kota besar Pakistan.

Di beberapa distrik di Punjab, provinsi terbesar Pakistan, massa PTI mencoba membongkar blokade jalan raya menuju Islamabad.

Di kota Lahore, polisi melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan ratusan massa PTI yang berkumpul untuk melakukan protes. Dilansir Al Jazeera, demonstran yang marah melempari batu dan melemparkan gas air mata ke arah polisi sehingga mereka ditangkap.

Pihak PTI mengklaim, lebih dari 1.000 anggotanya telah ditangkap di Punjab sebagai upaya untuk menggagalkan pawai protes yang direncanakan. Tapi sekitar 200 orang kemudian telah dilepaskan.

Baca Juga: 7 Fakta Seputar Penggulingan PM Pakistan Imran Khan

2. Tak ada blokade yang bisa hentikan kami, kata Imran Khan

Demonstrasi itu dimulai di provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang dikuasai oleh PTI. Imran Khan disebut mendesak para pendukungnya untuk menyingkirkan blokade yang dilakukan dengan cara apapun agar bisa mencapai Islamabad.

Lusinan kontainer telah dibuat sebagai barikade di jalan-jalan utama menuju ibu kota di Lahore. Traktor-trailer juga diparkir untuk menghalangi massa. Polisi tambahan dan pasukan paramiliter telah diturunkan di jalan raya untuk menghentikan pengunjuk rasa memasuki Islamabad.

"Tidak ada blokade yang dapat menghentikan kami," kata Imran Khan saat di Peshawar, berbicara dari atas truk untuk perjalanan menuju Islamabad," kutip Reuters.

"Kami akan tetap di Islamabad sampai pengumuman tanggal pembubaran majelis dan pemilu diumumkan," kata Khan, melalui media sosialnya.

Massa pendukung Imran Khan membakar sebuah mobil di penjara di Karachi usai bentrok dengan polisi. Massa lainnya juga membakar beberapa pohon di sepanjang jalan raya utama di Islamabad.

3. Pemerintah Pakistan siap menangani para demonstan

PM Shebaz Sharif, yang menggantikan Imran Khan, menilai bahwa demonstrasi itu adalah ilegal dan upaya membawa massa ke Islamabad disertai dengan niat jahat.

Meski begitu, melansir Gandhara, Mahkamah Agung Pakistan memutuskan unjuk rasa dan rapat umum dapat dilakukan tetapi di tempat umum yang secara khusus telah ditunjuk. Para demonstran juga diharuskan meninggalkan rapat umum setelah Imran Khan berpidato.

"Imran Khan telah mengklaim bahwa dia akan mengumpulkan 2 juta orang di sini di Islamabad hari ini, tetapi dia berbaris menuju Islamabad bersama dengan hanya 6 ribu atau 7 ribu demonstran," kata Menteri Dalam Negeri, Rana Sanaullah.

Dia mengatakan bahwa pemerintahannya siap untuk menangani para demonstran tersebut. Sanaullah juga menegaskan rakyat dipersilakan menggunakan hak konstitusional untuk mengadakan rapat umum, "tetapi kami tidak dapat membiarkan siapa pun menabur kekerasan dan kekacauan."

Baca Juga: Gagal Bayar Utang, Politik di Pakistan Terancam Gonjang-ganjing Lagi

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya