Ribuan Warga Prancis Gelar Aksi, Kecam Kepemimpinan Emmanual Macron

Ada puluhan ribu warga Prancis turun ke jalan

Jakarta, IDN Times - Oposisi politik sayap kiri Prancis menyerukan protes besar karena meningkatnya biaya hidup dan krisis iklim. Pada Minggu (16/10/2022), mereka menggelar aksi unjuk rasa yang melibatkan puluhan ribu orang.

Para pengunjuk rasa memenuhi jalanan di ibu kota Paris yang kemudian berbuntut insiden. Pasukan keamanan disebut menembakkan gas air mata dan menyerang demonstran dengan tongkat saat mereka dilempari benda-benda oleh para demonstran. 

1. Sekitar 140 ribu orang ikut terlibat dalam aksi

https://www.youtube.com/embed/OduaxqHYqm8

Tiga minggu setelah Prancis diguncang kekurangan bahan bakar karena aksi mogok kerja karyawan kilang minyak, kini mereka menghadapi protes besar. Ribuan orang turun ke jalanan di Paris melakukan protes atas kenaikan biaya hidup dan krisis iklim.

Melansir France24, protes itu terjadi setelah diserukan oleh Jean-Luc Melenchon, seorang ketua partai oposisi Prancis dari sayap kiri. Dia dua kali dikalahkan oleh Presiden Macron dalam pemilu presiden Prancis.

Penyelenggara menyebutkan bahwa mereka yang ikut berpartisipasi dalam aksi tersebut sekitar 140 ribu orang. Tapi pihak berwenang menyebutkan jumlahnya sekitar 30 ribu orang.

Orang-orang yang melakukan protes itu menuntut penggelontoran investasi melawan krisis iklim. Mereka juga menuntut dilakukan tindakan darurat untuk mengatasi kenaikan harga, khususnya barang-barang penting dan sewa tempat tinggal.

Baca Juga: Prancis Kekurangan BBM Imbas Buruh Mogok Kerja hingga 3 Pekan

2. Peraih Nobel ikut serta melakukan protes

Annie Ernaux, sastrawan Prancis yang tahun ini mendapatkan anugerah Nobel Sastra, ikut serta dalam unjuk rasa. Dia ikut berjalan bersama pemimpin sayap kiri Jean-Luc Melenchon.

Dalam pidatonya yang berapi-api, melansir NPR, Melenchon menggambarkan kepemimpinan Presiden Emmanuel Macron menjerumuskan Prancis dalam kekacauan.

Seruan mogok kerja juga dilakukan dan dijadwalkan akan dilakukan pada Selasa. Aksi mogok kerja diperkirakan akan memengaruhi sistem transportasi jalan, kereta api, dan sektor publik.

Christophe Bex, anggota parlemen dari sayap kiri, menyebut protes itu adalah demonstrasi kekuatan untuk menunjukkan bahwa ada pilihan lain jika semua orang bisa bersatu.

3. Protes dikecam oleh salah satu menteri Prancis

Ribuan Warga Prancis Gelar Aksi, Kecam Kepemimpinan Emmanual MacronGabriel Attal (Twitter.com/Gabriel Attal)

Aksi protes kenaikan hidup dan krisis iklim yang diserukan oleh sayap kiri itu menambah ketegangan di Prancis, di mana negara tersebut belum dapat menyelesaikan masalah aksi mogok kerja karyawan kilang minyak sebelumnya.

Menteri Tindakan Publik dan Perencanaan Anggaran Prancis Gabriel Attal, melansir Reuters, menggambarkan bahwa protes kelompok sayap kiri itu digunakan untuk mengeksploitasi kondisi saat ini, di mana mogok kerja juga berlangsung di pembangkit listrik tenaga nuklir.

"Pawai (protes) hari ini adalah pawai pendukung yang ingin memblokir negara," kata Attal. Dia mengecam aksi tersebut sebagai sebuah langkah yang tidak dapat diterima.

"Tentu saja ada hak untuk mogok (kerja), tetapi pada titik tertentu, negara harus bisa bekerja," katanya menambahkan.

Baca Juga: Tiru Jerman dan AS, Prancis Ikut Kirim Pertahanan Udara ke Ukraina

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya