Sejuta Lebih Terinfeksi, Italia Bakal Terapkan Lockdown Ringan

Italia menyusul negara Eropa lain dalam “mencetak” sejarah 

Roma, IDN Times – Italia adalah negara pertama di Eropa yang paling keras terpukul oleh virus corona. Italia saat itu menjadi “pelopor” penguncian nasional pertama kali di Eropa, untuk menahan laju penularan infeksi virus corona yang menyebar dengan cepatnya.

Pada gelombang kedua virus corona di Eropa, nampaknya Italia mampu mengatasi dan mengendalikan kondisi. Tetapi sejak satu bulan lalu, lonjakan infeksi seakan tak terkontrol. Hingga Rabu, 11 November 2020, Italia meraih “rekor” infeksi sebanyak satu juta orang, menyusul negara lain di Eropa yakni Prancis, Spanyol dan Inggris.

Italia, menurut laporan dari kantor berita Reuters, masuk dalam daftar 10 negara paling parah terkena dampak virus corona secara global (11/11). Raihan angka satu juta lebih total kasus, telah membuat Italia “menyingkirkan” Meksiko. Dalam lonjakan kasus infeksi yang terus terjadi, Gueseppe Conte mendapatkan seruan agar Italia melakukan penguncian (lockdown) nasional.

1. 30.000 lebih kasus infeksi baru hanya dalam waktu 24 jam

Sejuta Lebih Terinfeksi, Italia Bakal Terapkan Lockdown RinganLebih dari 42 ribu kematian akibat virus corona tercatat di Italia. Ilustrasi (pexels.com/Mike)

Italia, melalui Kementrian Kesehatannya melaporkan bahwa ada 32.961 kasus baru yang dicatat selama 24 jam terakhir pada hari Selasa, 10 November 2020. Dengan lonjakan infeksi virus corona yang banyak itu, terus mendorong jumlah total kasus di Italia menjadi 1.028.424 kasus.

Melansir data yang berhasil dikumpulkan oleh Worldometer, 42.953 orang telah meninggal di Italia akibat virus corona. Jumlah tersebut beriringan dengan jumlah kematian di negara lain seperti Spanyol dan Prancis serta Inggris. Inggris, menjadi negara di Eropa pertama yang mencatatkan kematian warga akibat virus corona sebanyak lebih dari 50.000 orang.

Kantor berita Reuters mencatat bahwa kematian akibat virus corona di Italia telah meningkat lebih dari 500 orang per hari (11/11). Menurut Kementrian Kesehatan, pada Rabu ada 623 kematian hanya dalam waktu satu hari saja. Jumlah tersebut tertinggi sejak April lalu, ketika awal Italia dihantam dengan keras virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok, tersebut.

2. Tindakan drastis harus segera diambil jika Italia ingin selamatkan banyak nyawa

Sejuta Lebih Terinfeksi, Italia Bakal Terapkan Lockdown RinganPemerintah Italia menolak lakukan penguncian (lockdown) nasional. Ilustrasi (pexels.com/Amelia Hallsworth)

Wilayah di Italia yang paling menderita adalah Lombardy di utara, dan Campania serta Calabria di selatan, dua wilayah termiskin di Uni Eropa. Kesibukan telah terjadi di rumah sakit-rumah sakit Italia. Banyak diantaranya telah mencapai ambang batas jumlah penerimaan pasien. Di Napoli, menurut laporan Mark Rowen dari kantor berita BBC, beberapa pasien COVID-19 harus dipindahkan ke ambulans yang diparkir di luar rumah sakit karena ruang intensif telah penuh (11/11).

Pemerintah Italia menolak melakukan pemberlakuan penguncian nasional, seperti yang mereka lakukan pada Maret lalu. Kali ini, pemerintah hanya melakukan klasifikasi tingkat keparahan dan melakukan kebijakan pembatasan secara regional. Hingga kini belum diketahui kebijakan apa yang bakal diterapkan mengingat jumlah kasus sudah melampaui satu juta dan presentase kematian akibat COVID-19 lebih tinggi daripada Amerika Serikat.

Tindakan drastis harus segera diambil oleh pemerintah Italia. Penguncian adalah salah satu solusi paling akhir, dan BBC mengatakan bahwa kemungkinan besar pemerintah Italia akan melakukan semacam penguncian parsial dengan melakukan lockdown lite. Toko, bar, restoran akan diperintahkan tutup ketika wilayah tersebut masuk dalam zona merah. Pergerakan antar wilayah juga kemungkinan akan dilarang bagi mereka yang mendapatkan status zona merah tersebut.

Baca Juga: COVID-19: Italia Capai Kematian Tertinggi dalam 6 Bulan Terakhir 

3. Dokter mendesak agar pemerintah Italia berlakukan penguncian nasional

Sejuta Lebih Terinfeksi, Italia Bakal Terapkan Lockdown RinganPara dokter di Italia desak pemerintah lakukan lockdown untuk menyelamatkan nyawa masyarakat Italia. Ilustrasi (pexels.com/Gustavo Fring)

Kali ini, rumah sakit-rumah sakit di Italia telah mencatat hampir 30.000 pasien COVID-19 telah dirawat dalam ruang-ruang perawatan. Jumlah tersebut adalah jumlah tertinggi sejak dimulainya wabah di Italia. Negara ini telah meningkatkan jumlah tempat tidur perawatan sejak gelombang pertama virus corona menyerang.

“Kita perlu melakukan penguncian umum seperti yang terjadi pada Maret dan April. Mungkin selama dua atau tiga minggu atau satu bulan”, kata Giovanni Leoni, wakil presiden federasi dokter Italia, seperti dikutip dari laman berita The Guardian (11/11). Menurut keterangan Giovanni, jumlah pasien yang masuk ke dalam perawatan intensif telah berlipat ganda setiap 10 hari. Dokter akan kewalahan merawat pasien lain jika hal itu terus terjadi dan terus meningkat.

Sekitar 18.000 tenaga kesehatan dalam satu bulan terakhir telah tercatat terinfeksi virus corona. Hal ini semakin memperburuk keadaan. Tenaga kesehatan akan semakin berkurang di beberapa wilayah.

Presiden federasi dokter umum Italia, Silvio Scotti, melansir dari The Guardian mengatakan bahwa sistem tiga tingkat yang dimiliki pemerintah yakni kuning, oranye, dan merah adalah sistem “lelucon”. Dia menyerukan agar pemerintah mengambil keputusan tegas untuk melaksanakan penguncian nasional demi menyelamatkan nyawa orang Italia.

Baca Juga: COVID-19 Semakin Parah, Italia Terapkan PSBB  

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya