Rusia Janji Bantu Atasi Krisis Pangan, Putin: Cabut Dulu Semua Sanksi

Rusia dinilai salahkan Barat atas ancaman krisis pangan  

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Kamis (26/5/2022) mengatakan bahwa negaranya siap berkontribusi untuk mencegah krisis pangan global. Namun, tawaran itu disertai dengan syarat, yakni sanksi Barat kepada Moskow harus dicabut.

Niat Putin, bahwa Moskow akan membantu mencegah krisis pangan, disampaikan kepada Perdana Menteri (PM) Italia Mario Draghi dalam panggilan telepon.

Putin juga menolak tuduhan bahwa Rusia disebut sebagai pihak yang menciptakan krisis pangan global. Dia menyebutnya sebagai tuduhan tak berdasar. 

1. Rusia siap berkontribusi cegah krisis pangan

Rusia Janji Bantu Atasi Krisis Pangan, Putin: Cabut Dulu Semua SanksiPresiden Federasi Rusia Vladimir Putin (Twitter.com/ President of Russia)

Perang Rusia di Ukraina telah berdampak secara global, khususnya kenaikan pasokan energi dan bahan makanan seperti gandum. Pasokan gandum dari Rusia dan Ukraina yang terganggu telah memicu ancaman krisis pangan.

Padahal, dua negara itu termasuk dalam daftar produsen dan eksportir gandum terbesar di pasar global.

Dalam pembicaraan antara Presiden Putin dengan PM Draghi, Kremlin menyebut bahwa Rusia siap memberi kontribusi untuk mencegah krisis pangan.

"Vladimir Putin menekankan bahwa Federasi Rusia siap memberikan kontribusi signifikan untuk mengatasi krisis pangan melalui ekspor biji-bijian dan pupuk, dengan tunduk pada pencabutan pembatasan bermotif politik oleh Barat," kata Kremlin dikutip The Moscow Times.

Baca Juga: Putin Permudah Syarat Pindah Warga Negara Rusia bagi Penduduk Ukraina

2. Rusia dinilai mencoba menyalahkan Barat atas ancaman krisis pangan

Ukraina tidak hanya eksportir gandum, tapi juga eksportir jagung dan minyak bunga matahari terbesar di dunia. Perang yang dilancarkan Rusia telah membuat semua pelabuhannya diblokade.

Di sisi lain, Rusia dinilai berusaha menyalahkan Barat terhadap ancaman krisis pangan global.

Dilansir Associated Press, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Barat harus membatalkan keputusan melanggar hukum yang menghambat penyewaan kapal dan mengekspor biji-bijian negaranya.

Menurut Draghi, Putin mengatakan kepadanya bahwa krisis pangan adalah kesalahan sanksi Barat yang dijatuhkan atas negaranya, kutip Reuters.

"Saya tertarik pada masalah yang lebih jelas dan lebih kecil, yaitu mencoba melihat apakah kita dapat membuka blokir biji-bijian dalam jumlah besar ini di pelabuhan Ukraina di Laut Hitam," kata Draghi.

Pejabat Barat menolak klaim Rusia. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, pekan lalu mengatakan bahwa makanan, pupuk, dan benih dibebaskan dari sanksi yang dikenakan oleh negara-negara Barat.

3. Rusia ajukan proposal pembukaan koridor Laut Hitam

Rusia Janji Bantu Atasi Krisis Pangan, Putin: Cabut Dulu Semua Sanksiilustrasi (Unsplash.com/Andy Li)

Sebagai salah satu solusi untuk mencegah terjadinya krisis pangan, Kementerian Pertahanan Rusia telah mengusulkan pembukaan koridor Laut Hitam. Dengan itu, kapal asing di pelabuhan Ukraina akan dapat meninggalkan pelabuhan, khususnya dari Mariupol.

Dikutip dari Al Jazeera, Kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, Mikhail Mizintsev, mengatakan 70 kapal asing dari 16 negara berada di enam pelabuhan di Laut Hitam, termasuk Odessa, Kherson dan Mykolaiv.

Menlu Kuleba bisa menyepakati koridor tersebut. Tapi dia tidak yakin apakah Moskow dapat dipercayai. Dia Rusia akan membuka koridor tersebut. 

"Sulit untuk memastikan Rusia tidak akan melanggar perjanjian tentang jalur aman dan kapal militernya tidak akan menyelinap ke pelabuhan dan menyerang Odessa," kata Kuleba. 

Baca Juga: Italia Ajukan Proposal Perdamaian di Ukraina, Rusia: Fantasi Belaka!

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya