Rusia Setop Aliran Gas, Jerman Cari Pemasok Energi dari Teluk

Jerman resmi jalin kerja sama dengan UEA untuk pasok gas

Jakarta, IDN Times - Kanselir Jerman Olaf Scholz, pada Minggu (25/9/2022), menandatangani kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) untuk pasokan gas alam cair. Scholz sedang berburu pemasok energi baru untuk negaranya, saat Rusia menghentikan aliran energi.

Perusahaan penyedia energi Jerman, RWE, secara resmi telah menjalin kesepakatan dengan perusahaan minyak nasional Abu Dhabi. Akhir Desember ini, gas alam cair dari UEA akan segera meluncur ke Jerman.

1. Jerman cari alternatif pemasok energi selain Rusia

Rusia Setop Aliran Gas, Jerman Cari Pemasok Energi dari Telukilustrasi kilang penampungan gas (Unsplash.com/Patrick Federi)

Jerman adalah negara kekuatan ekonomi terbesar di Uni Eropa (UE). Untuk menggerakkan industrinya, Jerman haus akan energi dan banyak membeli dari Rusia. Tapi konflik Rusia-Ukraina membuat Moskow memutus aliran gasnya, dan membuat Jerman mencari negara alternatif sebagai pemasok.

Kanselir Scholz sedang melakukan kunjungan ke negara-negara Teluk yang kaya minyak untuk mencari pemasok baru pengganti Rusia.

Melansir Reuters, kesepakatan sudah secara resmi dilakukan meski jumlah awal gas alam yang akan dikirim relatif kecil untuk Jerman yang haus energi.

Sekitar 137 ribu meter kubik gas alam akan dikirim UEA ke Jerman lewat terminal impor terapung di Brunsbuttel dekat Hamburg.

"Kita perlu memastikan bahwa produksi LNG di dunia, maju ke titik di mana permintaan tinggi yang ada dapat dipenuhi tanpa harus menggunakan kapasitas produksi yang ada di Rusia," kata Scholz, sebelum kesepakatan dengan UEA diumumkan.

Baca Juga: Jerman Bantu Moldova hingga Rp878 M untuk Tangani Krisis Energi

2. Pasokan awal UEA tetap tidak bisa gantikan pasokan dari Rusia

RWE juga menjalin kesepakatan untuk pengiriman jangka panjang gas alam mulai 2023 dengan UEA. Jerman butuh banyak gas alam untuk menggantikan posisi Rusia yang selama bertahun-tahun menjadi tumpuan utama.

Setiap tahun, Berlin mengimpor 56,3 miliar meter kubik dari Moskow. Jumlah awal yang diterima Jerman dari Abu Dhabi saat ini masih terbilang jauh untuk bisa menggantikan posisi Rusia sebagai pemasok.

Melansir Deutsche Welle, pengiriman awal dari UEA setara dengan 0,95 miliar kilowatt jam listrik. Sedangkan pasokan Rusia ke Jerman, setara dengan 1,75 miliar kilowatt jam dalam sehari.

Perjalanan Scholz ke negara Teluk juga berharap bisa mendapatkan sumber hidrogen hijau yang diproduksi menggunakan energi terbarukan, yang bisa jadi solusi menggantikan energi fosil yang merusak.

3. Kerja sama Jerman dengan negara Teluk dibayangi masalah hak asasi manusia

Sebelum Rusia menginvasi Ukraina, Berlin mengimpor 55 persen kebutuhan gasnya dari Moskow. Pun dua negara itu masih menjalin proyek pipa Nord Stream 2 untuk meningkatkan pasokan aliran gas. Proyek tersebut sekarang terlantar karena Jerman membatalkannya disebabkan perang Rusia di Ukraina.

Jerman telah berusaha untuk mencari sumber pemasok baru demi memenuhi kebutuhan gasnya. Usai dari UEA, Scholz berangkat ke Qatar untuk pembicaraan kerja sama energi, kutip Politico.

Namun upaya kerja sama Jerman dengan negara-negara Teluk itu dibayangi rekam jejak hak asasi manusia yang buruk di kawasan tersebut.

Sebelum ke UEA dan Qatar, Scholz telah bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman untuk membicarakan berbagai masalah bisnis. Mereka berdua juga membicarakan masalah konflik di Ukraina.

Renata Alt, ketua komisi HAM parlemen Jerman, mendesak Scholz untuk secara jelas mengatasi masalah hak asasi manusia manusia di negara-negara teluk.

"Sepenting mengamankan pasokan energi ke Jerman, sama pentingnya untuk menghormati hak asasi manusia di seluruh dunia. Anda tidak dapat bernegosiasi tentang satu hal tanpa membahas yang lain," kata Alt.

Baca Juga: Meski Rusia Pangkas Pasokan, Cadangan Gas Jerman Lebih dari 90 Persen

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya