Rusia Mundur dari Pulau Zmiinyi, Ukraina: Tak Kuat Menahan Serangan

Rusia klaim penarikan pasukan demi koridor kemanusiaan

Jakarta, IDN Times - Pasukan Rusia yang telah mempertahankan Pulau Zmiinyi atau Pulau Ular di Laut Hitam dikabarkan mundur pada Kamis (30/6/2022). Ukraina mengatakan mundurnya pasukan Rusia karena tidak tahan menahan gempuran serangan mereka.

Meski begitu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, menyampaikan penjelasan yang berbeda. Konashenkov mengatakan mundurnya pasukan Moskow demi membuka koridor kemanusiaan yang disepakati dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

1. Pasukan Rusia tak tahan dengan serangan bertubi-tubi

Rusia Mundur dari Pulau Zmiinyi, Ukraina: Tak Kuat Menahan Seranganilustrasi tank Rusia hancur di Ukraina (Twitter.com/ArmyInform)

Pulau Zmiinyi atau Pulau Ular adalah pulau kecil tandus yang ada di Laut Hitam. Pulau tersebut telah diperebutkan sejak awal invasi Rusia pada 24 Februari.

Dengan menguasai Pulau Zmiinyi, Rusia memiliki banyak keuntungan, di antaranya mendominasi Laut Hitam bagian barat dan dapat meluncurkan serangan yang mengancam pelabuhan Odessa, Ukraina.

Tapi pada Kamis, mereka menarik diri dari pulau strategis itu. Dikutip dari NPR, pihak Ukraina menjelaskan bahwa dua speedboat kecil yang mengangkut pasukan Rusia meninggalkan Pulau Zmiinyi.

"Tidak dapat menahan dampak dari unit artileri, rudal, dan serangan udara kami, penjajah Rusia telah meninggalkan Pulau Zmiinyi. Wilayah Odesa sepenuhnya dibebaskan," kata Valery Zaluzhny, kepala angkatan bersenjata Ukraina.

Oleksiy Gromov, pejabat senior militer Ukraina menjelaskan Kiev memiliki rencana untuk mengerahkan pasukan ke pulau itu. Dia juga mengklaim pasukannya telah menguasai pulau dengan artileri jarak jauh, unit roket dan unit udara.

Baca Juga: Bertemu Putin, Jokowi Tawarkan Jembatan Perdamaian Rusia-Ukraina

2. Niat baik untuk koridor kemanusiaan

Pengumuman yang disampaikan oleh pihak Ukraina pada Kamis malam itu berbeda dengan penjelasan pihak Rusia. Moskow menjelaskan mundurnya pasukan dari Pulau Zmiinyi adalah isyarat niat baik.

Igor Konashenkov, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan penarikan pasukan dilakukan dengan maksud tidak menghambat upaya PBB untuk membangun koridor kemanusiaan, kutip Associated Press.

Koridor kemanusiaan yang dimaksud adalah jalur aman untuk mengekspor produk pertanian seperti gandum dan jagung dari pelabuhan Ukraina.

Blokade Rusia di Laut Hitam telah membuat Ukraina tidak dapat mengeluarkan produk pertaniannya, yang memicu kenaikan harga pangan secara global.

3. Posisi penting Pulau Zmiinyi

Rusia Mundur dari Pulau Zmiinyi, Ukraina: Tak Kuat Menahan SeranganPulau Zmiinyi (earth.google.com)

Pulau Zmiinyi hanyalah pulau kecil yang tersusun dari batu-batu dan tanah tandus. Pulau Zmiinyi sama sekali tidak menarik untuk dieksploitasi. Pulau itu terletak sekitar 35 kilometer dari lepas pantai Ukraina.

Meski begitu, posisi Pulau Zmiinyi yang strategis memiliki arti penting, baik bagi Ukraina, Rusia, atau bahkan NATO.

Menurut BBC, dengan menguasai pulau tersebut, Rusia secara efektif melakukan blokade pelabuhan Odessa, pelabuhan terbesar Ukraina di pesisir Laut Hitam. Sebagian besar ekspor gandum dan produk pertanian Ukraina, praktis terhenti.

Selain itu, keberadaan Rusia di pulau kecil tandus itu juga secara nyata dapat memberikan ancaman kepada Rumania, anggota NATO yang berada di sebelah barat pulau. Penempatan sistem rudal S-400 misalnya, akan mengancam pelabuhan Constanta dan lalu lintas di muara Sungai Danube.

Lebih dari itu, keberadaan Pulau Zmiinyi yang strategis, dapat melindungi daerah tersebut yang kaya akan cadangan minyak dan gas.

Dalam beberapa hari terakhir, Ukraina melancarkan serangan bertubi-tubi ke Pulau Zmiinyi yang diduduki pasukan Moskow. Serangan diluncurkan dari segala arah dengan artileri jarak jauh, roket dan serangan udara.

"Kami dapat menyatakan bahwa serangan artileri roket yang kuat yang telah kami lakukan selama beberapa waktu, selama seluruh operasi militer, di pos musuh kecil ini telah mencapai tujuannya. Mereka (Rusia) benar-benar mengerti bahwa mereka harus melakukan hal yang benar, mengumpulkan barang-barang mereka dan minggat secepat mungkin," kata Natalia Humenyuk, juru bicara Komando Selatan Militer Ukraina dikutip dari CNN.

Baca Juga: Misi Tak Biasa Jokowi, Upayakan Gencatan Senjata Rusia vs Ukraina

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya