Saudi Penjarakan Aktivis Perempuan Loujain al-Hathloul

Disidang atas tuduhan terorisme

Riyadh, IDN Times – Pemerintah Arab Saudi akhirnya menjatuhkan hukuman penjara kepada seorang aktivis perempuan yang terhitung paling vokal di negara tersebut yang bernama Loujain al-Hathloul. Beberapa tuduhan dialamatkan kepadanya seperti tindakan terorisme.

Pengadilan khusus terorisme Saudi dinilai oleh banyak kalangan sebagai pengadilan yang terkenal kejam. Undang-undang kontra-terorisme Saudi sendiri dianggap sebagai undang-undang yang memiliki cakupan yang luas namun tidak jelas.

Loujain al-Hathloul, saat ini berusia 31 tahun, diculik oleh pasukan keamanan Saudi pada bulan Mei tahun 2018 ketika mengemudi. Dia sudah menjalani tahanan pra-sidang dan dalam penahanannya itu mengaku mendapatkan siksaan. Saat itu dia ditangkap karena pelanggaran perempuan mengemudi.

1. Ancaman hukuman penjara maksimum dalam tuduhan terorisme

Saudi Penjarakan Aktivis Perempuan Loujain al-HathloulIlustrasi Feminis (IDN Times/Mardya Shakti)

Loujain al-Hathloul telah lama menyuarakan tentang hak-hak asasi manusia. Protes yang ia keluarkan diantaranya menentang aturan perempuan mengemudi bagi perempuan dan protes atas perwalian laki-laki yang ia anggap telah memposisikan perempuan menjadi warga kelas dua di negara tersebut.

Kejaksaan Saudi pada pertengahan Desember 2020, telah berusaha mengupayakan tuntutan hukuman penjara maksimum bagi Loujain dengan maksimal 20 tahun penjara.

Melansir dari laman The Guardian, pada 16 Desember, keluarganya menerima panggilan untuk berangkat ke pengadilan pada hari Kamis 17 Desember 2020. Loujain dipindahkan dari yang sebelumnya pengadilan pidana ke pengadilan terorisme pada bulan lalu.

Lina al-Hathloul, saudara Loujain, mengatakan bahwa “kakak saya harus dibebaskan, yang dia lakukan hanyalah meminta agar perempuan diperlakukan bermartabat dan kebebasan yang seharusnya menjadi hak mereka”.

Lina juga mengatakan bahwa Loujain dituduh teroris padahal sebenarnya dia adalah seorang aktivis kemanusiaan yang hanya menginginkan dunia yang lebih adil dan lebih baik.

2. Pengadilan putuskan kurungan penjara hampir enam tahun

Saudi Penjarakan Aktivis Perempuan Loujain al-HathloulPengadilan putuskan penjara 5 tahun 8 bulan untuk Loujain. Ilustrasi (pexels.com/Sora Shimazaki)

Komunitas internasional telah memberikan kritik yang keras kepada pemerintah Saudi serta dukungan agar Loujain dibebaskan dari penahanan pra sidangnya. Amnesti internasional juga menuduh Saudi secara rutin menjatuhkan hukuman panjang dan hukuman mati kepada mereka yang menentang monarki absolut.

Melansir dari laman Al Jazeera, pada hari Senin, 28 Desember 2020, pengadilan khusus terorisme akhirnya memberi keputusan untuk menjatuhkan penjara lima tahun delapan bulan bagi Loujain (28/12). Dia dituduh telah mengobarkan perubahan, mengejar agenda asing dan menggunakan internet untuk merusak ketertiban umum.

Komunitas hak asasi internasional, anggota Kongres AS dan anggota parlemen Uni Eropa telah mengecam Saudi atas penahanan Loujain selama 2,5 tahun terakhir ini. Menurut kelompok hak asasi manusia al-Qist (ALQST), mereka mengungkap bahwa pengadilan Saudi memiliki “kelemahan yudisial” dengan memberikan tuntutan dimana Loujain tidak melakukan tindakan terkait dengan aktivisme hak asasi manusia yang telah dilakukannya.

Alaa Siddiq, Direktur Eksekutif ALQST memberi keterangan “dari lembar dakwaan dan seluruh bukti yang hanya berkaitan dengan aktivisme damai, hingga penundaan pengadilan terorisme dan Undang-Undang kontra-terorisme yang menyedihkan, otoritas Saudi telah mengejek keadilan dan komunitas internasional harus menyerukannya” katanya menjelaskan.

Baca Juga: Aktivis HAM Pakistan Karima Baloch Ditemukan Tewas di Kanada

3. Siksaan dan tawaran pembebasan dini

Saudi Penjarakan Aktivis Perempuan Loujain al-HathloulAnggota Kongres AS, anggota parlemen Uni Eropa dan komunitas HAM internasional mendesak pembebasan Loujain. Ilustrasi (unsplash.com/Zacke Feller)

Kabar tentang penyiksaan petugas interogator terhadap Loujain al-Hathloul begitu sayup terdengar. Namun kabar tersebut sebenarnya memiliki kemungkinan yang menunjukkan wajah asli otoritas negara ultra-konservatif tersebut.

Dalam pengakuan keluarga Loujain, yang juga sekaligus menjadi kuasa hukumnya, salah satu sesi penyiksaan Loujain dilakukan dihadapan pembantu terdekat putra MBS (Muhammad bin Salman), Saud al-Qahtani. Bahkan tuduhan lain juga mengarah bahwa salah satu interogator bertopeng adalah Saud al-Qahtani sendiri.

Para tahanan aktivis perempuan mengaku banyak yang disiksa, dicambuk, disetrum dan disiram air. Beberapa ada yang mengatakan diraba-raba secara paksa dan diancam dengan pemerkosaan.

Melansir dari laman Associated Press, keluarga Loujain pernah mendapatkan tawaran imbalan pembebasan dini karena tuduhan penyiksaan yang dilakukan oleh interogator kepada Loujain al-Hathloul, namun tawaran itu ditolaknya (28/12). Pengadilan baru-baru ini menolak tuduhan tersebut karena dianggap kurang bukti.

Loujain pernah melakukan mogok makan sebagai aksi protesnya pada bulan Oktober 2020. Dia menuntut agar diberikan izin pertemuan rutin dengan keluarganya. Namun aksi tersebut harus dihentikan karena menurut keluarga, setiap dua jam sekali Loujain dibangunkan dari tidur dan itu membuatnya tersiksa secara psikologis.

Baca Juga: Sosok Benny Wenda, Aktivis Papua yang Disebut Provokator oleh Wiranto

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya