Rusia Gencatan Senjata di Mariupol, Berhasilkah Koridor Kemanusiaan?

Sekitar 200 warga sipil masih berada di Azovstal 

Jakarta, IDN Times - Rusia mengumumkan gencatan senjata secara sepihak di kompleks industri pengolahan logam Azovstal, di Mariupol, demi membuka koridor kemanusiaan. Pengumuman itu disampaikan pada Rabu (4/5/22) dan evakuasi warga sipil akan dilakukan dalam waktu tiga hari.

Kompleks Azovstal yang luas adalah wilayah terakhir yang dikuasai oleh pejuang Ukraina di Mariupol. Mereka bertahan di bunker dan ruang bawah tanah bersama dengan ratusan warga sipil. Pekan ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah Internasional telah berhasil mengevakuasi puluhan orang yang terjebak di tempat tersebut.

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 dan kota Mariupol adalah kota paling menderita di Ukraina. Perang telah memasuki bulan ketiga dengan ribuan orang tewas, baik itu di pihak militer maupun sipil. Ratusan anak-anak yang tak berdosa juga ikut menjadi korban dalam perang Rusia-Ukraina tersebut.

Baca Juga: Serangan Rusia ke Teater Mariupol, Kuburan Massal Terbesar di Ukraina

1. Sekitar 200 warga sipil masih berada di Azovstal

Rusia Gencatan Senjata di Mariupol, Berhasilkah Koridor Kemanusiaan?pekerja kemanusiaan PBB kunjungi kota Ukraina yang hancur (Twitter.com/UNHCR Ukraine)

Kota Mariupol yang berada di wilayah Donetsk, Ukraina timur, telah menjadi kota paling menderita sekaligus simbol perlawanan teguh. Kota itu telah dikepung Rusia selama lebih dari dua bulan dan puluhan ribu warga sipil mengalami neraka yang hidup.

Kompleks industri metalurgi Azovstal di Mariupol menjadi benteng terakhir pasukan Ukraina yang berlindung di labirin bawah tanah bersama dengan warga sipil yang dilindungi. Mereka dikepung oleh pasukan Rusia bersama pasukan pemberontak Ukraina pro-Moskow.

Mulai hari Kamis, menurut The Moscow Times, gencatan senjata akan dimulai di kompleks Azovstal tersebut sampai hari Sabtu. Dengan begitu, warga sipil yang terjebak memiliki kemungkinan untuk menyelamatkan diri, dibantu oleh tim penyelamat dari PBB.

Presiden Zelenskyy memperkirakan masih ada sekitar 200 warga Ukraina yang berada di Azovstal, termasuk anak-anak. Zelenskyy kembali meminta bantuan PBB untuk terlibat menyelamatkan warganya.

Pasukan Rusia saat ini dikabarkan telah memasuki kawasan industri logam yang luas tersebut dan terlibat pertempuran berdarah dengan pasukan Ukraina yang bertahan. Seorang anggota parlemen Ukraina mengatakan "saya bangga dengan tentara saya yang melakukan upaya manusia super untuk menahan tekanan musuh," kutip Al Jazeera.

Baca Juga: Di Ambang Hidup-Mati, Warga Mariupol Mulai Dievakuasi dari Azovstal

2. Rincian koridor kemanusiaan untuk kompleks Azovstal

Rusia mendeklarasikan kemenangannya di kota Mariupol pada 21 April lalu. Tapi keberadaan tentara Ukraina kompleks Azovstal masih menjadi duri dari deklarasi tersebut. Saat ini Rusia fokus untuk menghancurkan pasukan Ukraina yang bertahan

Namun di kompleks tersebut tidak hanya ada barisan tentara Ukraina yang telah hampir kehabisan amunisi, tapi ada juga ratusan warga sipil yang bersembunyi di labirin bawah tanah pabrik.

Dikutip dari media Rusia Tass, pasukan Rusia mengumumkan gencatan senjata sepihak dan akan menarik mundur pasukannya ke jarak yang aman. Koridor kemanusiaan dijanjikan dibuka pada tanggal 5, 6, dan 7 Mei. Koridor itu akan berlangsung antara pukul 08.00 sampai 18.00 waktu Moskow.

Dalam sebuah pernyataan, Rusia mengatakan "sesuai dengan keputusan otoritas Federasi Rusia, bertindak berdasarkan prinsip humanisme, Angkatan Bersenjata Rusia membuka koridor kemanusiaan dari wilayah pabrik Azovstal untuk evakuasi warga sipil (staf pekerja, wanita dan anak-anak), yang kehadirannya di bawah tanah pabrik sekali lagi telah dinyatakan oleh otoritas Kiev."

Baca Juga: Sekjen PBB Minta Rusia Bantu Evakuasi Warga Ukraina dari Mariupol 

3. Pasukan Ukraina kalah jumlah

Rusia Gencatan Senjata di Mariupol, Berhasilkah Koridor Kemanusiaan?ilustrasi tentara Ukraina (Twitter.com/Armed Forces)

Kota pelabuhan Mariupol adalah target penting bagi Rusia dalam invasinya ke Ukraina. Kota itu adalah kota industri logam yang maju dan salah satu rute utama ekspor produk biji-bijian Ukraina ke negara lain lewat Laut Hitam.

Bagi Rusia, mendapatkan Mariupol akan memberi pukulan ekonomi yang serius terhadap Ukraina. Selain itu, menguasai Mariupol akan membuat pasukan Moskow terhubung dengan wilayah Donetsk yang dikuasai pemberontak pro-Rusia.

Dilansir RTE, komadan unit militer Azov, Denys Prokopenko, yang bertahan di kompleks pabrik Azovstal di Mariupol mengatakan "selama dua hari, musuh (Rusia) menyerbu masuk ke dalam pabrik baja. Situasinya sangat sulit tetapi meskipun demikian kami terus menjalankan perintah untuk menahan pertahanan."

Prokopenko juga mengaku bahwa pasukannya kalah jumlah dengan tentara Rusia. Meski begitu, dia mengatakan pasukannya tetap memberikan perlawanan yang serius.

Kiev mengatakan Moskow mencoba menghancurkan sisa tentaranya yang bersembunyi di Azovstal. Dalam sebuah pernyataan, Kiev mengatakan "penjajah Rusia fokus untuk memblokir dan mencoba menghancurkan unit Ukraina di daerah Azovstal."

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya